OECD memangkas perkiraan pertumbuhan global dan memprediksi lonjakan inflasi yang disebabkan oleh perang di Ukraina.
Badan yang berbasis di Paris itu memperkirakan PDB global akan tumbuh tiga persen, turun dari 4,5 persen yang diperkirakan pada Desember. Sementara itu inflasi di 38 negara anggotanya akan mencapai 8,5 persen, level tertinggi sejak 1988.
"Dunia akan membayar harga yang mahal untuk perang Rusia melawan Ukraina," kata kepala ekonom OECD Laurence Boone.
Dia berkata: “Karena Rusia dan Ukraina adalah eksportir komoditas besar, perang telah membuat harga energi dan pangan melonjak, membuat hidup lebih sulit bagi banyak orang di seluruh dunia.”
Baca juga: Rangkuman Hari Ke-103 Serangan Rusia ke Ukraina, Kemunduran di Severodonetsk, Lavrov Batal ke Serbia
Ukraina tidak akan dapat mengekspor lebih dari 2 juta ton biji-bijian per bulan, sekitar sepertiga dari tingkat sebelum perang, selama rute perdagangan utamanya melalui pelabuhan Laut Hitamnya tetap diblokade oleh Rusia.
Uni Eropa pun dinilai perlu membangun gudang dan memperluas rel kereta api melintasi perbatasan Ukraina, untuk membantu Kyiv dalam upayanya memindahkan lebih banyak biji-bijian ke luar negeri kepada mereka yang membutuhkannya, kata perwakilan perdagangan negara itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.