Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejumlah Teori Konspirasi di Balik Pembunuhan John F Kennedy

Kompas.com - 24/11/2021, 14:53 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber USA Today

KOMPAS.com - November selalu dikenal sebagai bulan yang menyimpan sejarah kelam bagi Amerika Serikat.

Pada 22 November 1963, presiden AS saat itu ditembak saat berada di dalam mobil.

Pelaku penembakan yang menewakan Kennedy, Lee Harvey Oswald, ditembak pada 24 November.

Padahal, informasi darinya yang bisa membuka selubung misteri pembunuhan Kennedy belum terungkap.

Baca juga: Sejarah 22 November: Presiden AS John F Kennedy Tewas Ditembak

Hingga kini, pembunuh pasti Kennedy belum bisa dipecahkan.

Karena itulan, banyak teori konspirasi pun bermunculan. Dilansir USA Today, inilah sejumlah teori tentang kejadian mengerikan itu.

JFK Dibunuh CIA

CIA dituduh jadi sosok di balik terbunuhnya Kennedy.

Motifnya kemungkinan besar adalah kekecewaan karena JFK memutuskan merombak dinas rahasia ini pasca-Insiden Teluk Babi, 17 April 1961.

Pakar sejarah forensik, Patrick Nolan, dalam bukunya "CIA Rogues and the Killing of the Kennedys" memaparkan, ada empat agen super CIA di Dallas di mana tiga di antaranya melepaskan empat tembakan.

Baca juga: Kerap Kampanyekan Anti-vaksin Covid-19, Akun Instagram Keponakan John F Kennedy Diblokir

JFK Dibunuh Mafia

Keterlibatan organisasi kriminal Italia itu disebabkan ketidaksukaan mereka terhadap adik JFK, Robert Kennedy, yang menjadi Jaksa Agung sewaktu JKF menjabat.

Saat itu, Robert Kennedy tengah getol memerangi kriminalitas, di mana mafia dianggap sebagai otak utama kejahatan.

Aksi pembunuhan dengan teori ini pun banyak beredar.

JFK Dibunuh Uni Soviet

Di era JFK, AS berusaha menjalin hubungan baik dengan Uni Soviet. Tapi, negara sosialis-komunis itu disebut sempat tidak menyukai JFK.

Insiden Krisis Misil Kuba pada Oktober 1962 jadi pemicunya. Saat itu, AS menempatkan stasiun peluncuran rudal balistiknya di Italia dan Turki. Soviet berusaha membalas dengan mengirim rudal ke Kuba.

Lee Harvey Oswald, diduga adalah mantan Marinir yang mencoba menyeberang ke Soviet akhir 1950-an dan menjadi kolaborator KGB.

Baca juga: 24 Oktober 1963: Jack Ruby Tembak Lee Harvey Oswald, Pembunuh JFK

JFK Dibunuh Lyndon Johnson

Johnson adalah wakil presiden AS saat itu. Penulis Craig Zirbel mengemukakan jika ada sosok yang ingin melihat JFK meninggal, Johnson bisa jadi adalah satu di antaranya..

Kematian JFK membuat Johnson bisa naik menjadi Presiden. Keduanya memang kerap berseberangan terkait isu-isu politik.

JFK Dibunuh Dua Penembak

Di kalangan intelektual, muncul sebuah teori, yakni penembak kedua yang berada di tempat tersembunyi saat penembakan terjadi.

Teori itu mengatakan, si penembak kedua kemungkinan bersembunyi pada rerumputan dekat pagar sisi sebelah kanan JFK.

Ketika Oswald melancarkan tembakan pertama, penembak misterius itu juga menembak tepat di kepala JFK.

Baca juga: Mantan Sopir Bandara JFK Curi Barang-barang Mewah Senilai Rp 86 Miliar dari Kargo Pesawat

JFK Dibunuh Pria Misterius Berpayung

Jurnalis Bill O'Reilly melaporkan untuk WFSB, ada seorang pria menembak menggunakan ujung payungnya dan mengenai leher JFK.

Namun, teori ini dianggap palsu pada 1970 karena kurangnya bukti.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Global
Punggung Basah dan Kepala Pusing, Pelajar Filipina Menderita akibat Panas Ekstrem

Punggung Basah dan Kepala Pusing, Pelajar Filipina Menderita akibat Panas Ekstrem

Global
Anak Muda Korsel Mengaku Siap Perang jika Diserang Korut

Anak Muda Korsel Mengaku Siap Perang jika Diserang Korut

Global
Demonstran Pro-Palestina di UCLA Bentrok dengan Pendukung Israel

Demonstran Pro-Palestina di UCLA Bentrok dengan Pendukung Israel

Global
Sepak Terjang Subhash Kapoor Selundupkan Artefak Asia Tenggara ke New York

Sepak Terjang Subhash Kapoor Selundupkan Artefak Asia Tenggara ke New York

Global
Penyebab Kenapa Menyingkirkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Penyebab Kenapa Menyingkirkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Global
30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

Internasional
Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Global
Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Global
[KABAR DUNIA SEPEKAN] Tabrakan Helikopter Malaysia | Artefak Majapahit Dicuri

[KABAR DUNIA SEPEKAN] Tabrakan Helikopter Malaysia | Artefak Majapahit Dicuri

Global
Bangladesh Liburkan 33 Murid dan Mahasiswa karena Cuaca Panas

Bangladesh Liburkan 33 Murid dan Mahasiswa karena Cuaca Panas

Global
Dilema Sepak Bola Hong Kong, dari Lagu Kebangsaan hingga Hubungan dengan China

Dilema Sepak Bola Hong Kong, dari Lagu Kebangsaan hingga Hubungan dengan China

Global
Panglima Ukraina: Situasi Garis Depan Memburuk, Rusia Unggul Personel dan Senjata

Panglima Ukraina: Situasi Garis Depan Memburuk, Rusia Unggul Personel dan Senjata

Global
Jam Tangan Penumpang Terkaya Titanic Laku Dilelang Rp 23,75 Miliar

Jam Tangan Penumpang Terkaya Titanic Laku Dilelang Rp 23,75 Miliar

Global
Rusia Masuk Jauh ke Garis Pertahanan Ukraina, Rebut Desa Lain Dekat Avdiivka

Rusia Masuk Jauh ke Garis Pertahanan Ukraina, Rebut Desa Lain Dekat Avdiivka

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com