TEL AVIV, KOMPAS.com – Perdana Menteri Israel Naftali Bennett memperingatkan, hampir 40 persen populasinya bisa terinfeksi Covid-19 dalam gelombang kali ini.
Hal tersebut disampaikan Bennett pada Minggu (9/1/2022) ketika fasilitas pengetesen di seluruh Israel mulai melemah.
“Data yang disajikan pada rapat kabinet menunjukkan bahwa di sini, di Israel, antara dua hingga empat juta warga akan terinfeksi selama gelombang saat ini,” tulis Bennett di akun Twitter-nya.
Baca juga: Covid-19 di Australia Melonjak Drastis, Catat 1 Juta Kasus, Setengahnya dari Sepekan Terakhir
Dalam sepekan terakhir, Israel mengalami lonjakan kasus Covid-19 hampir empat kali lipat dibandingkakn sebelumnya.
Pada Sabtu (8/1/2022), Kementerian Kesehatan Israel melaporkan 17.518 kasus Covid-19 baru sebagaimana dilansir AFP.
Kurangnya fasilitas pengetesan menciptakan tekanan besar pada fasilitas yang sudah ada.
Pemerintah Israel akhirnya merevisi kebijakan dan pada Jumat (7/1/2022) menetapkan tes PCR hanya untuk orang yang berisiko dan berusia di atas 60 tahun.
Baca juga: Pasukan AS Jadi Sumber Lonjakan Infeksi Covid-19 Jepang, Pangkalan Militer Dibatasi Ketat
Di luar kelompok yang ditentukan itu, mereka harus mengambil tes rapid antigen, baik di rumah atau diterapkan oleh petugas medis.
Namun, aturan tersebut juga tengah mendapat tantangan baru. Alat tes rapid antigen mengalami kelangkaan.
Orang-orang harus rela antre berjam-jam untuk menjalani tes rapid antigen.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.