Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mariupol Dikepung Tentara Rusia, Gadis 6 Tahun Tewas Sendirian karena Dehidrasi

Kompas.com - 09/03/2022, 12:15 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Reuters

MARIUPOL, KOMPAS.com – Seroang gadis berusia enam tahun meninggal sendirian karena dehidrasi di reruntuhan rumahnya di Kota Mariupol, Ukraina.

Gadis itu menjadi korban dari penembakan-penembakan yang dilakukan pasukan Rusia turut menghancurkan rumahnya dan membunuh ibunya.

Tragedi tersebut disampaikan oleh pejabat Ukraina, sebagaimana dilansir Reuters, Rabu (9/3/2022).

Baca juga: Presiden Ukraina Minta Barat Akui Rusia Sebagai Negara Teroris

Meski demikian, kematian anak itu tidak dapat segera dikonfirmasi secara independen oleh Reuters. Pejabat Rusia tidak segera tersedia untuk memberikan komentar kepada Reuters.

Pasukan Rusia telah mengepung Mauripol selama sepekan terakhir yang memutus pasokan air, panas, dan listrik.

Pengepungan itu juga mencegah layanan darurat mencapai kota pelabuhan berpenduduk sekitar 400.000 orang tersebut.

"Kami tidak dapat mengatakan berapa lama warga Mariupol kami yang kecil dan kuat itu telah berjuang untuk hidupnya,” kata Wali Kota Mariupol Vadym Boichenko dalam sebuah unggahan di internet mengenai kematian gadis berusia enam tahu tersebut.

Baca juga: Ukraina Menyatakan Tak Lagi Mendesak Keanggotaan NATO

“Kami tidak dapat membayangkan berapa banyak penderitaan yang harus ditanggung oleh seorang anak yang tidak bersalah," sambung Boichenko.

"Pada menit-menit terakhir hidupnya, dia sendirian, kelelahan, ketakutan, sangat haus. Ini hanyalah salah satu dari banyak cerita dari Mariupol, yang telah diblokade selama delapan hari,” imbuh Boichenko.

Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyatakan, tidak dapat diterima bahwa seorang anak bisa mati dengan cara seperti itu di abad ke-21.

Baca juga: AS Tolak Gagasan Polandia Kirim Jet Tempur untuk Ukraina Lewat Pangkalannya di Jerman

Dia juga menyamakan krisis kemanusiaan di beberapa kota Ukraina dengan yang diciptakan oleh invasi Nazi Jerman selama Perang Dunia II.

Pada Selasa (8/3/2022) pagi waktu setempat, kantor hak asasi manusia PBB mencatat sedikitnya 406 warga sipil tewas di Ukraina sejak Rusia melancarkan invasi pada 24 Februari.

Meski demikian, PBB meyakini jumlah korban tewas yang sebenarnya jauh lebih banyak.

Baca juga: AS Khawatir Rusia Ingin Rebut Bahan Penelitian Biologis di Ukraina untuk Keperluan Senjata

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Internasional
Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Global
AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Global
Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Internasional
AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

Global
6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

Global
Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Global
Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Global
Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Global
[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

Global
Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Global
Polisi Bubarkan Demo Mahasiswa Pro-Palestina di Amsterdam dan Berlin

Polisi Bubarkan Demo Mahasiswa Pro-Palestina di Amsterdam dan Berlin

Global
OPCW: Tuduhan Penggunaan Senjata Kimia di Ukraina Tidak Cukup Bukti

OPCW: Tuduhan Penggunaan Senjata Kimia di Ukraina Tidak Cukup Bukti

Global
Israel Kerahkan Tank ke Rafah, Ambil Alih Kontrol Perbatasan

Israel Kerahkan Tank ke Rafah, Ambil Alih Kontrol Perbatasan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com