Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Taliban Tutup Kementerian Urusan Perempuan Afghanistan dan Aktifkan Polisi Moral

KABUL, KOMPAS.com - Taliban terlihat telah menutup kementerian urusan perempuan Afghanistan dan menggantinya dengan kementerian yang pernah menerapkan doktrin agama dengan keras.

Pada Jumat (17/9/2021), penanda Kementerian Urusan Perempuan Afghanistan itu dicopot, diganti dengan kementerian kebaikan dan kejahatan yang dulu terkenal karena menggerakkan polisi moral di jalan-jalan.

Melansir BBC pada Sabtu (18/9/2021), di media sosial muncul video yang menunjukkan para karyawan wanita di luar kantor kemeterian tersebut, mendesak Taliban membiarkan mereka bekerja kembali.

Dalam 20 tahun terakhir, perempuan Afghanistan telah berjuang untuk memperoleh sejumlah hak dasar, tetapi sekarang ada kekhawatiran bahwa kemajuan terkait itu akan dilanggar oleh pemerintahan sementara Taliban yang semuanya laki-laki.

Kepala koresponden internasional BBC Lyse Doucet, di Kabul, mengatakan bahwa tampak ada ketidaksesuaian yang berkembang antara janji dan kebijakan Taliban.

Para pemimpin Taliban telah berjanji bahwa mereka memahami telah berubah, akan fokus pada kesejahteraan masyarakat, khususnya memperhatikan hak perempuan.

Kelompok hak asai manusia sebelumnya telah mengkritik kementerian kebaikan dan kejahatan telah membungkam perbedaan pendapat, dengan keras memberlakukan pembatasan pada warga, terutama perempuan dan anak perempuan, menyebarkan ketakutan dan ketidakpercayaan di seluruh komunitas.

Namun, anggota Taliban mengatakan lembaga itu penting, "Tujuan utamanya adalah untuk melayani Islam. Oleh karena itu, wajib memiliki Kementerian Kebajikan," kata seorang anggota Taliban, Mohammad Yousuf, kepada New York Post.

Apa yang dilakukan oleh pelayanan kebajikan dan kejahatan?

Nama lengkap kementerian tersebut menurut plang di kompleks pemerintahan Kabul, adalah Kementerian Penyebaran Kebajikan dan Pencegahan Kejahatan.

Kementerian tersebut sudah ada sebelum Taliban berkuasa untuk pertama kali, tetapi berkembang selama pemerintahan mereka antara 1996 dan 2001.

Kementerian Kebajikan dan Pencegahan Kejahatan bertanggung jawab untuk mengerahkan apa yang disebut polisi moralitas ke jalan-jalan, untuk menegakkan interpretasi ketat Taliban terhadap hukum agama Islam, yang dikenal sebagai Syariah.

Kementerian Kebajikan dan Pencegahan Kejahatan selama era Taliban menjadi terkenal karena polisi moralitas memukuli wanita yang dianggap berpakaian "tidak sopan" atau yang berada di luar tanpa wali laki-laki.

Anak perempuan tidak diizinkan untuk menerima pendidikan setelah sekolah dasar, sebuah tindakan yang kini dilaporkan telah diperkenalkan kembali oleh kelompok tersebut.

Hiburan seperti musik dan tarian dilarang, dan aktivitas seperti bermain catur atau menerbangkan layang-layang dilarang.

Waktu shalat ditegakkan ketat dengan polisi moral berpatroli, laki-laki disuruh menumbuhkan janggut, dan potongan rambut ala Barat tidak disukai.

Siapa pun yang terbukti melanggar aturan polisi moralitas akan menerapkan hukuman berat, mencambuk, memukul, mengamputasi, dan mengeksekusi di depan umum. Tindakan itu bukanlah hal yang langka.

Dua anggota Taliban di Kabul mengatakan kepada surat kabar The Washington Post bahwa mereka tidak akan menggunakan kekuatan polisi moral dengan cara yang sama, seperti yang dilakukan kelompok itu di masa lalu, dan bahwa penegaknya bukanlah polisi atau tentara.

Kementerian Kebajikan dan Pencegahan Kejahatan itu dibubarkan setelah invasi pimpinan AS ke Afghanistan pada 2001, meskipun presiden Afghanistan saat itu Hamid Karzai mendirikan kembali kementerian serupa, tetapi tidak kuat pada 2006.

Pada saat itu, Human Rights Watch menyebut Kementerian Kebajikan dan Pencegahan Kejahatan itu sebagai "simbol pelanggaran sewenang-wenang yang terkenal".

https://www.kompas.com/global/read/2021/09/18/105545770/taliban-tutup-kementerian-urusan-perempuan-afghanistan-dan-aktifkan

Terkini Lainnya

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke