Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perancis Evakuasi 300 Orang Lebih dari Afghanistan

Kompas.com - 04/12/2021, 10:30 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber Reuters

PARIS, KOMPAS.com - Perancis telah melakukan misi evakuasi di Afghanistan dengan membawa 258 warga Afghanistan, 11 warga Perancis, sekitar 60 warga Belanda, dan sejumlah orang yang terkait dengan mereka keluar dari negara yang tengah dikuasi kelompok Taliban itu.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Perancis pada Jumat (3/12/2021), menyatakan bahwa operasi itu diselenggarakan dengan bantuan dari Qatar.

Melansir Reuters, Sabtu (4/12/2021), pengungsi yang diselamatkan Perancis termasuk warga Afghanistan yang berisiko seperti jurnalis serta orang-orang yang memiliki hubungan dengan mereka, termasuk pekerja sipil yang dipekerjakan oleh tentara Perancis.

Baca juga: Taliban Keluarkan Dekrit: Perempuan Tak Boleh Dianggap Properti dan Dipaksa Menikah

Sejak 10 September, 110 orang Perancis dan 396 warga Afghanistan telah dievakuasi dari Afghanistan dalam 10 penerbangan yang diselenggarakan dengan bantuan Qatar.

Perancis dan Qatar bersama-sama menjalankan misi kemanusiaan pada Kamis (2/12/2021).

Mereka mengirimkan peralatan medis, makanan, dan pasokan musim dingin ke organisasi internasional yang beroperasi di Afghanistan dengan pesawat militer Qatar.

Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-bangsa (United Nations Development Programme/UNDP) pekan ini menggambarkan prospek sosial ekonomi yang "mengkhawatirkan" untuk Afghanistan selama 13 bulan ke depan.

Afghanistan sedang berjuang melawan penurunan tajam dalam perolehan bantuan pembangunan internasional setelah kelompok Taliban merebut kekuasaan pada 15 Agustus 2021.

UNDP pun telah memproyeksikan bahwa kemiskinan dapat menyebar di seluruh penjuru Afghanistan pada pertengahan 2022.

Baca juga: Minta Parlemen Didik Taliban agar Tidak Terlihat sebagai Teroris, Politisi Malaysia Tuai Hujatan

Taliban kini berada di bawah tekanan dari masyarakat internasional yang sebagian besar telah membekukan dana untuk Afghanistan.

Masyarakat internasional menuntut Taliban berkomitmen menegakkan hak-hak perempuan sejak mereka mengambil alih kekuasaan.

Komunitas internasional menjadikan hak-hak perempuan sebagai elemen kunci dari setiap keterlibatan dengan Afghanistan di masa depan.

Jika kelompok Taliban menghiraukan tuntutan tersebut, Afghanistan bakal menghadapi risiko keruntuhan ekonomi.

Tapi, sementara ini, Pemerintah Taliban Afghanistan telah mengeluarkan dekrit tentang hak-hak perempuan.

Dalam dekrit yang diterbitkan pada Jumat (3/12/2021) ini, Taliban menyatakan bahwa perempuan tidak boleh dianggap atau dijadikan "properti".

Perempuan juga tidak boleh dipaksa menikah. Mereka harus menyetujui pernikahan yang diajukan.

Namun sayang, dekrit yang dikeluarkan pemerintah Taliban Afghanistan tersebut tidak membicarakan soal akses perempuan ke terhadap pendidikan atau pekerjaan di luar rumah.

Baca juga: Pasukan Taliban dan Iran Bentrok di Daerah Perbatasan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Senator AS Apresiasi Sikap Biden Tak Jadi Kirim Bom Seberat 907 Kg untuk Israel

Senator AS Apresiasi Sikap Biden Tak Jadi Kirim Bom Seberat 907 Kg untuk Israel

Global
Untuk Pertama Kalinya, Pejabat Militer Pentagon Mundur karena Perang Gaza

Untuk Pertama Kalinya, Pejabat Militer Pentagon Mundur karena Perang Gaza

Global
Jutaan Migran Tak Bisa Memilih dalam Pemilu Terbesar di Dunia

Jutaan Migran Tak Bisa Memilih dalam Pemilu Terbesar di Dunia

Internasional
Pesawat Tempur Israel Mengebom Kamp Pengungsi Nuseirat, 14 Tewas Termasuk Anak-anak

Pesawat Tempur Israel Mengebom Kamp Pengungsi Nuseirat, 14 Tewas Termasuk Anak-anak

Global
AS Tak Percaya Terjadi Genosida di Gaza

AS Tak Percaya Terjadi Genosida di Gaza

Global
AS Hancurkan Sebagian Jembatan Baltimore yang Ambruk untuk Bebaskan Kapal Terjebak

AS Hancurkan Sebagian Jembatan Baltimore yang Ambruk untuk Bebaskan Kapal Terjebak

Global
Pedemo Israel Cegat Truk Bantuan ke Gaza, Banting Makanan sampai Berserakan

Pedemo Israel Cegat Truk Bantuan ke Gaza, Banting Makanan sampai Berserakan

Global
[POPULER GLOBAL] Lampu Lalin Unta | Thailand SIta 1 Ton Meth Kristal

[POPULER GLOBAL] Lampu Lalin Unta | Thailand SIta 1 Ton Meth Kristal

Global
Rangkuman Hari Ke-810 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran 30 Kota | Apartemen Roboh

Rangkuman Hari Ke-810 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran 30 Kota | Apartemen Roboh

Global
Ukraina Serang Fasilitas Energi Rusia Dekat Perbatasan

Ukraina Serang Fasilitas Energi Rusia Dekat Perbatasan

Global
Kampanye Keselamatan Lalu Lintas, Perancis Gaungkan Slogan 'Berkendaralah Seperti Perempuan'

Kampanye Keselamatan Lalu Lintas, Perancis Gaungkan Slogan "Berkendaralah Seperti Perempuan"

Global
Rusia Gempur 30 Kota dan Desa di Ukraina, 5.762 Orang Mengungsi

Rusia Gempur 30 Kota dan Desa di Ukraina, 5.762 Orang Mengungsi

Global
Demonstrasi Pro-Palestina di Kampus-Kampus AS Bergulir ke Acara Wisuda

Demonstrasi Pro-Palestina di Kampus-Kampus AS Bergulir ke Acara Wisuda

Global
Afghanistan Kembali Dilanda Banjir Bandang, Korban Tewas 300 Lebih

Afghanistan Kembali Dilanda Banjir Bandang, Korban Tewas 300 Lebih

Global
Nasib Migran dan Pengungsi Afrika Sub-Sahara yang Terjebak di Tunisia

Nasib Migran dan Pengungsi Afrika Sub-Sahara yang Terjebak di Tunisia

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com