Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS Siapkan Tempat Penampungan Sementara untuk 50.000 Pengungsi Afghanistan

Kompas.com - 02/09/2021, 15:10 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - AS sedang mencari lokasi untuk menampung sebanyak 50.000 pengungsi Afghanistan di pangkalan militer sementara.

“Ada kapasitas dan kami sedang bekerja sampai kapasitas di pangkalan militer kami mencapai 50.000,” kata juru bicara Gedung Putih Jen Psaki, seperti yang dilansir dari Al Jazeera pada Rabu (1/9/2021).

Pemerintahan Biden menyebutkan sekitar 124.000 orang diterbangkan dari Kabul dalam beberapa pekan terakhir.

Menurut data internal federal yang ditinjau oleh CBS News, pemerintah AS menampung hampir 20.000 pengungsi Afghanistan di instalasi militer di 5 negara bagian pada Rabu pagi waktu setempat (1/9/2021), dengan 40.000 lainnya tetap berada di pangkalan AS di luar negeri untuk menunggu proses.

Baca juga: Video Eksodus Pengungsi Afghanistan, Jalan Bermil-mil Lewati Gurun dan Lintasi Perbatasan ke Iran

Delapan pangkalan militer di negara bagian Virginia, Wisconsin, New Mexico, New Jersey dan Indiana, telah ditugaskan untuk menampung sementara pengungsi Afghanistan, di antaranya mereka yang membantu upaya perang AS dan pengungsi berisiko lainnya.

Secara kolektif, 8 situs tersebut dapat menampung sekitar 32.000 pengungsi, tetapi para pejabat telah diinstruksikan untuk memperluas kapasitas itu menjadi 50.000 pada 15 September.

Sebelum mencapai AS, warga Afghanistan yang dievakuasi telah dibawa ke pangkalan AS dan NATO di Qatar, Bahrain, Kuwait, Uni Emirat Arab, Arab Saudi, Jerman, Spanyol, dan Italia yang saat ini hanya dapat menampung di bawah 61.000 orang.

Mereka yang dipilih untuk dipindahkan ke AS telah menyelesaikan pemeriksaan keamanan di situs-situs tersebut.

Baca juga: Hanya Dibantu Awak Pesawat Evakuasi, Pengungsi Afghanistan Lahirkan Bayi di Ketinggian 30.000 Kaki

Pangkalan militer di Qatar dan Jerman menampung sebagian besar pengungsi Afghanistan pada Rabu pagi (1/9/2021), masing-masing menampung sekitar 11.600 dan 15.700 pengungsi.

Ada lebih dari 270 anak tanpa pendamping di lokasi pengungsian di luar negeri pada Rabu pagi, termasuk di Kamp As Sayliyah Qatar dan fasilitas terdekat, menurut data federal.

Juru bicara rumah sakit militer AS di Jerman mengatakan kepada CBS News, setidaknya terdapat 9 bayi baru lahir dari keluarga yang dievakuasi.

Masih belum jelas berapa banyak dari 40.000 pengungsi di pangkalan luar negeri yang akan dimukimkan kembali di AS.

Baca juga: Cerita Anak Korban Holocaust yang Selamat Merasa Senasib dengan Pengungsi Afghanistan

Beberapa negara, termasuk Kanada, Inggris, Albania, Korea Selatan dan Kolombia, telah berjanji untuk menerima warga Afghanistan yang melarikan diri dari pengambilalihan Taliban.

Semua warga Afghanistan yang dipindahkan ke AS terbang ke bandara di Philadelphia dan Dulles, Virginia.

AS kemudian telah memindahkan mereka ke lokasi perumahan yang dipilih untuk menjalani pengujian Covid-19, pemeriksaan medis, dan pemrosesan imigrasi lebih lanjut, termasuk aplikasi izin kerja.

Beberapa pengungsi Afghanistan yang tiba di AS berangkakt dengan Visa Imigran Khusus (SIV) karena bantuan mereka kepada pasukan AS selama perang 20 tahun.

Baca juga: Warga Australia Mau Jadi Sponsor Pengungsi Afghanistan, Siap Biayai Penempatan

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Global
PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

Global
Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Global
Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Global
Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Global
AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com