Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Korupsi, dari Era Nenek Moyang hingga Abad 20

Kompas.com - 30/10/2021, 16:32 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber

KOMPAS.com - Korupsi diperkirakan telah ada sejak dinasti Mesir dan saat ini masih berlangsung di hampir setiap negara di dunia.

The Oxford Dictionary mendefinisikan korupsi sebagai “perilaku tidak jujur atau curang oleh mereka yang berkuasa, biasanya melibatkan penyuapan”.

Korupsi berasal dari kata latin: "corruptus". Kata tersebut adalah past participle dari "corrumpere", yang berarti “merusak, menyuap, menghancurkan”.

Baca juga: Dituding Korupsi, Kanselir Austria Sebastian Kurz Mengundurkan Diri

Sejarah Korupsi

Dilansir The Conversation, korupsi sama tuanya dengan sejarah manusia. Dinasti Pertama (3100–2700 SM) Mesir kuno mencatat korupsi dalam peradilannya.

Praktek ini juga ada di Tiongkok kuno. Dalam mitologi Tiongkok, setiap rumah tangga memiliki Dewa Dapur yang mengawasi perilaku anggotanya.

Seminggu sebelum Tahun Baru Imlek, Dewa Dapur naik ke surga untuk menyampaikan laporan tahunannya kepada Penguasa Surga, Kaisar Giok.

Sejarawan Yunani Herodotus juga mencatat keluarga Alcmaeonid menyuap pendeta Orakel Delphi, salah satu kekuatan mistik paling kuat dari Yunani kuno.

Kembali ke 1400 SM, orang-orang di seluruh Yunani dan sekitarnya datang untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan mereka oleh Pythia, pendeta tinggi Apollo.

Keluarga Alcmaeonid yang kaya menawarkan untuk membangun kembali Kuil Apollo dengan "marmer Parian" setelah dihancurkan oleh gempa bumi.

Sebagai imbalannya, Pythia meyakinkan negara-bangsa Sparta untuk membantu keluarga menaklukkan dan memerintah Athena.

Karena berhasil, Aristoteles mencatat: "Bahkan dewa pun bisa disuap".

Baca juga: Dituding Lakukan Korupsi, Mantan Pejabat Keamanan China Dipecat

Korupsi di Abad 20

Ketika ekonomi global berkembang secara signifikan selama abad ke-20, tingkat korupsi juga meningkat.

Sulit untuk memperkirakan besar dan tingkat korupsi secara global karena kegiatan ini dilakukan secara rahasia.

Bank Dunia memperkirakan suap internasional melebihi US$1,5 triliun per tahun, atau 2 persen dari PDB global dan sepuluh kali lebih banyak dari total dana bantuan global.

Perkiraan lainnya lebih tinggi, yakni mencapai 2-5 persen dari PDB global.

Baca juga: Junta Myanmar Adili Aung San Suu Kyi atas Kasus Korupsi Mulai 1 Oktober

Kasus Korupsi Besar Dunia

Korupsi merasuki semua lapisan masyarakat, dari pegawai negeri tingkat rendah yang menerima suap kecil, hingga para pemimpin nasional yang mencuri jutaan dolar.

Transparency International memperkirakan mantan presiden Indonesia Suharto mengalirkan dana gelap, dari 15 miliar menjadi 35 miliar dollar AS.

Ferdinand Marcos dari Filipina, Mobutu Sese Seko dari Zaire, dan Sani Abacha dari Nigeria mungkin telah menggelapkan masing-masing 5 miliar dollar AS.

Skandal korupsi terbesar di Brasil, dengan nama sandi Lava Jato (pencucian mobil), mengungkap jaringan korupsi yang luas dan luar biasa rumit.

Baca juga: Haim Geron, Saksi Kasus Korupsi Mantan PM Israel Benjamin Netanyahu, Tewas dalam Kecelakaan Pesawat

Direktur Petrobras, perusahaan minyak nasional Brasil, menggunakan dana gelap untuk membayar politisi yang telah menunjuk mereka untuk mendukung kampanye pemilihan koalisi pemerintahan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Menlu Turkiye Akan Kunjungi Arab Saudi untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Menlu Turkiye Akan Kunjungi Arab Saudi untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Global
Vatikan dan Vietnam Akan Menjalin Hubungan Diplomatik Penuh

Vatikan dan Vietnam Akan Menjalin Hubungan Diplomatik Penuh

Internasional
New York Kembalikan 30 Artefak yang Dijarah ke Indonesia dan Kamboja

New York Kembalikan 30 Artefak yang Dijarah ke Indonesia dan Kamboja

Global
Salah Bayar Makanan Rp 24 Juta, Pria Ini Kesal Restoran Baru Bisa Kembalikan 2 Minggu Lagi

Salah Bayar Makanan Rp 24 Juta, Pria Ini Kesal Restoran Baru Bisa Kembalikan 2 Minggu Lagi

Global
Saat Jangkrik, Tonggeret, dan Cacing Jadi Camilan di Museum Serangga Amerika...

Saat Jangkrik, Tonggeret, dan Cacing Jadi Camilan di Museum Serangga Amerika...

Global
Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza akibat Serangan Israel...

Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza akibat Serangan Israel...

Global
Arab Saudi Imbau Warga Waspadai Penipuan Visa Haji Palsu

Arab Saudi Imbau Warga Waspadai Penipuan Visa Haji Palsu

Global
China Beri Subsidi Rp 22,8 Juta ke Warga yang Mau Tukar Mobil Lama ke Baru

China Beri Subsidi Rp 22,8 Juta ke Warga yang Mau Tukar Mobil Lama ke Baru

Global
Atlet Palestina Bakal Diundang ke Olimpiade Paris 2024

Atlet Palestina Bakal Diundang ke Olimpiade Paris 2024

Global
Rangkuman Hari Ke-793 Serangan Rusia ke Ukraina: Serangan Jalur Kereta Api | Risiko Bencana Radiasi Nuklir

Rangkuman Hari Ke-793 Serangan Rusia ke Ukraina: Serangan Jalur Kereta Api | Risiko Bencana Radiasi Nuklir

Global
Hamas Pelajari Proposal Gencatan Senjata Baru dari Israel

Hamas Pelajari Proposal Gencatan Senjata Baru dari Israel

Global
Rektor Universitas Columbia Dikecam atas Tindakan Keras Polisi pada Pedemo

Rektor Universitas Columbia Dikecam atas Tindakan Keras Polisi pada Pedemo

Global
China Jadi Tuan Rumah Perundingan Persatuan Palestina bagi Hamas-Fatah

China Jadi Tuan Rumah Perundingan Persatuan Palestina bagi Hamas-Fatah

Global
Mahasiswa Paris Akhiri Demo Perang Gaza Usai Bentrokan di Jalanan

Mahasiswa Paris Akhiri Demo Perang Gaza Usai Bentrokan di Jalanan

Global
Perempuan Ini Bawa 2 Kg Kokain di Rambut Palsunya

Perempuan Ini Bawa 2 Kg Kokain di Rambut Palsunya

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com