Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rakyat Myanmar Gelar "Protes Diam", Strategi Baru Menentang Junta Militer

Kompas.com - 10/12/2021, 17:01 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Reuters

NAYPYIDAW, KOMPAS.com – Rakyat Myanmar menggelar aksi “protes diam” pada Jumat (10/12/2021) sebagai strategi menentang kudeta dan junta militer.

Dalam “protes diam”, para warga menutup pertokoan dan bisnis serta menjauh dari jalanan sebagaimana dilansir Reuters.

Sejumlah media lokal Myanmar merilis foto-foto betapa lengangnya jalanan dan sepinya pasar di negara tersebut saat “protes diam” digelar.

Baca juga: 5 Orang Tewas saat Massa Anti-kudeta Ditabrak Pasukan Keamanan Myanmar dengan Mobil

Sementara itu, sejumlah pengunjuk rasa di Kota Shwebo mengenakan pakaian hitam dan berjalan dalam diam.

“Kami perlu mengirim pesan ke dunia tentang pelanggaran hak asasi manusia yang mengerikan di Myanmar,” kata pemimpin aksi protes, Khin Sandar, kepada media.

“Diam adalah teriakan paling keras. Kami ingin hak kami kembali. Kami ingin revolusi. Kami mengungkapkan kesedihan untuk pahlawan kami yang gugur,” sambung Khin.

Minn Khant Kyaw Linn, seorang aktivis mahasiswa dari kelompok protes Badan Kolaborasi Demonstrasi Umum mengatakan, partisipasi dalam “protes diam” telah meluas.

"Anda dapat melihat betapa banyak orang membenci junta," katanya.

Baca juga: Pasukan Keamanan Myanmar Tabraki Pengunjuk Rasa dengan Mobil

Myanmar terjerumus ke dalam krisis ketika militer menggulingkan pemerintah dan menahan pemimpin de facto Aung San Suu Kyi pada 1 Februari.

Kudeta tersebut direspons dengan aksi demonstrasi besar-besaran baik itu di kota besar maupun kota kecil.

Namun, pasukan keamanan menanggapi aksi demonstrasi dengan kekerasan dan tak segan untuk membunuh warga sipil.

Menurut kelompok pemantau Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP), lebih dari 1.300 orang terbunuh di tangan pasukan keamanan sejak kudeta.

Pekan lalu, sebanyak lima orang tewas dan sedikitnya 15 ditangkap setelah tentara menggunakan mobil untuk menabraki massa anti-kudeta di kota Yangon.

Baca juga: Aung San Suu Kyi Dipenjara 4 Tahun, Inggris Kecam Junta Myanmar

Media pemerintah Myanmar membantah kabar tersebut dan menyebutnya sebagai disinformasi.

Kudeta juga semakin menyulut sejumlah pertempuran di perbatasan antara pasukan militer dengan kelompok pemberontak etnis minoritas.

Kini, Suu Kyi dijatuhi berbagai tuduhan oleh junta militer. Pada Senin (6/12/2021), dia dijatuhi empat tahun penjara atas tuduhan penghasutan dan pelanggaran peraturan Covid-19.

Pemimpin junta lantas mengurangi hukuman Suu Kyi dua tahun dengan alasan kemanusiaan.

Tetapi, sejumlah tuduhan yang hingga saat ini masih dia hadapi bisa membuat Suu Kyi dipenjara selama bertahun-tahun.

Baca juga: Junta Myanmar Kurangi Hukuman Penjara Aung San Suu Kyi Menjadi 2 Tahun

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Global
Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Global
Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun 'Menampakkan Diri'

Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun "Menampakkan Diri"

Global
Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Global
Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Internasional
Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Global
Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Internasional
Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Global
Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Internasional
Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Global
Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Global
Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Global
Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Global
Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com