Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

China Berhasil Bersihkan Langit Beijing Tepat Sebelum Olimpiade, Bagaimana Caranya?

Kompas.com - 08/02/2022, 21:15 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber AP

BEIJING, KOMPAS.com - Langit Beijing yang jernih berwarna biru menyambut para atlet Olimpiade Musim Dingin bulan ini.

Kondisi itu merupakan sebuah perubahan besar dari kota yang sempat dijuluki sebagai "Airpocalypse" satu dekade lalu. Saat itu polusi udara Beijing yang mencekik disalahkan karena membuat wisatawan takut berkunjung.

Baca juga: Olimpiade Musim Dingin Beijing Hadapi Serangkaian Keluhan dari Atlet hingga Oficial

Langkah membersihkan udara Beijing masih panjang, tetapi jauh lebih baik daripada tahun-tahun sebelumnya. Asap sering kali menyulitkan pandangan ke gedung-gedung dalam jarak dekat, dan orang-orang mengenakan masker untuk melindungi diri mereka dari polusi, bukan Covid-19.

Kadar polusi Beijing juga menjadi berita pada 2016, ketika CEO Facebook Mark Zuckerberg mengunggah foto dirinya sedang jogging di tengah kabut melalui Lapangan Tiananmen dengan senyum di wajahnya. Beberapa orang di media sosial menyindirnya mencoba mengambil hati otoritas China.

Namun pada Olimpiade Beijing bulan ini, udara cukup cerah bagi para atlet untuk melihat pegunungan di sekitar kota.

Baca juga: Atlet Naturalisasi China Zhu Yi Jatuh Lagi di Olimpiade Beijing dan Menangis

Penanganan skala besar

Setelah polusi mencapai tingkat rekor pada 2013 dan menjadi sumber perhatian internasional dan ketidakpuasan publik meluas, China meluncurkan rencana ambisius untuk meningkatkan kualitas udaranya.

Menurut laporan terbaru dari Energy Policy Institute Chicago, pemerintah saat itu mengatakan akan memerangi polusi “dengan tangan besi”. Seruan tersebut dilontarkan sekitar waktu China bersaing untuk menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Dingin kali ini.

Upaya berikutnya serupa dengan langkah-langkah yang diambil China sebelumnya untuk memastikan langit cerah untuk Olimpiade Musim Panas 2008 di Beijing. Tetapi kali ini penanganan dilakukan dalam skala yang lebih besar.

Standar emisi yang lebih ketat diberlakukan pada pembangkit listrik tenaga batu bara dan jumlah mobil di jalan dibatasi untuk mengurangi emisi kendaraan.

Pejabat lokal diberi target lingkungan, dan boiler berbahan bakar batu bara di rumah-rumah diganti dengan pemanas gas atau listrik. Pelaporan data kualitas udara oleh pemerintah juga meningkat.

Baca juga: Di Olimpiade Beijing, Peng Shuai Kembali Bantah Buat Tuduhan Pelecehan Seksual

Jia Pei, seorang warga Beijing berusia 30 tahun yang senang berolahraga di luar, mengatakan kualitas udara yang meningkat membuat suasana hatinya lebih baik.

“Dulu saat ada kabut asap, saya merasa seperti menghirup debu ke dalam mulut saya,” katanya melansir AP.

Jia Pei, 30, berbicara dalam sebuah wawancara tentang kualitas udara di sebelah Menara Genderang di Beijing pada Senin, 7 Februari 2021. AP PHOTO/SAM MCNEIL Jia Pei, 30, berbicara dalam sebuah wawancara tentang kualitas udara di sebelah Menara Genderang di Beijing pada Senin, 7 Februari 2021.

Apakah udara Beijing bersih sekarang?

Terlepas dari kemajuannya, rata-rata tahunan polusi udara Beijing tahun lalu masih lebih dari enam kali batas yang ditetapkan oleh pedoman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

“Dengan konsentrasi industri pembakaran batu bara yang masih mengelilingi kota berarti kota itu tetap rentan terhadap (kualitas) udara buruk,” kata Lauri Myllyvirta di Pusat Penelitian Energi dan Udara Bersih di Helsinki, Finlandia.

Kapan itu terjadi dapat bergantung pada faktor-faktor seperti lalu lintas mobil atau seberapa banyak angin yang bertiup untuk menghilangkan kabut asap.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Global
Punggung Basah dan Kepala Pusing, Pelajar Filipina Menderita akibat Panas Ekstrem

Punggung Basah dan Kepala Pusing, Pelajar Filipina Menderita akibat Panas Ekstrem

Global
Anak Muda Korsel Mengaku Siap Perang jika Diserang Korut

Anak Muda Korsel Mengaku Siap Perang jika Diserang Korut

Global
Demonstran Pro-Palestina di UCLA Bentrok dengan Pendukung Israel

Demonstran Pro-Palestina di UCLA Bentrok dengan Pendukung Israel

Global
Sepak Terjang Subhash Kapoor Selundupkan Artefak Asia Tenggara ke New York

Sepak Terjang Subhash Kapoor Selundupkan Artefak Asia Tenggara ke New York

Global
Penyebab Kenapa Menyingkirkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Penyebab Kenapa Menyingkirkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Global
30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

Internasional
Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Global
Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Global
[KABAR DUNIA SEPEKAN] Tabrakan Helikopter Malaysia | Artefak Majapahit Dicuri

[KABAR DUNIA SEPEKAN] Tabrakan Helikopter Malaysia | Artefak Majapahit Dicuri

Global
Bangladesh Liburkan 33 Murid dan Mahasiswa karena Cuaca Panas

Bangladesh Liburkan 33 Murid dan Mahasiswa karena Cuaca Panas

Global
Dilema Sepak Bola Hong Kong, dari Lagu Kebangsaan hingga Hubungan dengan China

Dilema Sepak Bola Hong Kong, dari Lagu Kebangsaan hingga Hubungan dengan China

Global
Panglima Ukraina: Situasi Garis Depan Memburuk, Rusia Unggul Personel dan Senjata

Panglima Ukraina: Situasi Garis Depan Memburuk, Rusia Unggul Personel dan Senjata

Global
Jam Tangan Penumpang Terkaya Titanic Laku Dilelang Rp 23,75 Miliar

Jam Tangan Penumpang Terkaya Titanic Laku Dilelang Rp 23,75 Miliar

Global
Rusia Masuk Jauh ke Garis Pertahanan Ukraina, Rebut Desa Lain Dekat Avdiivka

Rusia Masuk Jauh ke Garis Pertahanan Ukraina, Rebut Desa Lain Dekat Avdiivka

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com