"Sebenarnya 8.600 kasus hanya tentang kejahatan perang, dan lebih dari 4.000 kasus terkait dengan kejahatan perang," kata Venediktova.
Sekjen PBB Antonio Guterres mengatakan bahwa Dewan Keamanan gagal melangkah cukup jauh dalam upayanya untuk "mencegah dan mengakhiri" perang Rusia di Ukraina.
"Biar saya perjelas: Dewan Keamanan gagal melakukan segala daya untuk mencegah dan mengakhiri perang ini. Dan ini adalah sumber kekecewaan, frustrasi, dan kemarahan besar," kata dia pada konferensi pers bersama dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, selama kunjungannya ke Kyiv.
Dia berbicara setelah mengunjungi Bucha dan dua kota lain di mana pasukan Rusia dituduh membantai warga sipil, pada kunjungan pertamanya ke Ukraina sejak Rusia menginvasi.
Serangan Rusia menghantam Kyiv saat Sekjen PBB Guterres berkunjung. Ini merupakan pengeboman pertama di ibu kota Ukraina sejak pertengahan April, kata kantor presiden dan koresponden AFP.
"Serangan rudal di pusat kota Kyiv selama kunjungan resmi @antonioguterres," tweet kantor Zelensky, dengan koresponden AFP mendengar ledakan dan melihat asap dan api datang dari daerah tersebut.
Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba mengutuk serangan itu sebagai "tindakan barbarisme keji".
Kremlin mengatakan bahwa pengiriman senjata Barat ke Ukraina merupakan ancaman bagi keamanan Eropa.
"Kecenderungan untuk memompa senjata, termasuk senjata berat ke Ukraina, ini adalah tindakan yang mengancam keamanan benua, memprovokasi ketidakstabilan," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada wartawan, Kamis.
Dia bereaksi terhadap komentar Menteri Luar Negeri Inggris Liz Truss, yang meminta sekutu Kyiv untuk mengirim lebih banyak tank dan senjata berat lainnya ke Ukraina.
Sementara itu, parlemen Jerman mendukung pemberian senjata berat kepada Ukraina, menandai pergeseran dari pendekatan yang sebelumnya hati-hati ke Rusia.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pasukannya telah menghancurkan tujuh depot bahan bakar dan amunisi Ukraina dengan "rudal presisi tinggi".
Kementerian Luar Negeri Inggris mengonfirmasi bahwa seorang warga negara Inggris telah tewas di Ukraina dan satu lagi hilang.
Media Inggris melaporkan bahwa pasangan itu mungkin berperang melawan pasukan Rusia.
Beberapa warga negara Inggris dan ganda Inggris-Ukraina diketahui telah menjadi sukarelawan di pihak Ukraina.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.