Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anthony Albanese PM Baru Australia, Ini Dampak Baiknya bagi Indonesia

Kompas.com - 24/05/2022, 07:32 WIB
BBC News Indonesia,
Aditya Jaya Iswara

Tim Redaksi

CANBERRA, KOMPAS.com - Anthony Albanese dilantik sebagai pemimpin baru Australia pada Senin (23/5/2022), usai mengalahkan pemerintah konservatif pimpinan Scott Morrison dalam pemilu pekan lalu.

Ini adalah kemenangan pertama bagi Partai Buruh di Australia selama hampir satu dekade--dengan memenangkan 72 kursi di majelis rendah di tengah penghitungan yang terus berlangsung guna mendapat 76 kursi agar bisa membentuk parlemen mayoritas.

"Saya ingin menyatukan warga Australia. Saya ingin mencari tujuan bersama kita dan mempromosikan persatuan dan optimisme, bukan ketakutan dan perpecahan," katanya dalam pidato kemenangan pada Sabtu malam (21/5/2022).

Baca juga: Sebelum Menang Pemilu Australia, Anthony Albanese Sebut Indonesia Calon Negara Adidaya, Janji Kunjungi Jakarta

Ketika Scott Morrison menggambarkan dirinya sebagai "buldoser", Albanese bersumpah untuk menjadi "pembangun". Politisi veteran Australia itu menjanjikan pemilih "perubahan yang aman".

Usai dilantik sebagai perdana menteri, Albanese langsung terbang ke Tokyo, Jepang, untuk menghadiri pertemuan kunci kelompok keamanan negara-negara Quad--yang juga dianggotai AS, India, dan Jepang.

Kelompok Quad dipandang memiliki tujuan untuk melawan pengaruh China yang berkembang di kawasan Indo-Pasifik.

Siapakah Albo?

Anthony Albanese, delegasi buruh muda Australia di Hobart, 9 Juli 1986.GETTY IMAGES via BBC INDONESIA Anthony Albanese, delegasi buruh muda Australia di Hobart, 9 Juli 1986.
Albanese mendapat reputasi sebagai pejuang sistem kesehatan gratis Australia, advokat komunitas LGBT, hingga penggemar berat liga rugby.

Pria berusia 59 tahun itu--kerap dipanggil Albo--dibesarkan di perumahan subsidi oleh seorang ibu tunggal yang menerima pensiun disabilitas. Dia sering menyebut, pola asuh dan masa kembang ini menjadi dasar keyakinan pemikirannya yang progresif.

"Ini membuktikan banyak hal tentang negara kita yang hebat, bahwa seorang putra dari ibu tunggal yang merupakan pensiunan disabilitas, yang tumbuh di perumahan umum... dapat berdiri di hadapan Anda malam ini sebagai Perdana Menteri Australia," kata Albo.

"Saya ingin Australia terus menjadi negara yang, tak masalah di mana Anda tinggal, siapa yang Anda sembah, siapa yang Anda cintai atau apa nama belakang Anda, tempat ini tidak membatasi perjalanan hidup Anda. Saya berharap perjalanan hidup saya menginspirasi orang Australia untuk meraih bintang," katanya dalam pidato kemenangan.

Albanese mengatakan, ibunya, Maryanne Ellery adalah sosok yang penuh tekad untuk menyekolahkannya hingga ke universitas dan mendapatkan kesempatan yang baik.

 Baca juga: Profil Anthony Albanese PM Australia yang Baru, Pemimpin Partai Buruh

Apa dampaknya bagi Indonesia?

Presiden Indonesia Joko Widodo (tengah kiri) bertemu dengan Anthony Albanese (tengah kanan) saat masih jadi pemimpin oposisi Australia dari Partai Buruh selama pertemuan mereka di Gedung Parlemen di Canberra pada 10 Februari 2020.AFP/GETTY IMAGES via BBC INDONESIA Presiden Indonesia Joko Widodo (tengah kiri) bertemu dengan Anthony Albanese (tengah kanan) saat masih jadi pemimpin oposisi Australia dari Partai Buruh selama pertemuan mereka di Gedung Parlemen di Canberra pada 10 Februari 2020.
Ketua Pusat Studi Australia, Universitas Nasional (CFAS), Harry Darmawan mengatakan, kemenangan Albanese dari Partai Buruh akan membawa optimisme buat Indonesia baik dalam hubungannya dengan Australia hingga stabilitas kawasan Asia Tenggara.

"Kemenangan (Albanese) ini adalah optimisme dari sisi Indonesia. Untuk menjadikan hubungan yang baik dari segala macam sisi, apalagi dari sisi keamanan," kata Harry.

Analisis itu, kata Harry tidak luput dipengaruhi oleh faktor sejarah, yaitu hubungan mesra kedua negara ketika Australia dipimpin Partai Buruh, yang dimulai saat Australia mendukung kemerdekaan Indonesia.

Kemudian, di masa Orde Baru, Soeharto memiliki kedekatan yang erat dengan PM Bob Hawke dan Paul Keating, lalu Susilo Bambang Yudhoyono dengan Kevin Rudd dan Julia Gillard.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com