Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mutasi Strain Covid-19 Afrika Selatan Paling Tinggi, Apa Efeknya?

Kompas.com - 01/09/2021, 08:17 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

CAPE TOWN, KOMPAS.com - Varian Covid-19 yang pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan bisa lebih menular daripada mutasi lainnya.

Varian ini mungkin berpotensi resisten terhadap vaksin, menurut sebuah laporan terbaru.

Dilansir New York Post, strain C12 telah dikaitkan dengan "peningkatan penularan" dan disebut telah bermutasi paling banyak dari virus asli, yang pertama kali muncul di kota Wuhan di China.

Baca juga: Varian Baru Virus Corona C.1.2 dari Afrika Selatan Bisa Lebih Menular

Strain ini memiliki tingkat mutasi sekitar 41,8 mutasi per tahun, hampir dua kali lipat tingkat mutasi global yang terlihat pada varian lain yang menjadi perhatian.

Ini menurut para ahli di Institut Nasional untuk Penyakit Menular Afrika Selatan dan KwaZulu-Natal Research Innovation and Sequencing Platform.

Jumlah genom C2 di Afrika Selatan juga telah meningkat, dari 0,2 persen pada Mei menjadi 1,6 persen pada Juni dan 2 persen pada Juli.

Ilmuwan juga telah menemukan 14 mutasi pada hampir 50 persen varian yang memiliki C12 urutan.

Strain C12 juga telah ditemukan di Inggris, Cina, Republik Demokratik Kongo, Mauritius, Selandia Baru, Portugal, dan Swiss.

Baca juga: Afrika Selatan Identifikasi Varian Covid-19 Baru yang Paling Banyak Bermutasi dan Bisa Hindari Vaksin

Varian terbaru Afrika Selatan disebut mampu menghindari antibodi dan sistem kekebalan, kata para peneliti, sambil mencatat bahwa penelitian tambahan masih diperlukan.

“Kami menggambarkan dan mengkarakterisasi garis keturunan SARS-CoV-2 yang baru diidentifikasi dengan beberapa mutasi lonjakan yang kemungkinan muncul di wilayah metropolitan utama di Afrika Selatan setelah gelombang pertama epidemi, dan kemudian menyebar ke beberapa lokasi dalam dua waktu,” tulis para peneliti dalam laporan yang diterbitkan dalam jurnal Nature.

“Kami menunjukkan bahwa garis keturunan ini telah berkembang pesat dan menjadi dominan di tiga provinsi, pada saat yang sama terjadi kebangkitan infeksi yang cepat,” tambah mereka.

B1351, strain Afrika Selatan lainnya yang ditemukan pada bulan April, memiliki potensi untuk “menerobos” vaksin Pfizer, menurut temuan para ilmuwan.

“Kami menemukan tingkat varian Afrika Selatan yang lebih tinggi secara tidak proporsional di antara orang yang divaksinasi dengan dosis kedua, dibandingkan dengan kelompok yang tidak divaksinasi,” kata profesor Adi Stern dari Universitas Tel Aviv di Israel.

“Ini berarti bahwa varian Afrika Selatan mampu, sampai batas tertentu, menembus perlindungan vaksin,”tambahnya.

Baca juga: Kasus Covid-19 Sudah Turun, Afrika Selatan Langsung Cabut Larangan Jual Miras

Tapi tetap saja, dia mengatakan bahsa varian itu "belum menyebar luas melalui populasi".

"Varian Inggris mungkin menghalangi penyebaran strain Afrika Selatan," tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com