Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sambil Menangis, Selebgram Rusia Ungkap Kesedihan Instagram Diblokir, Malah Diserang Netizen

Kompas.com - 17/03/2022, 23:58 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Daily Mail

Valeria Chekalina, seorang selebgram Rusia dengan 10,5 juta pengikut, mengatakan kepada penggemarnya bahwa dia akan mengunggah kontennya di Telegram dan VK.

Dalam bio Instagram-nya, dia menulis, “Tidak ada lagi Instagram”, di samping emoji wajah menangis.

Selebgram Rusia lainnya, Nastya Ivleeva, mengunggah foto menangis, dengan judul: “6 tahun pekerjaan saya sebagai blogger baru saja dibatalkan”.

Larangan Instagram Rusia diterapkan seminggu setelah Kremlin memblokir Facebook.

Adam Mosseri, kepala Instagram, dalam kicauannya mengatakan bahwa larangan Rusia akan membuat 80 juta pengguna terputus satu sama lain dan dari seluruh dunia. Menurut dia, itu adalah sebuah kesalahan.

“Model” Instagram lain yang berbasis di Rusia, seperti Liza Lukasheva dan Anna Ivanova, sudah mulai berbagi pesan perpisahan dengan penggemar mereka sebelum aplikasi media sosial dilarang di negara itu.

Selebgram Rusia berfokus pada bagaimana melanjutkan sumber pendapatan mereka dengan meminta basis penggemar mereka beralih ke media sosial lain, seperti Telegram dan VKontakte, yang setara dengan Facebook di Rusia.

Baca juga: Ukraina Tukar 9 Tentara Rusia dengan Wali Kota Melitopol yang Diculik

Rusia melarang Instagram dan menuduh pemilik Facebook, Meta, sebagai organisasi “ekstremis”, karena mengizinkan pengguna menyerukan kekerasan untuk pasukan Rusia di Ukraina

Sementara itu, Pavel Durov, miliarder kelahiran Rusia, pendiri Telegram dan VKontakte (VK), mengaku dipecat dari perusahaan dan dipaksa meninggalkan Rusia oleh badan keamanan nasional FSB, setelah menolak memberikan data pribadi pengguna VK Ukraina.

Dalam sebuah unggahan di Telegram, yang telah dilihat lebih dari 1,2 juta kali, Durov menekankan bahwa ia memiliki keluarga dari Kyiv di Ukraina dan nama kecil ibunya adalah nama Ukraina.

“Sembilan tahun yang lalu saya adalah CEO VK, yang merupakan jejaring sosial terbesar di Rusia dan Ukraina. Pada 2013, badan keamanan Rusia, FSB, menuntut agar saya memberi mereka data pribadi pengguna VK Ukraina yang memprotes Presiden pro-Rusia."

"Saya menolak memenuhi tuntutan ini karena itu berarti pengkhianatan terhadap pengguna Ukraina kami."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com