Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demi Covid-19 Turun, Shanghai Perketat Aturan Penguncian Tanpa Ampun

Kompas.com - 22/04/2022, 14:30 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Reuters

BEIJING, KOMPAS.com - Pihak berwenang Shanghai semakin gencar melawan Covid-19.

Pada Jumat (22/4/2022), mereka meluncurkan putaran baru pengujian di seluruh kota.

Otoritas setempat juga memperingatkan penduduk bahwa penguncian tiga minggu mereka hanya akan dicabut secara bertahap setelah penularan diberantas.

Baca juga: Otoritas Shanghai Kirim Paksa Lansia ke Kamp Covid-19, Picu Kemarahan Publik

Pemerintah Shanghai mengatakan di akun WeChat resminya, epidemi kota itu menunjukkan "tren positif".

Kehidupan di kota itu dapat segera kembali normal selama orang-orang mematuhi aturan ketat untuk mengekang penyebaran Covid-19.

Sementara beberapa distrik Shanghai memperketat pembatasan pergerakan, pejabat di lingkungan yang memenuhi kriteria bagi orang untuk meninggalkan rumah, masih mencegah warga melakukannya.

Hal ini lantas memicu kemarahan dan frustrasi di antara penduduk yang telah mengalami penguncian selama berminggu-minggu.

Baca juga: POPULER GLOBAL: Mi Instan Nyaris Rp 1 Juta Per Kardus di Shanghai | Israel dan Hamas Saling Serang di Jalur Gaza

“Tujuan kami adalah untuk mencapai komunitas zero-Covid-19 sesegera mungkin,” kata pemerintah.

"Ini adalah indikasi penting bahwa kita memenangkan pertempuran besar dan keras ini melawan epidemi, sehingga kita dapat memulihkan produksi normal dan tatanan kehidupan," tambahnya.

Shanghai mengunci hampir semua 25 juta penduduknya di rumah mereka pada awal April setelah infeksi mulai melonjak.

Warga menghadapi kehilangan pendapatan, kesulitan mendapatkan makanan, perpisahan keluarga, dan kondisi karantina yang buruk.

Frustrasi akibat penegakan kaku dan pembatasan kejam telah mencapai titik baru minggu ini.

Baca juga: Shanghai Lockdown, Harga Mi Instan Nyaris Rp 1 Juta Per Kardus

Kamis (21/4/2022) malam, Shanghai mengumumkan babak baru tindakan "sembilan besar", termasuk pengujian harian di seluruh kota mulai Jumat.

Pemerintah juga mempercepat pengiriman ke pusat karantina, meminimalkan pergerakan orang, dan memastikan penegakan aturan.

Pusat keuangan China melaporkan 15.698 kasus virus corona tanpa gejala lokal baru, turun dari 15.861 sehari sebelumnya.

Kasus bergejala baru mencapai 1.931, turun dari 2.634.

Baca juga: Warga Negara AS Dihukum Mati di China karena Bunuh Pacarnya

Ada 250 kasus baru di luar area karantina, turun dari 441 kasus sehari sebelumnya.

Ada fokus khusus pada kasus-kasus di luar area karantina karena itu bisa menjadi tempat pertama di mana pembatasan dilonggarkan, jika Shanghai mengikuti pola kota-kota lain yang telah dikunci.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Misteri Area 51: Konspirasi dan Fakta di Balik Pangkalan Militer Tersembunyi AS

Misteri Area 51: Konspirasi dan Fakta di Balik Pangkalan Militer Tersembunyi AS

Global
Kepala Politik Hamas Ucap Duka Mendalam pada Pemimpin Tertinggi Iran

Kepala Politik Hamas Ucap Duka Mendalam pada Pemimpin Tertinggi Iran

Global
Panas Ekstrem 47,4 Derajat Celcius, India Liburkan Sekolah Lebih Awal

Panas Ekstrem 47,4 Derajat Celcius, India Liburkan Sekolah Lebih Awal

Global
Israel Batal Sita Kamera Associated Press Setelah Panen Kecaman

Israel Batal Sita Kamera Associated Press Setelah Panen Kecaman

Global
Hari Ini, Irlandia dan Norwegia Akan Mengakui Negara Palestina Secara Resmi

Hari Ini, Irlandia dan Norwegia Akan Mengakui Negara Palestina Secara Resmi

Global
Pecah Rekor Lagi, Pendaki Nepal Kami Rita Sherpa Capai Puncak Everest 30 Kali

Pecah Rekor Lagi, Pendaki Nepal Kami Rita Sherpa Capai Puncak Everest 30 Kali

Global
Presiden Iran Meninggal, Puluhan Ribu Orang Hadiri Pemakaman Ebrahim Raisi

Presiden Iran Meninggal, Puluhan Ribu Orang Hadiri Pemakaman Ebrahim Raisi

Global
Rangkuman Hari Ke-818 Serangan Rusia ke Ukraina: 3.000 Napi Ukraina Ingin Gabung Militer | 14.000 Orang Mengungsi dari Kharkiv 

Rangkuman Hari Ke-818 Serangan Rusia ke Ukraina: 3.000 Napi Ukraina Ingin Gabung Militer | 14.000 Orang Mengungsi dari Kharkiv 

Global
Belum Cukup Umur, Remaja 17 Tahun di India Pilih Partai PM Modi 8 Kali di Pemilu

Belum Cukup Umur, Remaja 17 Tahun di India Pilih Partai PM Modi 8 Kali di Pemilu

Global
Menlu AS Tuding ICC Hambat Gencatan Senjata Perang Israel-Hamas

Menlu AS Tuding ICC Hambat Gencatan Senjata Perang Israel-Hamas

Global
Menteri Keamanan To Lam Resmi Terpilih Jadi Presiden Vietnam

Menteri Keamanan To Lam Resmi Terpilih Jadi Presiden Vietnam

Global
Anggota Kabinet Perang Israel Ron Dermer Sebut Tak Ada Kelaparan di Gaza, Kok Bisa? 

Anggota Kabinet Perang Israel Ron Dermer Sebut Tak Ada Kelaparan di Gaza, Kok Bisa? 

Global
Amelia Earhart, Perempuan Pertama yang Melintasi Atlantik

Amelia Earhart, Perempuan Pertama yang Melintasi Atlantik

Internasional
6 Fakta soal Helikopter Presiden Iran, Termasuk Buatan AS dan Sudah Usang

6 Fakta soal Helikopter Presiden Iran, Termasuk Buatan AS dan Sudah Usang

Global
Rusia Umumkan Mulai Latihan Peluncuran Senjata Nuklir Taktis

Rusia Umumkan Mulai Latihan Peluncuran Senjata Nuklir Taktis

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com