Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Satu-satunya Gletser Tropis "Kebanggaan" Indonesia Bisa Punah pada 2025

Kompas.com - 22/04/2022, 13:31 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

“Tes menciptakan tritium. Komposisi ini tercatat di semua gletser di dunia,” kata Permana.

Secara umum, ketika gletser mencair, mereka juga berkontribusi pada kenaikan permukaan laut, tambahnya.

“Mungkin kontribusi gletser (Indonesia) ini tidak begitu signifikan karena wilayah awalnya tidak begitu besar dibandingkan dengan yang ada di Amerika Selatan atau Greenland… Tapi hewan dan pepohonan di sekitar wilayah Papua bisa terkena dampak pencairan, meski sayangnya ada belum ada penelitian tentang ini”.

Permana juga mengungkapkan bahwa ada suku asli yang tinggal di sekitar daerah tersebut yang memuja gletser. Namun, sejauh ini belum ada penelitian yang diketahui tentang kelompok ini dan bagaimana pengaruhnya jika gletser menghilang.

Baca juga: Pemanasan Global Sebabkan Semakin Banyak Badai di Atlantik Utara

“Kebanggaan kita akan berkurang”

Selain Permana, peneliti lain yang juga meneliti gletser adalah Yohanes Kaize.

Dia adalah kepala ilmuwan PT Freeport Indonesia, sebuah perusahaan pertambangan emas dan tembaga.

Tambang Grasberg, yang menyimpan salah satu cadangan tembaga dan emas terbesar di dunia, hanya berjarak beberapa kilometer dari Puncak Jaya.

"Pada hari-hari ketika cuaca cerah, gletser terlihat dari Grasberg," kata Kaize.

Dia telah mengunjungi gletser beberapa kali dalam tujuh tahun terakhir untuk memeriksa kualitas udara dan air di daerah itu serta curah hujan.

Kaize juga memantau gletser dari udara dan memotretnya.

Baca juga: KTT G20 di Italia Sukses, Sepakat Atasi Pemanasan Global

“Area gletser telah berkurang secara signifikan. Sangat menyedihkan,” kata Kaize.

“Sebelumnya, ada juga gletser yang lebih kecil di sana tetapi sekarang sudah hilang,” jelas dia.

Kaize memperingatkan, es yang mencair akan mengalir ke anak sungai dan danau di dekat puncak dan mungkin akan berdampak pada sungai di sana.

Akhirnya, ini dapat memengaruhi laut Arafura antara Australia utara dan pantai selatan New Guinea. Tapi, dia yakin dampaknya mungkin tidak terlalu signifikan.

“Volume (air) sungai atau danau mungkin akan meningkat tetapi mungkin tidak terlalu banyak,” katanya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

AS Disebut Akan Turunkan Ganja ke Golongan Obat Berisiko Rendah

AS Disebut Akan Turunkan Ganja ke Golongan Obat Berisiko Rendah

Global
Trump Didenda Rp 146 Juta dan Diancam Dipenjara karena Langgar Perintah Pembungkaman dalam Kasus Uang Tutup Mulut

Trump Didenda Rp 146 Juta dan Diancam Dipenjara karena Langgar Perintah Pembungkaman dalam Kasus Uang Tutup Mulut

Global
[POPULER GLOBAL] Rudal Korea Utara di Ukraina | Mahasiswa New York Rela Diskors demi Bela Palestina

[POPULER GLOBAL] Rudal Korea Utara di Ukraina | Mahasiswa New York Rela Diskors demi Bela Palestina

Global
Kapal AL Italia Tembak Drone di Laut Merah, Diduga Milik Houthi

Kapal AL Italia Tembak Drone di Laut Merah, Diduga Milik Houthi

Global
Rusia Jatuhkan 6 Rudal ATACMS Buatan AS yang Diluncurkan Ukraina

Rusia Jatuhkan 6 Rudal ATACMS Buatan AS yang Diluncurkan Ukraina

Global
Rusia Terus Serang Kharkiv Ukraina, Warga Semakin Tertekan dan Gelisah

Rusia Terus Serang Kharkiv Ukraina, Warga Semakin Tertekan dan Gelisah

Global
Universitas Columbia AS Mulai Jatuhkan Skors ke Mahasiswa Pedemo Pro-Palestina

Universitas Columbia AS Mulai Jatuhkan Skors ke Mahasiswa Pedemo Pro-Palestina

Global
Netanyahu: Israel Akan Serang Rafah dengan atau Tanpa Gencatan Senjata

Netanyahu: Israel Akan Serang Rafah dengan atau Tanpa Gencatan Senjata

Global
Peringati 75 Tahun Hubungan Bilateral, AS-Indonesia Luncurkan Kunjungan Kampus dan Kontes Fotografi

Peringati 75 Tahun Hubungan Bilateral, AS-Indonesia Luncurkan Kunjungan Kampus dan Kontes Fotografi

Global
Menlu Inggris: Hamas Ditawari Gencatan Senjata 40 Hari

Menlu Inggris: Hamas Ditawari Gencatan Senjata 40 Hari

Global
Mengapa Angka Kelahiran di Korea Selatan Terus Menurun?

Mengapa Angka Kelahiran di Korea Selatan Terus Menurun?

Internasional
Restoran Ini Buat Tantangan Santap Sayap Ayam Super Pedas, Peserta Wajib Teken Surat Pernyataan

Restoran Ini Buat Tantangan Santap Sayap Ayam Super Pedas, Peserta Wajib Teken Surat Pernyataan

Global
Kesaksian Perempuan yang Disandera 54 Hari di Gaza: Bunuh Saja Saya Secepatnya

Kesaksian Perempuan yang Disandera 54 Hari di Gaza: Bunuh Saja Saya Secepatnya

Internasional
India Tangguhkan Lisensi Belasan Produk Obat Tradisional dari Guru Yoga Populer

India Tangguhkan Lisensi Belasan Produk Obat Tradisional dari Guru Yoga Populer

Global
Perlakuan Taliban pada Perempuan Jadi Sorotan Pertemuan HAM PBB

Perlakuan Taliban pada Perempuan Jadi Sorotan Pertemuan HAM PBB

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com