Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Negara-negara Eropa Tak Sepenuhnya Dukung Sanksi AS atas Rusia

Kompas.com - 21/03/2022, 14:45 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

Penulis: VOA Indonesia

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Sebagian ekspor ke Rusia yang dilarang akibat penerapan sanksi Amerika, ditanggapi dengan keengganan oleh negara-negara Eropa.

Pada dasarnya mereka harus memberi tahu perusahaan-perusahaan Eropa itu untuk merelakan beberapa miliar dolar pendapatan tahunan yang diperoleh dari ekspor ke Rusia akan hilang begitu saja.

Ketika terjadi kebuntuan, para perunding AS minta Menteri Perdagangan AS Gina Raimondo menghubungi mitra-mitranya.

Baca juga: Pejabat China Sebut Sanksi Barat terhadap Rusia Semakin Keterlaluan

"Anda bisa mengatakan 'tidak' sekarang, tetapi ketika kantong-kantong mayat keluar dari Ukraina, Anda tidak ingin menjadi penentang," kata Raimondo kepada mitra sekutunya. "Lakukan hal yang benar", katanya.

Semua mitra AS di Eropa menandatangani kesepakatan itu, dan itu sebelum invasi Rusia ke Ukraina.

Raimondo mengatakan, apa yang akhirnya mendorong kesepakatan itu dan waktu yang cepat adalah ancaman serangan Putin dalam waktu dekat di Ukraina.

Negara-negara terkaya di dunia kecuali China secara langsung menghadapi Putin dengan cara yang mereka sukai, dengan memberlakukan sanksi di mana kekuatan ekonomi mereka berkaitan dengan kerentanan Rusia.

Baca juga: AS Tahan 100 Pesawat yang Terbang ke Rusia Usai Sanksi Aktif, Termasuk Milik Abramovich

Rusia bergantung pada AS, Uni Eropa, Jepang, Korea Selatan, dan Taiwan untuk teknologi canggih dan investasi, maka sekutu memutuskan hubungan ekonomi dengan Moskwa.

Ini adalah "permainan strategis" yang dirancang untuk menjatuhkan Putin, karena investor asing menarik uang mereka sebagai tanggapan atas serangan itu. Strategi ini juga merupakan pertunjukan persatuan yang luar biasa yang dapat diuji dalam beberapa pekan mendatang oleh ketergantungan sekutu sendiri pada bahan bakar fosil.

Kelompok ekonom pada Kamis (17/3/2022) memperkirakan, negara-negara Uni Eropa telah mentransfer lebih dari 14,7 miliar dollar AS ke Rusia untuk minyak, gas alam, dan batu bara sejak perang dimulai, yang pada dasarnya mendanai perang Putin.

Sementara itu, Perdana Menteri Italia Mario Draghi pada Jumat (18/3/2022) mengumumkan langkah-langkah penting untuk mengurangi lonjakan harga bahan bakar, gas dan listrik di negaranya.

Baca juga: China Dukung Iran Pertahankan Haknya Terkait Sanksi Nuklir

"Hingga akhir April harga BBM di SPBU akan turun 25 sen," kata Draghi.

"Kami akan meningkatkan jumlah keluarga yang akan terhindar dari kenaikan tagihan dari 4 juta menjadi 5,2 juta, dan mereka akan membayar energi dengan harga yang sama seperti yang mereka bayar pada musim panas lalu," tambahnya.

Draghi menjelaskan, dana untuk memangkas harga bahan bakar dan membantu keluarga membayar tagihan yang meroket, berasal dari pajak tambahan atas keuntungan yang berasal dari naiknya harga bahan-bahan baku.

Tulisan ini pernah ditayangkan VOA Indonesia dengan judul Negara-negara Eropa Tak Sepenuhnya Dukung Sanksi AS atas Rusia.

Baca juga: Hillary Clinton Masuk Daftar Sanksi Balasan Rusia ke AS

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kekerasan Geng di Haiti Tewaskan 1.500 Orang dalam 3 Bulan

Kekerasan Geng di Haiti Tewaskan 1.500 Orang dalam 3 Bulan

Global
Bus Terjun ke Jurang di Afrika Selatan, 45 Orang Tewas, Hanya Gadis 8 Tahun yang Selamat

Bus Terjun ke Jurang di Afrika Selatan, 45 Orang Tewas, Hanya Gadis 8 Tahun yang Selamat

Global
Rusia Klaim Punya Bukti Pelaku Penembakan Konser Moskwa Terkait dengan Ukraina

Rusia Klaim Punya Bukti Pelaku Penembakan Konser Moskwa Terkait dengan Ukraina

Global
Mahkamah Internasional Perintahkan Israel Pastikan Bantuan Kemanusiaan Sampai Gaza 

Mahkamah Internasional Perintahkan Israel Pastikan Bantuan Kemanusiaan Sampai Gaza 

Global
[POPULER GLOBAL] Korban Suplemen di Jepang Bertambah | Padmarajan 238 Kali Kalah di Pemilu

[POPULER GLOBAL] Korban Suplemen di Jepang Bertambah | Padmarajan 238 Kali Kalah di Pemilu

Global
Atas Usul Indonesia, UNESCO Akui Idul Fitri dan Idul Adha Jadi Hari Besar Keagamaan

Atas Usul Indonesia, UNESCO Akui Idul Fitri dan Idul Adha Jadi Hari Besar Keagamaan

Global
Dampak Penembakan Konser Moskwa, Etnis Tajik Alami Rasialisme di Rusia

Dampak Penembakan Konser Moskwa, Etnis Tajik Alami Rasialisme di Rusia

Global
Putin Tak Berencana Kunjungi Keluarga Korban Penembakan Konser Moskwa

Putin Tak Berencana Kunjungi Keluarga Korban Penembakan Konser Moskwa

Global
WHO Soroti Peningkatan Cyberbullying, Pengaruhi 1 dari 6 Anak Sekolah

WHO Soroti Peningkatan Cyberbullying, Pengaruhi 1 dari 6 Anak Sekolah

Global
TikTok Larang Influencer Australia Promosikan Produk Kantong Nikotin

TikTok Larang Influencer Australia Promosikan Produk Kantong Nikotin

Global
Otoritas Palestina Umumkan Kabinet Baru, Respons Seruan Reformasi

Otoritas Palestina Umumkan Kabinet Baru, Respons Seruan Reformasi

Global
Kisah Kota Emas Gordion di Turkiye dan Legenda Raja Midas

Kisah Kota Emas Gordion di Turkiye dan Legenda Raja Midas

Global
Penembakan Massal Konser Moskwa, Apakah Band Picnic Sengaja Jadi Sasaran?

Penembakan Massal Konser Moskwa, Apakah Band Picnic Sengaja Jadi Sasaran?

Global
AS Abstain dalam Resolusi DK PBB soal Gaza, Hubungan dengan Israel Retak?

AS Abstain dalam Resolusi DK PBB soal Gaza, Hubungan dengan Israel Retak?

Global
Pesan Paskah Raja Charles III Setelah Didiagnosis Kanker

Pesan Paskah Raja Charles III Setelah Didiagnosis Kanker

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com