Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menlu Ukraina: Diplomasi dengan Rusia Berhasil, tapi Jangan Santai Dulu

Kompas.com - 03/02/2022, 13:31 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber Reuters

KIEV, KOMPAS.com - Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba pada Rabu (2/2/2022) mengatakan, diplomasi dengan Rusia berhasil tetapi bukan berarti sudah bisa bersantai.

Dalam konferensi pers dengan media-media asing yang turut dihadiri KOMPAS.com, Menlu Ukraina menyebutkan bahwa diplomasi membantu mencegah ancaman serangan militer Rusia.

Meski begitu, skenario terburuk tetap ada dan Ukraina menanggai serius semua kemungkinan.

Baca juga: Kenapa Rusia-Ukraina Perang dan Apa yang Diincar Putin?

"Yang meyakinkan adalah kita melihat diplomasi membuahkan hasil. Ini bukan berarti kita bisa santai dan percaya bahwa skenario terburuk dapat dihindari," ujar Kuleba.

Kemudian, Kuleba juga berterima kasih kepada negara-negara Barat atas pasokan senjata dan bantuan ke Ukraina selama kebuntuan berbulan-bulan dengan Rusia.

Namun, ia menambahkan seruan untuk mengakhiri ambiguitas apa pun atas prospek integrasi Ukraina dengan Barat.

"Sudah waktunya mengakhiri ambiguitas berbahaya yang menjadi godaan bagi Kremlin untuk melanjutkan upayanya melemahkan Ukraina atau berbalik arah melawan kehendak rakyat Ukraina," katanya.

Dikutip dari Reuters, Ukraina yang merdeka dari Rusia pada 1991 setelah pecahnya Uni Soviet ingin bergabung dengan NATO dan Uni Eropa, tetapi Rusia menentangnya karena merasa itu mengancam keamanannya sendiri.

Rusia lalu mengumpulkan lebih dari 100.000 tentara di dekat perbatasannya dengan Ukraina, tetapi membantah rencana untuk menyerang.

Moskwa juga menuntut jaminan keamanan dari Barat, termasuk larangan Ukraina bergabung dengan NATO. Washington menolak permintaan itu sambil mendukung pembicaraan keamanan yang lebih luas.

Baca juga: Apa Itu NATO dan Masalahnya dengan Rusia-Ukraina?

"Kegagalan Barat di Ukraina akan mengirimkan pesan ke seluruh dunia bahwa Barat tidak mampu mempertahankan prinsip-prinsip intinya dan dengan demikian tidak mampu membela diri," ucap Kuleba.

"Ukraina sedang mempersiapkan diri untuk semua skenario yang mungkin terjadi. Kami tidak meremehkan ancaman itu. Kami juga tidak akan membiarkan Rusia mengacaukan Ukraina dengan menyebar kepanikan,"

"Meskipun ada pernyataan Rusia tentang beberapa jenis penarikan terbatas yang kami lihat beberapa hari lalu, kami tidak dapat mengonfirmasi penurunan nyata dalam jumlah pasukan," tambahnya.

Kuleba melanjutkan, Ukraina siap bertemu para petinggi Rusia dalam format apapun, dan menyebut Moskwa bertanggung jawab mengakhiri perang delapan tahun di Ukraina timur antara separatis yang didukung Rusia melawan pasukan Kiev.

Baca juga: Apakah Rusia Akan Perang dengan Ukraina, Bagaimana jika Terjadi Invasi?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Global
Warga Kuba Terpikat Jadi Tentara Rusia karena Gaji Besar dan Paspor

Warga Kuba Terpikat Jadi Tentara Rusia karena Gaji Besar dan Paspor

Internasional
Warga Rafah Menari dan Bersorak Mendengar Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza...

Warga Rafah Menari dan Bersorak Mendengar Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza...

Global
Rangkuman Hari Ke-803 Serangan Rusia ke Ukraina: Atlet Ukraina Tewas | Tentara Latihan Senjata Nuklir

Rangkuman Hari Ke-803 Serangan Rusia ke Ukraina: Atlet Ukraina Tewas | Tentara Latihan Senjata Nuklir

Global
5 Orang Tewas di Rafah dalam Serangan Udara Israel Semalam

5 Orang Tewas di Rafah dalam Serangan Udara Israel Semalam

Global
Juara Angkat Besi Eropa Ini Tewas dalam Perang Membela Ukraina

Juara Angkat Besi Eropa Ini Tewas dalam Perang Membela Ukraina

Global
Israel Bersumpah Lanjutkan Serangan di Rafah, sebab Gencatan Senjata Tak Pasti

Israel Bersumpah Lanjutkan Serangan di Rafah, sebab Gencatan Senjata Tak Pasti

Global
Taiwan Kembangkan Sistem Satelit Serupa Starlink Milik Elon Musk

Taiwan Kembangkan Sistem Satelit Serupa Starlink Milik Elon Musk

Internasional
[POPULER GLOBAL] Warga Gaza Diperintahkan Mengungsi | Kucing Terjebak Masuk Kardus Paket

[POPULER GLOBAL] Warga Gaza Diperintahkan Mengungsi | Kucing Terjebak Masuk Kardus Paket

Global
Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza, Jeda Perang 7 Bulan

Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza, Jeda Perang 7 Bulan

Global
Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Global
Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Global
Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Global
Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Internasional
Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com