CANBERRA, KOMPAS.com - Australia akan membuka perbatasan internasional mulai November 2020, dengan bandara terbesar di Australia, Sydney, akan keluar dari lockdown pada 11 Oktober.
Kebijakan baru Covid-19 Australia ini memberi kebebasan yang telah lama ditunggu-tunggu bagi warga negaranya yang divaksinasi dan kerabat mereka.
Baca juga: Cerita Dokter Indonesia Bantu Warga Australia agar Mau Divaksin Covid-19
Sejak Maret 2020, Australia memiliki beberapa aturan perbatasan paling ketat di dunia, bahkan melarang warganya meninggalkan negara itu.
Kebijakan itu dipuji telah membantu menekan infeksi Covid-19. Namun disaat yang sama ada juga kritik yang menyebut pembatasan ketat Covid-19 Australia memisahkan banyak keluarga.
"Sudah waktunya untuk mengembalikan nyawa warga Australia," kata Perdana Menteri Australia Scott Morrison pada konferensi pers pada Jumat (1/10/2021) melansir BBC.
Lebih lanjut dia menambahkan, orang-orang Australia diperbolehkan melakukan perjalanan ketika tingkat vaksinasi negara mereka mencapai 80 persen.
Perjalanan tidak akan segera dibuka untuk orang asing, tetapi pemerintah mengatakan sedang bekerja "untuk menyambut wisatawan kembali ke pantai kami".
Ambang batas vaksinasi utama juga merupakan bagian dari rencana Australia yang lebih luas untuk keluar dari penguncian dan "hidup dengan virus".
Baca juga: Ibu Hamil Indonesia di Australia Ini Bersyukur Sudah Divaksin Sebelum Tertular Covid-19
Bagi Amy Hayes, yang tinggal di kota Reading, Berkshire, Inggris, kabar ini merupakan kemajuan yang baik. Warga Australia ini sudah hampir tiga tahun belum kembali ke Queensland.
"Saya yakin perbatasan harus dibuka kembali ketika saya melihat dan mendengar cerita orang Australia yang terdampar (ingin) bisa pulang tanpa hambatan," katanya kepada BBC News.
Henry Aldridge juga bersemangat kembali ke Inggris ketika Natal untuk melihat orang tua dan lima saudara kandungnya di London.
Rekannya Shana, seorang perawat dari Irlandia yang tinggal bersamanya di Sydney, juga mengaku sangat bahagia ketika mereka mendengar berita itu.
"Kami sangat senang," katanya kepada BBC. "Satu setengah tahun pertama (pandemi) kami melihat Inggris dan berpikir, kami cukup bahagia di sini. Tetapi beberapa bulan terakhir belum ideal (pengendalian kasus Covid-19 Australia)."
Menurutnya ketika penguncian diperpanjang dan mencatat banyak kasus, larangan perjalanan mulai "sedikit tidak masuk akal".
Baca juga: Mulai November, Warga Australia Bisa Tes Rapid Antigen di Rumah
Tetapi David Mullahey di Australia Barat - yang masih membatasi pergerakan masuk dari negara bagian lain Australia, mengaku menentang perubahan pada aturan perjalanan.