KOMPAS.com - Pada tahun 45 SM, Hari Tahun Baru dirayakan pada tanggal 1 Januari untuk pertama kalinya dalam sejarah.
Ini terjadi saat kalender Julian mulai berlaku.
Dilansir History, segera setelah menjadi diktator Romawi, Julius Caesar memutuskan bahwa kalender Romawi tradisional sangat membutuhkan reformasi.
Baca juga: PM Malaysia Batalkan Sambutan Tahun Baru, Ganti dengan Shalat Hajat
Diperkenalkan sekitar abad ketujuh SM, kalender Romawi berusaha mengikuti siklus bulan, tetapi sering kali tidak sesuai dengan musim dan harus dikoreksi.
Selain itu, kepausan, badan Romawi yang bertugas mengawasi kalender, sering menyalahgunakan wewenangnya.
Mereka biasanya menambahkan hari untuk memperpanjang masa jabatan politik atau mengganggu pemilihan umum.
Dalam merancang kalender barunya, Caesar meminta bantuan Sosigenes, seorang astronom Aleksandria.
Caesar dinasehati untuk menghilangkan siklus bulan sepenuhnya dan mengikuti tahun matahari, seperti yang dilakukan orang Mesir.
Tahun dihitung menjadi 365 dan 1/4 hari, dan Caesar menambahkan 67 hari menjadi 46 SM, sehingga menjadi 45 SM.
Baca juga: Misi Luar Angkasa di Tahun Baru 2022, Tak Hanya Eksplorasi Mars
Kalender dimulai pada 1 Januari, bukan pada bulan Maret. Dia juga memutuskan bahwa setiap empat tahun sehari ditambahkan ke Februari, sehingga secara teoritis menjaga kalendernya agar tidak ketinggalan zaman.
Tak lama setelah Caesar dibunuh pada tahun 44 SM, Mark Anthony mengubah nama bulan Quintilis menjadi Julius (Juli) untuk menghormatinya.
Belakangan, bulan Sextilis diubah namanya menjadi Augustus (Agustus) menurut penggantinya.
Perayaan Hari Tahun Baru di bulan Januari tidak dipraktikkan selama Abad Pertengahan, dan bahkan mereka yang menganut kalender Julian tidak merayakan Tahun Baru tepat pada 1 Januari.
Alasan yang terakhir adalah karena Caesar dan Sosigenes gagal menghitung nilai yang benar untuk tahun matahari sebagai 365,242199 hari, bukan 365,25 hari.
Jadi, kesalahan 11 menit per tahun menambahkan tujuh hari pada tahun 1000, dan 10 hari pada pertengahan abad ke-15.
Baca juga: Tips Mewujudkan Resolusi Tahun Baru agar Tidak Menjadi Wacana
Gereja menyadari masalah ini, dan pada tahun 1570-an Paus Gregorius XIII menugaskan astronom Yesuit Christopher Clavius untuk membuat kalender baru.
Pada tahun 1582, kalender Gregorian diterapkan, menghilangkan 10 hari untuk tahun itu dan menetapkan aturan baru bahwa hanya satu dari setiap empat abad yang harus menjadi tahun kabisat.
Sejak itu, orang-orang di seluruh dunia telah berkumpul secara massal pada 1 Januari untuk merayakan kedatangan Tahun Baru yang tepat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.