Dia juga mencatat bahwa ada beberapa suku yang tinggal di dekatnya, meskipun dia tidak yakin yang mana yang memuja gletser.
Namun demikian, sebagai orang asli Papua sendiri, Kaize menyatakan, “Kami orang Papua percaya bahwa alam dan manusia saling berhubungan. Itu sebabnya kami juga menyebutnya Ibu Pertiwi".
Baca juga: AS Sentil Indonesia dan Negara Lain Serius Atasi Pemanasan Global
“Jadi mereka mungkin memiliki cerita lokal tentang gletser. Jika gletser hilang, kisah itu juga akan hilang,” ungkap dia.
Dia memperkirakan semua gletser di Puncak Jaya akan hilang pada 2030.
“Sebagai orang Papua sendiri, satu-satunya gletser di kawasan Oseania, satu-satunya di Indonesia, saya bisa bilang kami bangga akan hal ini. Tetapi ketika itu hilang, harga diri kami juga akan berkurang,” katanya kepada CNA.
“Jadi, sekarang kita harus bersama-sama menyelamatkan Bumi. Bahkan hal-hal sederhana seperti menanam pohon dan tidak membuang sampah sembarangan. Mudah-mudahan, kita masih bisa mengagumi gletser sampai akhir,” ajak Kaize.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.