Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ukraina Kumpulkan Mayat-mayat Tentara Rusia yang Bergelimpangan, Ini yang Akan Dilakukan

Kompas.com - 25/05/2022, 08:35 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber Reuters

KYIV, KOMPAS.com - Otoritas Ukraina mengumpulkan mayat tentara Rusia yang tewas bergelimpangan di antara puing-puing bangunan di Kota Kharkiv yang sebelumnya diduduki musuh.

Ukraina kemudian menggunakan segala upaya mulai dari tes DNA hingga tato untuk memverifikasi identitas mayat-mayat tentara Rusia dengan harapan dapat ditukar dengan tawanan perang.

Dilansir dari Reuters, Rabu (25/5/2022), para sukarelawan telah membantu tentara Ukraina mengumpulkan 60 mayat di wilayah timur laut Kharkiv di mana pasukan Rusia telah mundur dalam beberapa pekan terakhir. Mereka menumpuk mayat-mayat di gerbong kereta berpendingin.

Baca juga: Nasib Tentara Rusia yang Dihukum Seumur Hidup: Di Antara Rencana Banding dan Ancaman Hukuman Balik Rusia

"Mayat (tentara Rusia) terkadang digunakan sebagai bagian dari pertukaran tahanan dan terkadang sebagai pertukaran untuk mayat Ukraina," ungkap Kapten Cabang Kerjasama Militer-Sipil, Angkatan Bersenjata Ukraina, Anton Ivannikov, yang mengoordinasikan upaya tersebut.

Menurut dia, mayat yang terkait dengan pejabat tinggi Rusia bisa sangat berharga untuk pertukaran.

"Kami sedang mengumpulkan semua dokumen, semua kartu kredit. Apa pun yang akan membantu kami mengidentifikasi mayat itu, termasuk tato dan DNA," jelas Ivannikov.

"Di masa depan ini akan memberi tahu kami prajurit mana, brigade mana yang berada di wilayah ini, untuk pertukaran lebih lanjut," tambah dia.

Baca juga: Tentara Rusia Divonis Penjara Seumur Hidup dalam Pengadilan Kejahatan Perang di Ukraina

Ivannikov menjelaskan, mayat-mayat tentara Rusia akan dikirim dengan kereta api ke Kyiv di mana tim negosiasi pertukaran berbasis.

Upaya pemulihan telah dimungkinkan karena Ukraina mendorong pasukan Rusia dari kota-kota di wilayah Kharkiv dan sebagian besar dari jangkauan artileri kota Kharkiv, kota terbesar kedua di negara itu.

Pada upaya pemulihan baru-baru ini di desa Mala Rohan, tepat di sebelah timur kota Kharkiv, para sukarelawan tampak menggunakan tali untuk menyeret mayat dua tentara Rusia dari sumur di antara rumah-rumah yang rusak parah akibat penembakan.

"Setidaknya salah satu dari keduanya diikat tangan, sebuah tanda bahwa mereka mungkin telah dihukum sebagai pembelot," kata Ivannikov.

Dua sukarelawan membungkus mayat-mayat itu dengan plastik plastik putih dan mengangkatnya ke dalam ambulans yang sudah menunggu.

Baca juga: Tentara Rusia yang Dihukum Penjara Seumur Hidup: Saya Minta Maaf Membunuh Warga Sipil

Para sukarelawan menggali mayat lain dari kuburan dangkal yang ditandai dengan papan kardus darurat yang bertuliskan "Penghuni Rusia dimakamkan di sini" dengan nama tentara dan tanggal pemakaman.

Sementara itu, mayat keempat -salah satu dari 12 yang ditemukan di desa selama tiga hari- ditarik dari ruang bawah tanah rumah seorang wanita.

"Dia ditinggalkan sendirian ketika rekan-rekannya mundur. Kemungkinan besar, dia menembak dirinya sendiri," kata Ivannikov.

Kementerian Pertahanan Rusia tidak menanggapi permintaan komentar atas tuduhan bahwa tentara Rusia mungkin ditembak karena desersi atau apakah mereka akan mempertimbangkan untuk menukar mayat dengan tawanan perang Ukraina.

Sementara militer Ukraina menemukan mayat di sekitar Kharkiv, sekitar 240 km (149 mil) ke tenggara, pasukannya bertahan melawan serangan intens di wilayah Donbass di Ukraina Timur.

Moskwa menyebut tindakannya di Ukraina sebagai "operasi khusus" untuk melucuti senjata tetangganya.

Di sisi lain, Ukraina mengatakan tidak pernah mengancam Rusia dengan cara apa pun dan mengatakan serangan itu benar-benar tidak beralasan.

Baca juga: Lewat Sidang Kejahatan Perang, Tentara Rusia Minta Maaf kepada Janda Ukraina

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Global
Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Global
Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun 'Menampakkan Diri'

Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun "Menampakkan Diri"

Global
Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Global
Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Internasional
Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Global
Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Internasional
Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Global
Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Internasional
Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Global
Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Global
Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Global
Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Global
Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com