Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PBB: Militer Myanmar Lakukan Kejahatan Perang, Banyak Warga Sipil Jadi Korban

Kompas.com - 16/03/2022, 10:31 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Reuters

NEW YORK, KOMPAS.com – PBB menyebut militer Myanmar telah terlibat dalam pelanggaran hak asasi manusia (HAM) sistematis.

Banyak dari perlanggaran tersebut merupakan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan.

Dilansir Reuters, PBB memaparkan hal tersebut dalam laporan komprehensif pertamanya mengenai Myanmar pada Selasa (15/3/2022) sejak militer Myanmar melakukan kudeta pada Februari 2021.

Baca juga: Junta Myanmar Mengampuni Aktor Paing Takhon yang Dipenjara karena Menentang Kudeta

Komisaris Tinggi PBB untuk HAM Michelle Bachelet mengatakan dalam laporannya, pasukan keamanan Myanmar melakukan pengabaian yang terang-terangan terhadap kehidupan manusia.

Mereka bahkan menggunakan serangan udara dan senjata berat di daerah berpenduduk dan dengan sengaja menargetkan warga sipil.

Dia menambahkan, banyak korban ditembak di kepala, dibakar sampai mati, ditangkap secara sewenang-wenang, disiksa, atau digunakan sebagai tameng manusia.

Dia lantas yang mendesak masyarakan internasional untuk mengambil tindakan penting di Myanmar.

Baca juga: China dan Rusia Sediakan Jet Tempur ke Militer Myanmar untuk Serang Warga Sipil

“Besarnya luas dan skala pelanggaran hukum internasional yang mengerikan yang diderita oleh rakyat Myanmar menuntut tanggapan internasional yang tegas, terpadu, dan tegas,” kata Bachelet.

Saat dihubungi Reuters, juru bicara militer Myanmar tidak menjawab panggilan yang meminta komentar atas laporan PBB tersebut.

Sejak melancarkan kudeta dan menahan pemimpin de facto Aung San Suu Kyi, junta militer Myanmar gagal mengkonsolidasikan kekuasaannya.

Kini, militer Myanmar masih menghadapi perlawanan bersenjata di berbagai pedesaan dari milisi yang bersekutu dengan pemerintah yang digulingkan.

Aksi-aksi junta militer Myanmar juga memicu reaksi balasan yang tidak terlihat dalam beberapa dekade.

Baca juga: China, Rusia, dan Serbia Disebut Terus Pasok Senjata ke Junta Myanmar

Negara-negara Barat telah memberlakukan sanksi yang luas terhadap militer beserta bisnisnya setelah protes anti-kudeta ditekan secara mematikan oleh pasukan keamanan.

Laporan PBB tersebut didasarkan pada wawancara dengan sejumlah korban pelecehan dan saksi, yang dikuatkan dengan citra satelit, file multimedia yang diverifikasi, dan berbagai informasi dari open sources.

Laporan PBB menambahkan, pasukan keamanan juga telah melakukan pembunuhan massal di wilayah Sagaing, di mana beberapa korban ditemukan tewas dengan tangan dan kaki terikat.

Di Negara Bagian Kayah, ditemukan mayat wanita dan anak-anak yang terbakar. Beberapa di antaranya dalam posisi mencoba melarikan diri dan dibakar hidup-hidup.

Laporan tersebut juga mengungkapkan bahwa para tahanan disiksa selama interogasi, termasuk disetrum, disuntik obat-obatan, dan beberapa mengalami kekerasan seksual termasuk pemerkosaan.

Baca juga: Ketika Militer Myanmar Rayakan Hari Persatuan dalam Negara yang Terpecah Belah...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Global
Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Global
Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun 'Menampakkan Diri'

Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun "Menampakkan Diri"

Global
Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Global
Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Internasional
Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Global
Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Internasional
Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Global
Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Internasional
Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Global
Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Global
Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Global
Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Global
Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com