Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rusia Terancam Tak Bisa Bayar Utang dalam Mata Uang Asing, Apa Dampaknya Bagi Dunia?

Kompas.com - 21/03/2022, 22:31 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

MOSKWA, KOMPAS.com - Pekan lalu, Rusia membayar bunga dari sebagian utang luar negeri dalam bentuk dolar Amerika Serikat (AS). Tapi ada kemungkinan mereka tidak bisa lagi membayar utangnya dan ini menunjukkan dampak dari sanksi internasional.

Menurut laporan, Rusia sudah membayar bunga sebanyak 158 juta dollar AS, lebih dari Rp 1,5 triliun kepada para investor di AS lewat dua lembaga keuangan JP Morgan dan Citibank.

Namun, dalam waktu dua pekan mendatang adalah masa tenggang pembayaran utang, yang jumlahnya lima kali lebih besar, sehingga menimbulkan kekhawatiran Rusia akan mengemplang kewajiban tersebut karena langkanya persediaan mata uang dolar AS.

Baca juga: Kremlin: Embargo Minyak Rusia akan Memukul Eropa, Bukan AS

Pada 2015, dunia keuangan internasional pernah melihat hal yang serupa saat Yunani gagal membayar utang sebesar 2,4 miliar dollar AS kepada lembaga Dana Moneter Internasional (IMF).

Yunani bukanlah negara besar pengekspor komoditas, bukan juga negara adikuasa dalam hal militer. Tapi apa yang terjadi di Yunani ketika itu sudah memengaruhi pasar keuangan internasional.

Terkait Rusia, para pengamat mengatakan dampak kemungkinan Rusia tidak bisa membayar utangnya akan lebih dirasakan oleh negara dan warga Rusia sendiri.

Kemungkinan Rusia tidak bisa membayar utang semakin besar karena aset mereka luar negeri sudah dibekukan dan juga tidak lagi jadi bagian dari sistem keuangan internasional.

AS masih mengizinkan dana dari Rusia dikirim ke luar untuk membayar utang, namun aliran dana masuk ke dalam negara Rusia dibatasi.

Ini menjadi masalah besar bagi Presiden Rusia Vladimir Putin.

Baca juga: Rusia Tembakkan Rudal Hipersonik ke Ukraina, Diduga Ada Motif Tersembunyi

Keputusan Yeltsin menaikkan pamor Putin

Boris Yeltsin akhirnya mundur ketika Rusia tidak bisa membayar utang luar negerinya di tahun 1998.ABC INDONESIA Boris Yeltsin akhirnya mundur ketika Rusia tidak bisa membayar utang luar negerinya di tahun 1998.

Terakhir kalinya Rusia tidak bisa membayar kewajiban utangnya adalah pada 1998, yang menciptakan kritis politik di dalam negeri dan kesengsaraan bagi warganya.

Disebabkan karena tingginya biaya untuk perang di Chechnya dan turunnya pendapatan dari penjualan minyak, perekonomian Rusia saat itu mengalami kesulitan parah.

Inflasi mencapai angka 84 persen sehingga menimbulkan banyak pembangkangan, protes dan pemogokan, diperburuk dengan buruknya panen gandum di dalam negeri hingga terjadi kekurangan pangan.

Masalah ini mengakhiri kekuasaan Boris Yeltsin dan membuka jalan untuk naiknya Vladimir Putin.

Putin berusaha keras memastikan bahwa negaranya tidak akan lagi mengemis bantuan makanan dari dunia internasional.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com