Hal itu didasarkan sikap terbaru AS dan sekutunya yang menganggap Rusia melakukan kejahatan perang dalam invasinya ke Ukraina.
"Saya tidak melihat bahwa Barat akan memaafkan itu hanya karena dilobi oleh Indonesia. Kecil sekali kemungkinannya (keberhasilan lobi) itu," tambahnya.
Di sisi lain, menurut Aleksius, Rusia melalui sosok Vladimir Putin dianggapnya tidak akan menyerah begitu saja di hadapan Barat.
Baca juga: China Pertegas Komitmen Sukseskan KTT G20 Indonesia
Dalam kondisi seperti itu, Indonesia disebutnya menghadapi tantangan diplomatik yang sangat sulit.
"Sulit menemukan kompromi tanpa memenuhi harapan dari dunia Barat bahwa seseorang (Putin) harus bertanggungjawab atas apa yang terjadi di Ukraina," kata Aleksius.
Dihadapkan kenyataan seperti itu, dia mendorong Pemerintah Indonesia untuk tetap bersikap netral.
"Indonesia itu harus mempertahankan itu (netralitas), karena kredibitas Indonesia ada di situ," kata Aleksius.
Dia juga meminta pertemuan G20 tidak perlu ditunda, walaupun nantinya diboikot negara-negara Barat.
Baca juga: Uni Eropa Tegaskan Komitmen Dukung Kesuksesan Presidensi G20 Indonesia
"Saya berharap Indonesia mempertahankan dignity-nya, dengan sikap netralnya, dengan membawa suara bahwa 'saya bertindak sebagai presiden G20," ujarnya.
Aleksius mengakui, tanpa dihadiri negara-negara Barat, pertemuan G20 akan menjadi "cacat" dan "tidak sesuai harapan".
Namun demikian, dia menekankan, Indonesia harus tetap menggelar G20 dengan segala kenyataan seperti itu.
"Apa boleh buat, karena Indonesia harus menjalankan tugasnya sebagai pemimpin, kalau upaya mendekati mereka tidak berhasil, ya, Indonesia harus bergerak dengan negara-negara yang ada," papar Aleksius.
Sejauh ini, Moskwa mengisyaratkan Presiden Putin akan hadir di Bali.
Sementara itu, diplomat China dikutip mengatakan, tidak ada kekuatan yang bisa membubarkan G20.
Jika tidak ada jalan tengah, sejumlah pihak mengatakan, KTT G20 besar kemungkinan untuk pertama kalinya tidak menghasilkan deklarasi bersama.
Baca juga: Rusia Tidak Masalah jika Dicoret dari KTT G20 Indonesia, tapi Peringatkan Hal Ini
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.