Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mehdi Rajabian, Musisi Iran yang Rela Masuk Penjara Demi Album Baru

Kompas.com - 19/09/2021, 22:14 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

Sebagai protes, dua bersaudara itu mogok makan selama 40 hari. Rajabian mengatakan berat badannya turun 15 kilo dan ia sempat muntah darah.

Pengalaman itu secara langsung menginspirasi lagu pembuka album terbarunya, Whip On A Lifeless Body.

"Narator dalam lagu itu adalah tubuh manusia yang tidak lagi memiliki wujud fisik," kata sang musisi.

"Pada hari ke-29 mogok makan, saya membuka mata dan saya tidak tahu apakah saya masih hidup atau sudah mati, di Bumi atau di surga. Saya trans. Rasanya aneh... dan itulah perasaan yang ingin saya tangkap dalam karya ini."

Aksi mogok makan itu juga membuat Rajabian mengalami pembengkakan sendi, yang berarti ia tidak bisa lagi bermain musik.

Baca juga: Morteza Mehrzadselakjani, Atlet Tertinggi dalam Sejarah Paralimpiade Andalan Iran Raih Emas

Sebagai gantinya, ia membuat aransemen lagu dan mengirimkannya ke musisi-musisi di seluruh dunia.

Mereka merekam bagian mereka dan mengirimnya kembali ke Iran, kemudian Rajabian dengan susah payah menjahitnya menjadi lagu sambil berjuang dengan koneksi internet yang lambat dan asumsi pengawasan oleh otoritas Iran.

Prosesnya panjang dan berat. Rajabian mengatakan ia berbicara dengan orkestra Brasil "selama berjam-jam dari kejauhan" demi menjelaskan perasaan yang ingin dia sampaikan.

"Saya sedang mencari warna suara baru. Musik yang tidak memiliki lokasi, baik timur maupun barat," katanya.

Baca juga: Video Eksodus Pengungsi Afghanistan, Jalan Bermil-mil Lewati Gurun dan Lintasi Perbatasan ke Iran

"Saya bahkan mencoba menghilangkan aksen barat mereka," imbuhnya, mendorong mereka untuk berimprovisasi. Tujuannya adalah merasa terbebaskan, menciptakan perasaan yang nyata.

Penggarapan album ini dibantu oleh produser AS Harvey Mason Jr, yang pernah menulis dan merekam lagu dengan Aretha Franklin, Michael Jackson, Beyoncé, dan Britney Spears; dan, awal tahun ini, ia terpilih sebagai presiden sementara Grammy.

"Ketika saya pertama kali berbicara dengan Mehdi, saya tertarik, kemudian ketika saya mendengar ceritanya, saya semakin tertarik," katanya kepada BBC News.

"Akhirnya ketika saya mendengar musiknya, saya terpesona. Mehdi telah membuat sesuatu yang indah dan sangat menarik dalam situasi sulit," sambung Mason.

Baca juga: Pemimpin Tertinggi Iran Sebut AS Rubah Licik Atas Kondisi Kacau Afghanistan Sekarang

Diam di hadapan penindasan berarti berpihak pada penindas

Album ini dijadwalkan untuk rilis pada Jumat ini (17/09), hanya beberapa minggu setelah Taliban mengambil alih tetangga Iran di timur, Afghanistan. Rezim Taliban melarang pemutaran musik di depan umum, menyebutnya "tidak Islami"; sementara penyanyi folk Fawad Andarabi dilaporkan ditembak mati, setelah diseret dari rumahnya oleh pasukan Taliban.

Rajabian mengatakan perlawanan adalah satu-satunya solusi.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com