Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasca-serangan RS di Mariupol, Pasukan Rusia Terus Mengepung Kyiv

Kompas.com - 10/03/2022, 14:15 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber AFP

KYIV, KOMPAS.com - Pasukan Rusia semakin mendekati Kyiv pada Kamis (10/3/2022), ketika para pemimpin internasional dan Ukraina menuduh Rusia melakukan serangan "biadab" terhadap rumah sakit anak-anak di kota Mariupol.

Ketika perang berlanjut, menteri luar negeri Rusia dan Ukraina berada di Turki untuk pembicaraan tingkat tertinggi konflik sejauh ini, meskipun harapan untuk terobosan tetap rendah.

Dilansir dari AFP, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan, 35.000 warga sipil telah berhasil melarikan diri dari kota-kota di bawah serangan Rusia pada Rabu (9/3/2022).

Di Mariupol, wali kota mengatakan, pengeboman tanpa henti telah menewaskan lebih dari 1.200 warga sipil dalam pengepungan selama sembilan hari.

Baca juga: Twitter Luncurkan Versi Khusus untuk Atasi Pembatasan Akses di Rusia

Ada kekhawatiran bahwa ibu kota akan segera dikepung juga. Tank Rusia saat ini hanya berjarak beberapa kilometer dari batas kota, terbagi di beberapa tempat.

Di sisi lain, Zelensky membagikan rekaman video yang menunjukkan kehancuran besar-besaran di rumah sakit yang baru saja direnovasi di kota pelabuhan selatan Mariupol, mengutuk serangan itu sebagai kejahatan perang.

Seorang pejabat setempat mengatakan, serangan itu melukai sedikitnya 17 staf, meskipun tidak ada kematian yang dilaporkan.

Zelensky mengatakan, serangan langsung oleh pasukan Rusia telah meninggalkan anak-anak di bawah reruntuhan.

Kementerian Luar Negeri Rusia tidak menyangkal serangan itu, tetapi menuduh batalion nasionalis Ukraina menggunakan rumah sakit untuk mengatur posisi tembak setelah memindahkan staf dan pasien.

Baca juga: Peringatan AS: Rusia Bisa Pakai Senjata Biologis di Ukraina

Gedung Putih mengecam penggunaan kekuatan barbar terhadap warga sipil, sedangkan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson menyebut serangan itu sebagai hal bejat.

Staf Umum Ukraina Sementara itu mengatakan, pasukan Rusia melanjutkan operasi ofensif mereka untuk mengepung Kyiv, sambil menekan serangan ke kota-kota lain di seluruh negeri.

Di sebuah stasiun layanan sepi di jalan raya timur laut kota, seorang perwira Ukraina memperingatkan kendaraan untuk tidak pergi lebih jauh.

"Tank-tank Rusia ada di sana, dua kilometer jauhnya," katanya kepada salah satu mobil, memerintahkannya untuk berbalik dan kembali.

"Berkendaralah secara zig-zag untuk menghindari tembakan mereka," sarannya.

Baca juga: Rusia Ajak AS Kembali ke “Kondisi Damai” Seperti pada Masa Perang Dingin

Sementara itu di Turki, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov dan mitranya dari Ukraina Dmytro Kuleba akan bertemu kemudian dalam pembicaraan tingkat tinggi pertama sejak konflik dimulai.

Akan tetapi, Kuleba telah memperingatkan harapannya terbatas.

Sejauh ini, para pihak telah terlibat dalam pembicaraan tingkat rendah di Belarus, sebagian besar mengenai masalah kemanusiaan dan melibatkan pejabat Ukraina. Tetapi, tidak ada menteri Rusia yang terlibat.

Baca juga: Serangan Udara Rusia Hantam Rumah Sakit Bersalin Ukraina, 17 Terluka

Diskusi-diskusi itu telah menghasilkan beberapa upaya untuk membuat warga sipil keluar dari kota-kota yang diserang, banyak di antaranya gagal setelah apa yang disebut koridor kemanusiaan diserang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com