Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

“China Sedang Hadapi Krisis Ekonomi”, Miliarder AS Memperingatkan

Kompas.com - 01/02/2022, 20:45 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber CNN

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - China menghadapi krisis ekonomi setelah ledakan real estate berakhir dengan masalah tahun lalu, menurut investor dan miliarder AS George Soros.

Presiden Xi Jinping pun dinilai mungkin tidak dapat memulihkan kepercayaan pada industri yang bermasalah, yang dilanda serangkaian kasus gagal bayar utang oleh pengembang dan penurunan harga tanah dan apartemen.

Hal itu disampaikan miliarder AS itu dalam pidatonya di Institut Hoover Universitas Stanford pada Senin (31/1/2022).

Baca juga: KABAR DUNIA SEPEKAN: Foto Babak Belur Reynhard Sinaga | Dampak Krisis Evergrande di Swedia

Ledakan real estate China didasarkan pada model "tidak berkelanjutan" yang bermaksud menguntungkan pemerintah daerah dan mendorong orang menginvestasikan sebagian besar tabungan mereka di properti, kata Soros melansir CNN.

Menurutnya, kebijakan pemerintah yang dirancang untuk mengekang ledakan mempersulit raksasa real estate yang berhutang Evergrande untuk membayar utangnya.

Pengembang terhuyung-huyung dengan lebih dari 300 miliar dollar AS (Rp 4,2 kuadriliun) dari total kewajiban utang. Selain itu ada juga sekitar 19 miliar dollar AS (Rp 272 triliun) obligasi luar negeri, yang dipegang oleh manajer aset internasional dan bank swasta atas nama klien mereka.

Baca juga: Investor Evergrande Ancam Bunuh Diri karena Seluruh Uang Pensiunnya Hilang

Evergrande telah berjuang selama berbulan-bulan untuk mengumpulkan uang tunai untuk membayar pemberi pinjaman.

Pejabat pemerintah dikirim ke perusahaan untuk mengawasi restrukturisasi, tetapi ada sedikit kejelasan tentang apa yang akan terjadi selanjutnya.

Dalam foto arsip 24 September 2021 ini, warga melintas di depan markas Evergrande, pusat, di Shenzhen, China, yang sahamnya telah ditangguhkan dari perdagangan di Hong Kong, Senin, 4 Oktober 2021. AP PHOTO/NG HAN GUAN Dalam foto arsip 24 September 2021 ini, warga melintas di depan markas Evergrande, pusat, di Shenzhen, China, yang sahamnya telah ditangguhkan dari perdagangan di Hong Kong, Senin, 4 Oktober 2021.

Evergrande telah meminta lebih banyak waktu, tetapi beberapa pemberi pinjaman tampaknya tidak mau menunggu.

Pada Minggu (30/1/2022), perusahaan mengeklaim telah menunjuk penerima atas sebidang tanah di Hong Kong, yang dijanjikan sebagai jaminan pinjaman 520 juta dollar AS (Rp 7,4 trilium) tahun lalu.

“Masih harus dilihat bagaimana pihak berwenang akan menangani krisis ini,” kata Soros, selama diskusi panel tentang perkembangan di China dan bagaimana AS harus merespons.

"Mereka mungkin telah menunda menanganinya terlalu lama, karena kepercayaan orang sekarang telah terguncang."

Baca juga: Krisis Evergrande: Awal Mula Petaka, Utang Rp 4 Kuadriliun, dan Ruginya Ribuan Orang

Soros dalam beberapa tahun terakhir muncul sebagai kritikus terkemuka terhadap Xi dan Partai Komunis China yang berkuasa.

Investor legendaris dan ketua Open Society Foundations ini mengatakan pada September bahwa manajer aset BlackRock membuat "kesalahan tragis" dengan melakukan lebih banyak bisnis di China.

Dia juga mengkritik Beijing atas kebijakan pengawasannya dan tindakan keras terhadap bisnis swasta.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Global
PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

Global
Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Global
Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Global
Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Global
AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

Global
[POPULER GLOBAL] Miss Buenos Aires 60 Tahun tapi Terlihat Sangat Muda | Ukraina Mulai Pakai Rudal Balistik

[POPULER GLOBAL] Miss Buenos Aires 60 Tahun tapi Terlihat Sangat Muda | Ukraina Mulai Pakai Rudal Balistik

Global
Putin Berencana Kunjungi China pada Mei 2024

Putin Berencana Kunjungi China pada Mei 2024

Global
Eks PM Malaysia Mahathir Diselidiki Terkait Dugaan Korupsi 2 Anaknya

Eks PM Malaysia Mahathir Diselidiki Terkait Dugaan Korupsi 2 Anaknya

Global
TikTok Mungkin Segera Dilarang di AS, India Sudah Melakukannya 4 Tahun Lalu

TikTok Mungkin Segera Dilarang di AS, India Sudah Melakukannya 4 Tahun Lalu

Global
Suhu Panas Tinggi, Murid-murid di Filipina Kembali Belajar di Rumah

Suhu Panas Tinggi, Murid-murid di Filipina Kembali Belajar di Rumah

Global
 Paket Bantuan Senjata Besar-besaran AS: Taiwan Senang, China Meradang

Paket Bantuan Senjata Besar-besaran AS: Taiwan Senang, China Meradang

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com