Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Idil Syawfi
Dosen Univeristas Katolik Parahyangan

Dosen Prodi Hubungan Internasional, Universitas Katolik Parahyangan

Operasi Militer Khusus di Ukraina: Drama Rusia dan Respons Internasional

Kompas.com - 25/02/2022, 05:45 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PADA Kamis 24 Februari 2022, Presiden Vladimir Putin memerintahkan pasukan Rusia untuk melakukan “Operasi Militer Khusus” yang ditujukan ke wilayah Ukraina.

Keputusan yang menandai deklarasi perang antara Rusia dan Ukraina.

Putin beralasan bahwa selama ini Rusia merasa terancam oleh Ukraina dan operasi militer ini ditujukan melindungi masyarakat yang menjadi sasaran perundungan dan pelanggaran hak asasi manusia di wilayah Ukraina selama delapan tahun terakhir.

Selain itu, Putin juga mengirimkan sinyal kepada pihak eksternal bahwa Rusia siap dengan segala konsekuensi, dan akan merespons segala tindakan pihak eksternal yang ikut campur terhadap permasalahan Rusia.

“Operasi Militer Khusus” yang dilakukan Rusia ini bisa dikatakan merupakan puncak dari drama yang sudah diciptakan Rusia setidaknya selama setahun terakhir.

Kita mengingat bahwa pada awal tahun 2021, Rusia menggelar pasukan di wilayah perbatasan dengan Ukraina dekat wilayah Krimea.

Uni Eropa memperkirakan sekitar 100.000 pasukan Rusia di gelar di wilayah tersebut.

Masyarakat Internasional bereaksi dan khawatir pergerakan dengan memberikan kutukan hingga melakukan pendekatan diplomasi.

Rusia kemudian melakukan penarikan pasukan pada pertengahan April 2021, dengan mengklaim bahwa pergerakan pasukan tersebut hanya merupakan latihan militer untuk menguji modernisasi persenjataan Rusia.

Drama tersebut terulang kembali pada akhir tahun 2021 hingga awal tahun 2022.

Pada Desember 2021, Amerika Serikat melaporkan adanya peningkatan kekuatan militer Rusia di beberapa titik di wilayah perbatasan, yang melibatkan hingga 175.000 pasukan.

Hal ini ditambah dengan gelar pasukan yang dilakukan Rusia di wilayah Belarusia pada awal tahun 2022, yang diperkirakan hingga 100.000 pasukan.

Inggris bahkan menyatakan bahwa invasi akan dilakukan oleh Rusia pada tanggal 16 Februari 2022, dan menyerukan masyarakatnya untuk keluar dari wilayah Ukraina secepatnya.

Hal ini sangat beralasan karena kegagalan inisiatif diplomasi yang dilakukan oleh Barat, termasuk pertemuan yang dilakukan antara Putin dan Macron pada 7 Februari 2022.

Drama kemudian berlanjut, pada 17 Februari 2022, Rusia menarik mundur pasukannya dari wilayah Belarusia, dan menyatakan bahwa latihan militer telah dilaksanakan dengan sukses.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com