Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apakah Rusia Akan Perang dengan Ukraina, Bagaimana jika Terjadi Invasi?

Kompas.com - 29/01/2022, 10:04 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

Pertanyaannya sekarang, seberapa jauh Rusia akan beraksi. Presiden Biden memperingatkan, invasi skala besar akan mengakibatkan bencana bagi Rusia.

Tapi jika serangan ini hanya kecil semata, dia berkata, negara-negara Barat akan "saling ribut soal apa yang harus dilakukan".

Gedung Putih menekankan, gerakan apapun yang melewati perbatasan akan dihitung sebagai invasi - namun juga memperingatkan bahwa Rusia memiliki persenjataan lain, termasuk serangan siber dan taktik paramiliter.

Pentagon menuduh Rusia menyiapkan apa yang disebut operasi bendera-palsu, di mana anggotanya akan menyabotase pemberontak yang dibeking Rusia, sehingga ada alasan untuk invasi. Rusia menyangkal tuduhan ini.

Rusia juga telah membagikan 500.000 paspor kepada orang-orang yang tinggal di wilayah yang dikuasai para pemberontak, sehingga jika mereka tidak mendapatkan kemauannya, Rusia dapat membenarkan aksi mereka dengan alasan melindungi warga negaranya.

Tapi jika tujuan utama Rusia adalah untuk mengusir NATO dari wilayahnya, Rusia sepertinya akan gagal.

Sebanyak 30 negara anggota NATO menolak permintaan Rusia. "Kami tidak akan membiarkan siapapun menutup pintu pada kebijakan pintu terbuka NATO," kata Wakil Menteri Dalam Negeri AS Wendy Sherman.

Ukraina menginginkan garis waktu yang jelas untuk bergabung dengan NATO, dan lembaga ini berkata Rusia "tidak punya veto, tidak berhak menggangu proses ini".

Baca juga: Sejarah Konflik Rusia-Ukraina, dari Crimea hingga Jersey Euro 2020

Apakah Barat akan membantu Ukraina?

AS telah dengan jelas menyatakan tidak akan mengirim pasukan untuk berperang membantu Ukraina, namun di sisi lain, mengaku berkomitmen membantu Ukraina mempertahankan "wilayah kedaulatannya".

Alat utama untuk melakukannya adalah ancaman sanksi internasional dan bantuan militer berupa penasihat dan persenjataan.

AS dan Rusia sudah beberapa kali berbincang di telepon atau panggilan video.REUTERS via BBC INDONESIA AS dan Rusia sudah beberapa kali berbincang di telepon atau panggilan video.
Ancaman Biden tentang sanksi "yang sangat memberatkan" Rusia itu, bisa berarti beberapa hal.

Pukulan ekonomi yang utama adalah pemutusan koneksi sistem perbankan Rusia dari sistem pembayaran internasional Swift. Ini biasanya menjadi senjata pamungkas, tapi Latvia berkata tindakan ini akan mengirim pesan kuat untuk Moskow.

Ancaman keras lainnya adalah upaya untuk menghalangi pembukaan pipa gas Nord Stream 2 milik Rusia di Jerman, dan persetujuan untuk proyek ini saat ini sedang diputuskan oleh regulator energi Jerman.

Ada pula tindakan yang terkait dengan dana kekayaan negara Rusia, RDIF, atau pembatasan penukaran mata uang rouble ke mata uang negara lain di bank-bank.

Tapi negara-negara Barat masih terbelah. Washington mengatakan berkomitmen untuk "menetapkan langkah" dengan sekutu-sekutunya, tapi ada perpecahan antara AS dan Eropa.

Para pemimpin Eropa berkeras Rusia tidak bisa begitu saja menentukan masa depan dunia bersama AS. Perancis mengusulkan supaya negara-negara Eropa bekerja bersama dengan NATO dan melakukan dialog sendiri dengan Rusia.

Presiden Ukraina menginginkan diadakan pertemuan internasional untuk memecahkan konflik ini, yang melibatkan Perancis, Jerman dan Rusia.

Baca juga: Menilik Sejarah Awal Konflik Rusia-Ukraina

 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Global
Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Global
Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun 'Menampakkan Diri'

Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun "Menampakkan Diri"

Global
Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Global
Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Internasional
Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Global
Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Internasional
Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Global
Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Internasional
Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Global
Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Global
Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Global
Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Global
Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com