Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bengalnya Sex Pistols, Pionir Punk yang Dimusuhi Otoritas Inggris

Kompas.com - 06/11/2021, 13:50 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Britannica

KOMPAS.com - Sex Pistols, grup rock yang menciptakan gerakan punk Inggris pada akhir 1970-an dengan lagunya "God Save the Queen", menjadi simbol gejolak sosial dan politik Inggris.

Anggota aslinya adalah vokalis Johnny Rotten, gitaris Steve Jones, drummer Paul Cook, dan bassis Glen Matlock.

Anggota selanjutnya adalah bassis Sid Vicious, yang membawa Sex Pistols ke arah yang benar-benar nihilis: skill nol persen, attitude punk 100 persen.

Baca juga: 6 November 1975: Penampilan Perdana Sex Pistols, Pelopor Punk Inggris

Dilansir Britannica, band ini dikumpulkan pada bulan September 1975 oleh manajer Malcolm McLaren untuk mempromosikan Sex, toko pakaiannya di London.

Sex Pistols lantas mulai memadukan pengaruh musik pop Inggris tahun 1960an, dari The Small Faces sampai the Who, dengan pengaruh musik rock tahun 1970an, yang dicetuskan Iggy and the Stooges dan the New York Dolls.

Ini disebut sebagai "upaya untuk mengupas kompleksitas rock hingga ke tulang".

Pada musim panas 1976, Sex Pistols telah menarik basis penggemar berat dan berhasil memperbarui energi rock 60an.

Mereka sangat bergaya dalam citra dan musik, cerdas membuat mereka dilirik media, dan ambisius dalam penggunaan lirik.

Baca juga: Gandeng Sex Pistols, Brand Bandung Bikin Kolaborasi Melawan Arus

Sex Pistols menjadi pemimpin gerakan remaja baru yang disebut "punk" oleh pers Inggris pada musim gugur 1976.

Single pertama mereka, “Anarchy In The UK,” adalah seruan untuk mengangkat senjata.

Ketika mereka menggunakan kata-kata kotor di siaran langsung televisi pada bulan Desember 1976, grup ini menjadi sensasi nasional.

Mereka juga terlibat skandal di pers tabloid, hingga akhirnya dijatuhkan oleh perusahaan rekaman pertama mereka, EMI, pada Januari 1977.

Kontrak mereka berikutnya dengan A&M Records, diputuskan setelah hanya beberapa hari di bulan Maret.

Baca juga: Kisah Sex Pistols, Band Paling Berbahaya di Inggris, Lagunya Sempat Dicekal BBC

Menandatangani kontrak dengan cepat dengan Virgin Records, Sex Pistols merilis single kedua mereka, “God Save the Queen,” pada bulan Juni 1977.

Perilisan bertepatan dengan Perayaan Jubilee Perak Ratu Elizabeth II.

Meskipun dilarang media Inggris, single ini naik dengan cepat ke nomor dua di tangga lagu.

Sebagai “musuh publik nomor satu”, Sex Pistols mengalami kekerasan fisik dan pelecehan.

Mereka hampir tidak bisa bermain di Inggris karena larangan pemerintah setempat.

Mereka semakin terperosok. Penggunaan narkoba yang kian gila dari teman Rotten, Vicious, yang menggantikan Matlock pada Februari 1977, semakin membuat arah band kocar-kacir.

Baca juga: Paul Cook Ungkap Kemungkinan Band Sex Pistols Bakal Bubar

Tur singkat di AS membawa malapetaka pada band, memicu perpecahan pada Januari 1978 setelah pertunjukan terbesar mereka di San Francisco.

Vicious semakin tak terkendali setelah overdosis heroin fatal di New York City pada Februari 1979 serta dituduh membunuh pacarnya, Nancy Spungen.

Band semakin tidak jelas, pontang-panting, mengalami banyak petaka dan kontroversi.

Pada tahun 2006, Sex Pistols dilantik ke dalam Rock and Roll Hall of Fame, meskipun mereka menolak untuk menghadiri acara itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com