Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Satu-satunya Gletser Tropis "Kebanggaan" Indonesia Bisa Punah pada 2025

Kompas.com - 22/04/2022, 13:31 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Berdasarkan kematangan tanah dan pola sebaran vegetasi di sekitar gletser, disimpulkan bahwa luas gletser sekitar 19 km persegi pada tahun 1850.

Citra satelit kemudian menunjukkan bahwa area gletser turun menjadi hanya 2 km persegi pada tahun 2002.

Baca juga: Angkatan Darat AS Sadar Bahaya Pemanasan Global, Keluarkan Strategi Perubahan Iklim

Pada 2018, luasnya hanya 0,46 km persegi. Tahun lalu, itu 0,27 km persegi. Ini berarti bahwa pencairan telah dipercepat dari waktu ke waktu, kata dia.

Untuk mempelajari lebih lanjut tentang gletser, Permana dan rekan-rekannya mengekstrak inti es darinya pada tahun 2010 dengan mengebor 32 m ke batuan dasar. Inti es kemudian diambil untuk diperiksa.

Tim juga memasang pipa polivinil klorida (PVC) untuk mengukur seberapa banyak gletser yang mencair dengan melihat ketebalannya.

Pada 2015, mereka menemukan bahwa pipa itu terbuka sejauh 5m.

“Ini berarti kedalaman 1 m hilang per tahun,” kata Permana.

Mereka juga mencatat bahwa pada tahun 2016 ketika El Nino menyebabkan cuaca yang lebih kering dan lebih hangat di Indonesia, pencairannya semakin cepat.

“Dari 2015 hingga 2016, hanya dalam satu tahun, kami kehilangan kedalaman 5 meter,” tambahnya.

Baca juga: Pemanasan Global Sebabkan Tanaman Mekar Lebih Awal, Apa Dampaknya?

Dia mengatakan bahwa dari 2016 hingga 2021, kedalaman 12,5 m lebih lanjut telah hilang.

“Dari angka-angka itu, kita dapat menyimpulkan bahwa ada percepatan (mencair),” katanya.

Permana menerangkan, hal ini diperkirakan bisa terjadi karena ketika gletser mencair, area di sekitarnya menjadi lebih besar, menyerap lebih banyak radiasi matahari.

Gletser padahal penting karena merupakan indikator iklim bumi dan bagaimana perubahannya.

Mencairnya lapisan es ini juga merupakan indikator yang jelas dari pemanasan global.

Dari inti es yang diekstraksi oleh Permana dan rekan-rekannya, mereka mencatat deposit tritium, yang merupakan indikasi uji coba nuklir yang dilakukan Uni Soviet dan China pada 1960-an.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kapal AL Italia Tembak Drone di Laut Merah, Diduga Milik Houthi

Kapal AL Italia Tembak Drone di Laut Merah, Diduga Milik Houthi

Global
Rusia Jatuhkan 6 Rudal ATACMS Buatan AS yang Diluncurkan Ukraina

Rusia Jatuhkan 6 Rudal ATACMS Buatan AS yang Diluncurkan Ukraina

Global
Rusia Terus Serang Kharkiv Ukraina, Warga Semakin Tertekan dan Gelisah

Rusia Terus Serang Kharkiv Ukraina, Warga Semakin Tertekan dan Gelisah

Global
Universitas Columbia AS Mulai Jatuhkan Skors ke Mahasiswa Pedemo Pro-Palestina

Universitas Columbia AS Mulai Jatuhkan Skors ke Mahasiswa Pedemo Pro-Palestina

Global
Netanyahu: Israel Akan Serang Rafah dengan atau Tanpa Gencatan Senjata

Netanyahu: Israel Akan Serang Rafah dengan atau Tanpa Gencatan Senjata

Global
Peringati 75 Tahun Hubungan Bilateral, AS-Indonesia Luncurkan Kunjungan Kampus dan Kontes Fotografi

Peringati 75 Tahun Hubungan Bilateral, AS-Indonesia Luncurkan Kunjungan Kampus dan Kontes Fotografi

Global
Menlu Inggris: Hamas Ditawari Gencatan Senjata 40 Hari

Menlu Inggris: Hamas Ditawari Gencatan Senjata 40 Hari

Global
Mengapa Angka Kelahiran di Korea Selatan Terus Menurun?

Mengapa Angka Kelahiran di Korea Selatan Terus Menurun?

Internasional
Restoran Ini Buat Tantangan Santap Sayap Ayam Super Pedas, Peserta Wajib Teken Surat Pernyataan

Restoran Ini Buat Tantangan Santap Sayap Ayam Super Pedas, Peserta Wajib Teken Surat Pernyataan

Global
Kesaksian Perempuan yang Disandera 54 Hari di Gaza: Bunuh Saja Saya Secepatnya

Kesaksian Perempuan yang Disandera 54 Hari di Gaza: Bunuh Saja Saya Secepatnya

Internasional
India Tangguhkan Lisensi Belasan Produk Obat Tradisional dari Guru Yoga Populer

India Tangguhkan Lisensi Belasan Produk Obat Tradisional dari Guru Yoga Populer

Global
Perlakuan Taliban pada Perempuan Jadi Sorotan Pertemuan HAM PBB

Perlakuan Taliban pada Perempuan Jadi Sorotan Pertemuan HAM PBB

Global
Rudal Hwasong-11 Korea Utara Dilaporkan Mendarat di Kharkiv Ukraina

Rudal Hwasong-11 Korea Utara Dilaporkan Mendarat di Kharkiv Ukraina

Global
Blinken Desak Hamas Terima Kesepakatan Gencatan Senjata Israel

Blinken Desak Hamas Terima Kesepakatan Gencatan Senjata Israel

Global
Status Mahasiswa Pro-Palestina di Universitas Columbia Terancam Ditangguhkan

Status Mahasiswa Pro-Palestina di Universitas Columbia Terancam Ditangguhkan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com