Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ditinggal Perancis, Mali Minta Bantuan Perusahaan Militer Swasta Rusia

Kompas.com - 26/09/2021, 08:11 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Reuters

NEW YORK, KOMPAS.com – Mali meminta bantuan sebuah perusahaan militer swasta Rusia untuk memerangi milisi.

Hal tersebut disampaikan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov di markas PBB di New York, AS, pada Sabtu (25/9/2021).

Beberapa sumber mengatakan kepada Reuters, junta militer Mali hampir mencapai kesepakatan dengan perusahaan militer swasta asal Rusia, Grup Wagner.

Baca juga: Mansa Musa I dari Kekaisaran Mali, Kaisar Terkaya dalam Sejarah Peradaban Manusia

Kabar tersebut muncul ketika Perancis telah menutup beberapa pangkalan militernya dan mengurangi jumlah pasukannya di Mali.

"Mereka memerangi terorisme dan mereka telah beralih ke perusahaan militer swasta dari Rusia. Sehubungan dengan fakta bahwa, seperti yang saya pahami, Perancis ingin secara signifikan menarik komponen militernya yang ada di sana," kata Lavrov.

Kementerian Pertahanan Perancis menolak berkomentar mengenai kabar tersebut.

Perdana Menteri Mali Choguel Maiga mengatakan dalam Sidang Umum PBB pada Sabtu bahwa negaranya merasa ditinggalkan oleh langkah Prancis.

Baca juga: Tersangka Upaya Pembunuhan Presiden Interim Mali Meninggal dalam Tahanan

Dia juga mengisyaratkan bahwa negaranya mencari bantuan militer lainnya untuk mengisi kesenjangan yang disebabkan oleh penarikan operasi Barkhane dari Perancis di utara Mali.

“Itu membuat kami mengeksplorasi jalur dan sarana untuk lebih memastikan keamanan kami secara mandiri, atau dengan mitra lain,” tutur Maiga.

Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell mengatakan pada Jumat (24/9/2021) bahwa dia sempat bertemu dengan Lavrov dan Menteri Luar Negeri Mali.

Dalam pertemuan itu, dia menuturkan bahwa potensi penerjunan Grup Wagner di Mali akan menjadi "garis merah" untuk Uni Eropa.

Baca juga: Presiden Interim Mali Nyaris Ditusuk Saat Shalat Idul Adha

“Dan itu akan segera konsekuensi pada kerja sama kita,” ujar borell.

Para menteri luar negeri Uni Eropa membahas masalah ini dalam pertemuan tertutup di sela-sela Sidang Umum PBB di New York.

Lavrov menegaskan bahwa pemerintah Rusia tidak ada hubungannya dengan kesepakatan antara perusahaan militer swasta tersebut dan Mali.

Di sisi lain, junta militer Mali mengatakan, pihaknya akan mengawasi transisi negara menuju demokrasi menjelang pemilihan umum pada Februari 2022.

Baca juga: Bom Mobil Meledak di Mali, 15 Pasukan Penjaga Perdamaian PBB Terluka

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Mengapa Rencana Serangan Darat Israel ke Rafah di Gaza Begitu Dikecam?

Mengapa Rencana Serangan Darat Israel ke Rafah di Gaza Begitu Dikecam?

Global
Jerman Sambut Baik Keputusan Ekspor Senjata ke Israel

Jerman Sambut Baik Keputusan Ekspor Senjata ke Israel

Global
AS Disebut Akan Turunkan Ganja ke Golongan Obat Berisiko Rendah

AS Disebut Akan Turunkan Ganja ke Golongan Obat Berisiko Rendah

Global
Trump Didenda Rp 146 Juta dan Diancam Dipenjara karena Langgar Perintah Pembungkaman dalam Kasus Uang Tutup Mulut

Trump Didenda Rp 146 Juta dan Diancam Dipenjara karena Langgar Perintah Pembungkaman dalam Kasus Uang Tutup Mulut

Global
[POPULER GLOBAL] Rudal Korea Utara di Ukraina | Mahasiswa New York Rela Diskors demi Bela Palestina

[POPULER GLOBAL] Rudal Korea Utara di Ukraina | Mahasiswa New York Rela Diskors demi Bela Palestina

Global
Kapal AL Italia Tembak Drone di Laut Merah, Diduga Milik Houthi

Kapal AL Italia Tembak Drone di Laut Merah, Diduga Milik Houthi

Global
Rusia Jatuhkan 6 Rudal ATACMS Buatan AS yang Diluncurkan Ukraina

Rusia Jatuhkan 6 Rudal ATACMS Buatan AS yang Diluncurkan Ukraina

Global
Rusia Terus Serang Kharkiv Ukraina, Warga Semakin Tertekan dan Gelisah

Rusia Terus Serang Kharkiv Ukraina, Warga Semakin Tertekan dan Gelisah

Global
Universitas Columbia AS Mulai Jatuhkan Skors ke Mahasiswa Pedemo Pro-Palestina

Universitas Columbia AS Mulai Jatuhkan Skors ke Mahasiswa Pedemo Pro-Palestina

Global
Netanyahu: Israel Akan Serang Rafah dengan atau Tanpa Gencatan Senjata

Netanyahu: Israel Akan Serang Rafah dengan atau Tanpa Gencatan Senjata

Global
Peringati 75 Tahun Hubungan Bilateral, AS-Indonesia Luncurkan Kunjungan Kampus dan Kontes Fotografi

Peringati 75 Tahun Hubungan Bilateral, AS-Indonesia Luncurkan Kunjungan Kampus dan Kontes Fotografi

Global
Menlu Inggris: Hamas Ditawari Gencatan Senjata 40 Hari

Menlu Inggris: Hamas Ditawari Gencatan Senjata 40 Hari

Global
Mengapa Angka Kelahiran di Korea Selatan Terus Menurun?

Mengapa Angka Kelahiran di Korea Selatan Terus Menurun?

Internasional
Restoran Ini Buat Tantangan Santap Sayap Ayam Super Pedas, Peserta Wajib Teken Surat Pernyataan

Restoran Ini Buat Tantangan Santap Sayap Ayam Super Pedas, Peserta Wajib Teken Surat Pernyataan

Global
Kesaksian Perempuan yang Disandera 54 Hari di Gaza: Bunuh Saja Saya Secepatnya

Kesaksian Perempuan yang Disandera 54 Hari di Gaza: Bunuh Saja Saya Secepatnya

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com