KOMPAS.com - Lonjakan kasus Covid-19 baru-baru ini di seluruh dunia telah menimbulkan pertanyaan dan kekhawatiran tentang satu subvarian tertentu dari virus, yakni BA.2
BA.2, bersama dengan varian saudaranya BA.1 dan BA.3, semuanya adalah versi berbeda dari galur omicron.
BA.1, varian paling umum dari tiga varian setelah omicron, pertama kali ditemukan pada bulan November 2021 dan secara efektif menjadi satu-satunya penyebab lonjakan besar kasus virus corona di seluruh dunia pada bulan Desember 2021 hingga Januari 2022.
Baca juga: Subvarian BA.2 Sekarang Dominan Secara Global, Kembali Picu Lonjakan Kasus di Eropa dan Asia
Meskipun BA.1 mendominasi infeksi baru pada akhir tahun lalu, BA.2 terus menjadi lebih umum seiring dengan perkembangan tahun 2022.
Dilansir The Hill, inilah yang perlu Anda ketahui tentang BA.2.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) menyebut subvarian BA.2 sebagai strain dominan di AS.
Badan itu mengatakan strain baru menyumbang 54,9 persen dari kasus virus corona baru untuk pekan yang berakhir 26 Maret, melonjak dari 27 persen dua minggu sebelumnya.
Subvarian dapat menyebabkan lonjakan kasus setelah berminggu-minggu penurunan jumlah yang konsisten di AS, tetapi tidak jelas seberapa terlihat peningkatannya.
Baca juga: Israel Temukan Varian Baru Covid-19, Gabungan Omicron BA.1 dan BA.2
Subvarian BA.2 diperkirakan sekitar 30 persen lebih mudah menular daripada strain BA.1 omicron asli, yang sudah lebih menular daripada bentuk virus sebelumnya.
Para ilmuwan percaya bahwa bagian dari tingkat penularan BA.2 yang tinggi disebabkan oleh mutasi uniknya.
BA.2 memiliki delapan mutasi yang tidak ditemukan di BA.1, menurut New England Journal of Medicine.
BA.2 mendapat julukan "varian siluman" karena para ilmuwan mengalami kesulitan melacak subvarian dibandingkan dengan strain lain.
Gen yang hilang di BA.1 berarti dapat dilacak melalui tes PCR biasa, sedangkan BA.2 hanya dapat diidentifikasi melalui sekuensing genom.
Hal yang sama juga terjadi pada BA.3, yang meningkat di berbagai tempat tetapi dengan laju yang relatif rendah.
Terlepas dari tingkat penularan subvarian yang tinggi, bukti sejauh ini menunjukkan bahwa BA.2 tidak menyebabkan penyakit parah.
Para ahli juga mengklaim tidak ada bukti bahwa BA.2 menembus perlindungan dari vaksin Covid-19 ke tingkat yang signifikan.
Ini sangat berbeda dari varian omicron asli, yang kemampuannya menembus perlindungan vaksin menyebabkan infeksi "terobosan" menjadi lebih umum terjadi.
Subvarian yang dapat menular telah menyebabkan lonjakan kasus Covid-19 di seluruh dunia, dengan WHO mengatakan minggu lalu bahwa BA.2 adalah varian dominan di seluruh dunia.
Organisasi itu juga mengatakan bahwa BA.2 membuat sekitar 85,9 persen kasus secara global pada bulan lalu.
Baca juga: Biaya Perang Rusia di Ukraina Rp 285 Triliun, Moskwa Bisa Kehabisan Uang
Tren ini terutama terjadi di Asia Tenggara, diikuti oleh kawasan Mediterania Timur, Afrika, Pasifik Barat, dan Eropa, kata WHO.
Peningkatan kasus di Eropa akibat BA.2 yang sangat memukul Jerman dan Inggris Raya juga didorong oleh pelonggaran langkah-langkah keamanan virus corona di seluruh benua.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.