Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Taliban Tutup Kementerian Urusan Perempuan Afghanistan dan Aktifkan Polisi Moral

Kompas.com - 18/09/2021, 10:55 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber BBC

KABUL, KOMPAS.com - Taliban terlihat telah menutup kementerian urusan perempuan Afghanistan dan menggantinya dengan kementerian yang pernah menerapkan doktrin agama dengan keras.

Pada Jumat (17/9/2021), penanda Kementerian Urusan Perempuan Afghanistan itu dicopot, diganti dengan kementerian kebaikan dan kejahatan yang dulu terkenal karena menggerakkan polisi moral di jalan-jalan.

Melansir BBC pada Sabtu (18/9/2021), di media sosial muncul video yang menunjukkan para karyawan wanita di luar kantor kemeterian tersebut, mendesak Taliban membiarkan mereka bekerja kembali.

Baca juga: Taliban Larang Murid Putri SMP untuk Kembali ke Sekolah

Selama Taliban memerintah pada 1990-an, kementerian kebaikan dan kejahatan memaksakan aturan Islam yang ketat dan pembatasan keras terhadap perempuan.

Dalam 20 tahun terakhir, perempuan Afghanistan telah berjuang untuk memperoleh sejumlah hak dasar, tetapi sekarang ada kekhawatiran bahwa kemajuan terkait itu akan dilanggar oleh pemerintahan sementara Taliban yang semuanya laki-laki.

Kepala koresponden internasional BBC Lyse Doucet, di Kabul, mengatakan bahwa tampak ada ketidaksesuaian yang berkembang antara janji dan kebijakan Taliban.

Baca juga: Pakar: China dan Pakistan Tawarkan Dukungan ke Pemimpin Taliban

Para pemimpin Taliban telah berjanji bahwa mereka memahami telah berubah, akan fokus pada kesejahteraan masyarakat, khususnya memperhatikan hak perempuan.

Kelompok hak asai manusia sebelumnya telah mengkritik kementerian kebaikan dan kejahatan telah membungkam perbedaan pendapat, dengan keras memberlakukan pembatasan pada warga, terutama perempuan dan anak perempuan, menyebarkan ketakutan dan ketidakpercayaan di seluruh komunitas.

Namun, anggota Taliban mengatakan lembaga itu penting, "Tujuan utamanya adalah untuk melayani Islam. Oleh karena itu, wajib memiliki Kementerian Kebajikan," kata seorang anggota Taliban, Mohammad Yousuf, kepada New York Post.

Baca juga: Taliban Tembak Mati Ibu yang Gendong Bayinya Usai Demo di Kabul Afghanistan

Apa yang dilakukan oleh pelayanan kebajikan dan kejahatan?

Nama lengkap kementerian tersebut menurut plang di kompleks pemerintahan Kabul, adalah Kementerian Penyebaran Kebajikan dan Pencegahan Kejahatan.

Kementerian tersebut sudah ada sebelum Taliban berkuasa untuk pertama kali, tetapi berkembang selama pemerintahan mereka antara 1996 dan 2001.

Kementerian Kebajikan dan Pencegahan Kejahatan bertanggung jawab untuk mengerahkan apa yang disebut polisi moralitas ke jalan-jalan, untuk menegakkan interpretasi ketat Taliban terhadap hukum agama Islam, yang dikenal sebagai Syariah.

Kementerian Kebajikan dan Pencegahan Kejahatan selama era Taliban menjadi terkenal karena polisi moralitas memukuli wanita yang dianggap berpakaian "tidak sopan" atau yang berada di luar tanpa wali laki-laki.

Anak perempuan tidak diizinkan untuk menerima pendidikan setelah sekolah dasar, sebuah tindakan yang kini dilaporkan telah diperkenalkan kembali oleh kelompok tersebut.

Baca juga: Taliban Larang Staf Wanita Masuk Kementerian Urusan Perempuan Afghanistan

Hiburan seperti musik dan tarian dilarang, dan aktivitas seperti bermain catur atau menerbangkan layang-layang dilarang.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Menlu AS Tuding ICC Hambat Gencatan Senjata Perang Israel-Hamas

Menlu AS Tuding ICC Hambat Gencatan Senjata Perang Israel-Hamas

Global
Menteri Keamanan To Lam Resmi Terpilih Jadi Presiden Vietnam

Menteri Keamanan To Lam Resmi Terpilih Jadi Presiden Vietnam

Global
Anggota Kabinet Perang Israel Ron Dermer Sebut Tak Ada Kelaparan di Gaza, Kok Bisa? 

Anggota Kabinet Perang Israel Ron Dermer Sebut Tak Ada Kelaparan di Gaza, Kok Bisa? 

Global
Amelia Earhart, Perempuan Pertama yang Melintasi Atlantik

Amelia Earhart, Perempuan Pertama yang Melintasi Atlantik

Internasional
6 Fakta soal Helikopter Presiden Iran, Termasuk Buatan AS dan Sudah Usang

6 Fakta soal Helikopter Presiden Iran, Termasuk Buatan AS dan Sudah Usang

Global
Rusia Umumkan Mulai Latihan Peluncuran Senjata Nuklir Taktis

Rusia Umumkan Mulai Latihan Peluncuran Senjata Nuklir Taktis

Global
Penumpang yang Tewas dalam Singapore Airlines Berencana Berlibur ke Indonesia

Penumpang yang Tewas dalam Singapore Airlines Berencana Berlibur ke Indonesia

Global
[POPULER GLOBAL] Singapore Airlines Turbulensi Parah | Hasil Penyelidikan Awal Kecelakaan Helikopter Presiden Iran

[POPULER GLOBAL] Singapore Airlines Turbulensi Parah | Hasil Penyelidikan Awal Kecelakaan Helikopter Presiden Iran

Global
Presiden Iran Meninggal, Turkiye Adakan Hari Berkabung

Presiden Iran Meninggal, Turkiye Adakan Hari Berkabung

Global
Saat Pesawat Singapore Airlines Menukik 6.000 Kaki dalam 3 Menit...

Saat Pesawat Singapore Airlines Menukik 6.000 Kaki dalam 3 Menit...

Global
Menlu Jerman: Ukraina Butuh Segera Tingkatkan Pertahanan Udara untuk Lawan Rusia

Menlu Jerman: Ukraina Butuh Segera Tingkatkan Pertahanan Udara untuk Lawan Rusia

Global
Singapore Airlines Turbulensi Parah, Penumpang Terlempar ke Kabin Bagasi

Singapore Airlines Turbulensi Parah, Penumpang Terlempar ke Kabin Bagasi

Global
Presiden Raisi Meninggal, Kedubes Iran Sampaikan Terima Kasih atas Belasungkawa Indonesia

Presiden Raisi Meninggal, Kedubes Iran Sampaikan Terima Kasih atas Belasungkawa Indonesia

Global
Sosok Jacob Zuma, Mantan Presiden Afrika Selatan yang Didiskualifikasi dari Pemilu Parlemen

Sosok Jacob Zuma, Mantan Presiden Afrika Selatan yang Didiskualifikasi dari Pemilu Parlemen

Internasional
Gelombang Panas India Capai 47,4 Derajat Celsius, Sekolah di New Delhi Tutup

Gelombang Panas India Capai 47,4 Derajat Celsius, Sekolah di New Delhi Tutup

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com