Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

POPULER GLOBAL: AS Serang Kendaraan ISIS-K Penuh Bahan Peledak | Hambali, Otak Bom Bali 2002, Akan Diadili AS

Kompas.com - 31/08/2021, 05:55 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Kompas.com

KOMPAS.com - Kondisi Afghanistan terkini menjadi berita internasional terpopuler di kanal Global Kompas.com, jelang batas akhir penarikan pasukan Amerika Serikat (AS), yang jatuh pada Selasa (31/8/2021).

Di tengah misi terakhirnya, AS meluncurkan serangan pesawat tak berawak pada sebuah kendaraan yang diklaim milik ISIS-K dan berisi bahan peledak.

Militer AS mengeklaim mobil ini akan mengarah ke bandara Kabul. Sementara korban dari ledakan balasan AS atas insiden Kamis (26/8/2021) ini dikabarkan juga mengenai warga sipil.

Selain itu ada juga juga berita soal Hambali, yang disebut-sebut sebagai “otak” serangan teror bom Bali 2002, yang akan menjalani persidangan di Guantanamo minggu ini.

Berikut kami rangkum berita internasional populer kanal Global Kompas.com edisi Senin (30/8/2021) hingga Selasa (31/8/2021).

Baca juga: KABAR DUNIA SEPEKAN: Ledakan Bom di Afghanistan | Pengganti Kim Jong Un

1. Militer AS Serang Kendaraan ISIS-K yang Penuh Bahan Peledak di Kabul dengan Pesawat Tak Berawak

Militer Amerika Serikat (AS) mengonfirmasi telah melakukan serangan pesawat tak berawak pada Minggu (29/8/2021). Serangan itu diklaim menghancurkan kendaraan ISIS-K penuh bahan peledak yang akan menuju bandara Kabul.

"Pasukan militer AS melakukan serangan udara tak berawak di atas cakrawala hari ini di sebuah kendaraan di Kabul, dan menghilangkan ancaman ISIS-K yang akan segera terjadi di bandara Internasional Hamad Karzai," juru bicara Komando Pusat AS Kapten Angkatan Laut Bill Urban melansir CNN.

Serangan pesawat tak berawak Minggu (29/8/2021) adalah operasi kedua pasukan AS yang menargetkan kelompok teror ISIS-K dalam tiga hari.

Setelah sebelumnya terjadi ledakan bom bunuh diri ISIS-K di bandara Kabul yang menewaskan 13 tentara AS dan 170 masyarakat sipil.

Baca berita selengkapnya di sini.

Baca juga: Serangan Drone AS ke ISIS-K Ternyata Juga Tewaskan 3 Bocah Afghanistan

2. Hambali, Otak Bom Bali 2002, Akan Diadili AS Setelah 15 Tahun Tanpa Dakwaan di Guantanamo

Sosok yang disebut sebagai "otak" serangan teror bom di Bali, Oktober 2002, dan beberapa serangan bom lainnya, Hambali, dilaporkan akan mulai dihadirkan dalam persidangan militer Amerika Serikat, Senin (30/8/2021) waktu setempat.

Pria yang bernama asli Encep Nurjaman itu akan menghadapi dakwaan resmi di depan komisi militer AS di Teluk Guantanamo.

Salah sati pimpinan organisasi teroris Jemaah Islamiyah ini, ditangkap dalam operasi gabungan CIA-Thailand di Ayutthaya, Thailand pada 2003. Sempat ditahan di beberapa penjara rahasia milik CIA, dia akhirnya dipindahkan ke Guantanamo pada September 2006.

Upaya Jakarta untuk membawanya pulang saat itu tidak membuahkan hasil, meskipun tim penyidik kepolisian dan Badan Intelijen Negara (BIN) belakangan diizinkan untuk memeriksanya di Guantanamo.

Baca berita selengkapnya di sini.

Baca juga: Militer AS Dakwa Pelaku Bom Bali 2002 dan Bom Jakarta 2003

3. Mobil ISIS-K yang Diledakkan Drone AS Berisi Bom, Hendak Serang Bandara Kabul Afghanistan

Mobil ISIS-K yang diledakkan oleh drone Amerika Serikat (AS) di Kabul, Afghanistan, pada Minggu (29/8/2021) berisi bom bunuh diri sekaligus para pelakunya.

