Hamdok mengatakan dia telah menyetujui kesepakatan pemimpin sipil dan militer Sudan dilakukan untuk mencegah lebih banyak orang tewas akibat kudeta.
“Darah orang Sudan sangat berharga, mari kita hentikan pertumpahan darah dan arahkan energi pemuda ke dalam pembangunan dan pengembangan,” kata Hamdok pada upacara penandatanganan yang disiarkan di televisi pemerintah, berusaha meredakan bentrokan berlanjut.
Baca juga: Hari Paling Berdarah di Demo Kudeta Sudan: 15 Orang Ditembak Mati, Total 39 Korban Tewas
Al-Burhan mengatakan kesepakatan pemimpin sipil dan militer Sudan itu akan berjalan inklusif.
"Kami tidak ingin mengecualikan siapa pun kecuali, seperti yang telah kami sepakati, Partai Kongres Nasional," katanya, merujuk pada mantan partai penguasa Al-Bashir.
Namun, kesepakatan pemimpin sipil dan militer Sudan itu tidak menyebutkan Forces of Freedom and Change (FFC), koalisi sipil yang berbagi kekuasaan dengan militer sebelum kudeta.
FFC mengatakan tidak mengakui kesepakatan apa pun dengan angkatan bersenjata.
"Kami menegaskan posisi kami yang jelas dan diumumkan sebelumnya: tidak ada negosiasi dan tidak ada kemitraan dan tidak ada legitimasi untuk para putschist," kata aliansi itu dalam sebuah pernyataan yang merujuk pada kelompok militer yang dipimpin Abdel Fattah Al-Burhan.
Mereka yang melakukan dan mendukung kudeta harus diadili, katanya.
Beberapa komite perlawanan yang telah mengorganisir protes juga mengeluarkan pernyataan yang menolak kesepakatan apa pun dengan militer Sudan.
Baca juga: Protes Anti-kudeta Sudan Jadi Mematikan, 5 Demonstran Dilaporkan Tewas
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.