Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jet Tempur China Cegat Pesawat Pengintai Australia, Lepaskan Potongan Aluminium

Kompas.com - 05/06/2022, 14:31 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Reuters

CANBERRA, KOMPAS.com – Sebuah jet tempur China secara berbahaya mencegat pesawat pengintai Australia di wilayah Laut China Selatan pada Mei.

Laporan itu disampaikan Kementerian Pertahanan Australia pada Minggu (5/6/2022), sebagaimana dilansir Reuters.

Kementerian Pertahanan Australia mengatakan, pesawat pengintai maritim P-8 Angkatan Udara Australia dicegat oleh jet tempur J-16 China.

Baca juga: Lanjutkan Tradisi, PM Baru Australia Anthony Albanese Kunjungi Indonesia 5-7 Juni

Pesawat Australia tersebut dicegat jet tempur China ketika melakukan aktivitas pengawasan maritim rutin di wilayah udara internasional Laut China Selatan.

“Pencegatan itu menghasilkan manuver berbahaya yang menimbulkan ancaman keselamatan bagi pesawat P-8 dan awaknya,” kata Kementerian Pertahanan Australia.

Perdana Menteri Australia Anthony Albanese mengatakan kepada wartawan di Perth bahwa pihaknya telah menyatakan keprihatinannya kepada China melalui “saluran” yang tepat.

Kedutaan China di Australia tidak segera menanggapi permintaan komentar dari Reuters.

Baca juga: Tawaran Menggiurkan Bonus Pekerjaan di Australia, Cuti Tak Terbatas hingga Dapat Asisten Pribadi

Menteri Pertahanan Australia Richard Marles mengatakan, jet tempur China itu terbang sangat dekat di depan pesawat Australia.

Jet tempur China tersebut, lanjut Marles, melepaskan ikatan yang berisi potongan-potongan kecil aluminium dan masuk ke dalam mesin pesawat Australia.

“Jelas ini sangat berbahaya,” kata Marles kepada ABC.

Sebelumnya, Australia mengikuti jejak AS dalam menyatakan bahwa klaim Beijing di sekitar pulau-pulau yang diperebutkan di Laut China Selatan tidak sesuai dengan hukum internasional.

Baca juga: Anthony Albanese PM Baru Australia, Ini Dampak Baiknya bagi Indonesia

Kementerian Pertahanan Australia menuturkan, pihaknya telah melakukan pengawasan maritim di kawasan itu.

“Melakukannya sesuai dengan hukum internasional, melaksanakan hak atas kebebasan navigasi dan penerbangan di perairan dan wilayah udara internasional,” kata Kementerian Pertahanan Australia

Hubungan antara Australia dan China mengalami ketegangan baru-baru ini karena pengaruh Beijing yang berkembang di Pasifik.

Pada Mei, sebuah kapal intelijen China terlacak di lepas pantai barat Australia dalam jarak 50 mil laut dari fasilitas pertahanan sensitif, yang digunakan oleh kapal selam Australia, AS dan sekutunya.

Pada Februari, Beijing dan Canberra saling bertikai atas insiden di mana Australia mengatakan salah satu pesawat patroli maritimnya mendeteksi laser yang diarahkan padanya dari kapal Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat China.

Baca juga: Profil Anthony Albanese PM Australia yang Baru, Pemimpin Partai Buruh

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

[POPULER GLOBAL] Spanyol Tolak Kapal Bawa 27 Ton Bahan Peledak | Pasokan Medis Tak Bisa Masuk Gaza

[POPULER GLOBAL] Spanyol Tolak Kapal Bawa 27 Ton Bahan Peledak | Pasokan Medis Tak Bisa Masuk Gaza

Global
WHO: Tak Ada Pasokan Medis Masuk ke Gaza Selama 10 Hari

WHO: Tak Ada Pasokan Medis Masuk ke Gaza Selama 10 Hari

Global
PM Slovakia Jalani Operasi Baru, Kondisinya Masih Cukup Serius

PM Slovakia Jalani Operasi Baru, Kondisinya Masih Cukup Serius

Global
Warga Sipil Israel Kembali Berulah, Truk Bantuan di Tepi Barat Dibakar

Warga Sipil Israel Kembali Berulah, Truk Bantuan di Tepi Barat Dibakar

Global
13 Negara Ini Desak Israel agar Menahan Diri dari Invasinya ke Rafah

13 Negara Ini Desak Israel agar Menahan Diri dari Invasinya ke Rafah

Global
Kera Tergemuk di Thailand Mati karena Sering Diberi Permen dan Minuman Manis

Kera Tergemuk di Thailand Mati karena Sering Diberi Permen dan Minuman Manis

Global
Israel: Kasus Genosida di Pengadilan PBB Tak Sesuai Kenyataan

Israel: Kasus Genosida di Pengadilan PBB Tak Sesuai Kenyataan

Global
Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Internasional
Korut Tembakkan Rudal Balistik Tak Dikenal, Ini Alasannya

Korut Tembakkan Rudal Balistik Tak Dikenal, Ini Alasannya

Global
Siapa 'Si Lalat' Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Siapa "Si Lalat" Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Internasional
Tekno-Nasionalisme Xi Jinping dan Dampaknya pada Industri Global

Tekno-Nasionalisme Xi Jinping dan Dampaknya pada Industri Global

Global
2 Polisi Malaysia Tewas Ditembak dan Diserang, Pelaku Disebut Terafiliasi Jemaah Islamiyah

2 Polisi Malaysia Tewas Ditembak dan Diserang, Pelaku Disebut Terafiliasi Jemaah Islamiyah

Global
AS Sebut Dermaga Terapungnya Mulai Dipakai untuk Kirim Bantuan ke Gaza

AS Sebut Dermaga Terapungnya Mulai Dipakai untuk Kirim Bantuan ke Gaza

Global
Suara Tembakan di Dekat Kedutaan Israel, Polisi Swedia Menahan Beberapa Orang

Suara Tembakan di Dekat Kedutaan Israel, Polisi Swedia Menahan Beberapa Orang

Global
Kharkiv Jadi Kota Kedua Ukraina yang Sering Diserang Drone Rusia

Kharkiv Jadi Kota Kedua Ukraina yang Sering Diserang Drone Rusia

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com