Orang-orang itu diduga akan menyerang bandara Kabul, entah dengan meledakkan dirinya sendiri atau bersama mobilnya, kata para pejabat AS yang dikutip Reuters.

Ini adalah serangan kedua AS terhadap ISIS-K setelah bom Kabul Afghanistan yang menewaskan 13 tentara "Negeri Paman Sam", termasuk seorang personel wanita yang terfoto menggendong bayi saat evakuasi.

Para saksi mata melaporkan ledakan besar mengguncang kawasan utara Bandara Internasional Hamid Karzai, dan tayangan televisi menunjukkan asap hitam membumbung ke langit.

Baca berita selengkapnya di sini.

Baca juga: ISIS-K Dalang di Balik Serangan Roket Terbaru Afghanistan

4. Kolonel Afghanistan Ini Ungkap Penyebab Utama Kejatuhan Negaranya ke Taliban

Seorang kolonel Afghanistan membeberkan penyebab utama mengapa negaranya bisa jatuh ke tangan Taliban.

Kolonel Hanif Rezai, yang merupakan juru bicara Korps Shaheen Ke-209 divisi angkatan darat yang berbasis di Mazar-i-Sharif, merespons ucapan Presiden AS Joe Biden pada 16 Agustus.

Presiden ke-46 AS pada saat itu menyalahkan pasukan pemerintah sehingga negara mereka jatuh ke milisi.

"Harus berapa lagi putra-putri Amerika yang dikirim ke Afghanistan ketika pasukannya saja tidak punya niat?" keluhnya.

Rezai pun mengungkap penyebab begitu cepatnya Kabul jatuh ke tangan taliban, baca berita selengkapnya di sini.

Baca juga: China Minta AS dan Dunia “Membimbing secara Positif” Afghanistan di Bawah Taliban

5. Afghanistan Terkini: Roket Beterbangan di Atas Kabul Menuju Arah Bandara

Beberapa roket ditembakkan ke bandara Kabul, Afghanistan, pada Senin (30/8/2021), menurut sejumlah saksi dan sumber keamanan.

Roket-roket beterbangan di langit Kabul kurang dari 48 jam sebelum Amerika Serikat (AS) menyelesaikan penarikan pasukannya dari Afghanistan.

Suara roket menderu di atas ibu kota terdengar oleh staf AFP sebelum jam sibuk pagi dimulai.

Seorang petugas keamanan yang bekerja di pemerintahan Afghanistan mengatakan, roket-roket itu ditembakkan dari sebuah kendaraan di Kabul utara.

Apa yang terjadi selanjutnya? Baca berita selengkapnya di sini.

Baca juga: Banting Setir Jadi Pengantar Makanan, Mantan Menteri Afghanistan Ini Tak Malu

6. Taliban Akui Pemimpin Tertingginya Ada di Afghanistan, Segera Tampil ke Publik

Taliban mengakui pemimpin tertingginya, Hibatullah Akhundzada, berada di Afghanistan dan segera tampil ke publik.

Pengumuman pada Minggu (29/8/2021) itu menjawab teka-teki Akhundzada yang keberadaannya sering tidak diketahui dan tak pernah keluar di depan umum.

"Dia ada di Kandahar. Dia sudah lama tinggal di sana," kata juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid, dikutip dari AFP.

"Dia akan segera tampil di depan umum," tambah wakil juru bicara Bilal Karimi. Akhundzada memimpin Taliban sejak 2016 ketika kelompok itu mengalami krisis.

Hanya sedikit yang diketahui tentang peran sehari-hari Akhundzada. Profil publiknya sebagian besar terbatas pada rilis pesan tahunan selama hari-hari libur Islam.

Baca berita selengkapnya di sini.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Dinas Keamanan Ukraina Mengaku Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Dinas Keamanan Ukraina Mengaku Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Global
Mengenal Apa Itu Chloropicrin, Senjata Kimia yang AS Tuduh Rusia Pakai di Ukraina

Mengenal Apa Itu Chloropicrin, Senjata Kimia yang AS Tuduh Rusia Pakai di Ukraina

Global
Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Global
Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Global
Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Internasional
Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Global
AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Global
Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Internasional
AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

Global
6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

Global
Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Global
Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Global
Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Global
[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com