Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Portugal Sahkan Larangan Bos Hubungi Anak Buahnya di Luar Jam Kerja

Kompas.com - 13/11/2021, 13:07 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

LISABON, KOMPAS.com - Portugal dilaporkan mengesahkan aturan baru, berisi larangan bagi bos untuk menghubungi anak buahnya di luar jam kantor.

Undang-undang itu disahkan pada Jumat pekan lalu (5/11/2021), merespons bekerja dari rumah (work from home/WFH) karena mewabahnya Covid-19.

Partai Sosialis yang berkuasa menyatakan, lewat aturan baru ini, perusahaan juga diharuskan membayar pengeluaran karyawannya.

Baca juga: Prioritaskan Work Life Balance, Portugal Loloskan UU Baru WFH

Secara spesifik hukum tersebut meminta perusahaan memberi tunjangan internet dan listrik, sebagai dampak dari WFH.

Para bos juga berpotensi mendapatkan hukuman jika saja kedapatan menghubungi pekerjanya di luar jam kerja.

Undang-undang baru itu juga melarang atasan untuk memantau karyawannya setiap kali mereka bekerja dari rumah.

Hanya saja, amendemen hukum tenaga kerja Portugal itu punya batasan, tidak berlaku bagi perusahaan yang karyawannya kurang dari 10 orang.

Euronews melaporkan, terdapat proposal "hak putus", yakni hak untuk mematikan gawai maupun ponsel setelah jam kerja berakhir.

Diwartakan Daily Mirror Selasa (9/11/2021), proposal tersebut langsung menerima penolakan dari anggota parlemen.

Baca juga: Membangun Hubungan dengan Rekan Kerja ketika WFH

Amendemen ini menjadi angin segar bagi pegawai yang punya anak kecil. Sebab, mereka bisa bekerja dan mengurus buah hati mereka tanpa khawatir diganggu bos.

Langkah hukum terbaru ini juga bertujuan mengatasi kesendirian, dengan perusahaan diminta menggelar rapat tatap muka minimal dua bulan sekali.

Portugal dilaporkan menjadi negara pertama di Eropa yang beradaptasi dengan WFH, imbas dari merebaknya Covid-19.

Januari 2021, muncul kebijakan sementara yang mewajibkan bekerja dari rumah, dengan kantor harus menyediakan peralatan penunjang.

Baca juga: Kantor Pinjol Ilegal di Kepala Gading Sepi Saat Digerebek, Ternyata Pegawainya WFH

Berbicara di konferensi Web Summit di Lisabon, Menteri Tenaga Kerja dan Keamanan Sosial Ana Mendes Godinho berujar, pandemi mempercepat agenda yang mereka anggap penting.

Selain itu dengan berubahnya regulasi, Godinho berharap para pekerja remote bisa memilih untuk bekerja di negara mereka.

"Kami mempertimbangkan Portugal menjadi salah satu tempat terbaik bagi pekerja digital nomaden. Kami ingin menarik mereka," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Global
143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com