Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diterjang Banjir Bandang, Tembok Perbatasan Trump Rusak Berat

Kompas.com - 25/08/2021, 21:34 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

ARIZONA, KOMPAS.com - Banjir bandang akibat cuaca buruk di Arizona selatan merusak tembok perbatasan yang didirikan oleh Pemerintahan Amerika Serikat (AS) sebelumnya di bawah Presiden Donald Trump.

Melansir NY Daily News, agen Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS telah mengonfirmasi banjir yang mencapai rekor di perbatasan AS dan Meksiko disalahkan atas kehancuran tersebut.

Baca juga: Banjir Bandang AS: Sedikitnya 22 Orang Tewas di Tennessee, Biden Tawarkan Bantuan

Banjir bandang AS minggi ini itu tampaknya juga merusak beberapa gerbang logam hingga terbuka lebar dan terpisah dari engselnya.

Dalam beberapa kasus, beberapa potongan logam penyusun “tembok perbatasan Trump“ itu terjebak dalam lumpur dan dililit sisa-sisa banjir yang hanyut.

Musim hujan telah mengirimkan ribuan galon air banjir ke daerah itu dalam beberapa hari terakhir, dan terancam akan memecahkan rekor curah hujan sejak 1964.

Gizmodo melaporkan bahwa kerusakan yang tampaknya berat pada tembok perbatasan bernilai miliaran dolar itu terjadi di Peternakan San Bernardino, yang terletak di antara Douglas, Arizona, dan Suaka Margasatwa San Bernardino.

Selama kampanyenya untuk Gedung Putih, mantan presiden Donald Trump bersumpah akan membangun tembok yang kuat, yang akan dibayar oleh Meksiko.

“Tidak ada yang membangun tembok lebih baik dari saya, percayalah,” katanya pada Juni 2015. “Dan saya akan membangunnya dengan sangat murah.”

Namun nyatanya pendanaan untuk bagian-bagian tembok perbatasan yang dapat dibangun Trump, sebelum meninggalkan jabatannya pada Januari, berasal dari uang federal yang mencakup miliaran dolar dari Departemen Pertahanan AS.

Baca juga: Bagaimana Nasib “Tembok Trump” di Era Biden?

Kate Scott dari Pusat Margasatwa Kepulauan Madrean menggambarkan gerbang yang rusak dalam keadaan "hancur" disertai foto yang diunggah di Twitter.

Jose Manuel Perez Cant, Direktur Organisasi Nirlaba Cuenca de Los Ojos, mengatakan kepada Gizmodo bahwa dia mengetahui enam gerbang di satu lokasi yang telah hancur oleh banjir.

Terburu-buru untuk membangun tembok perbatasannya, Trump dituding mengesampingkan undang-undang perlindungan lingkungan dan budaya.

Sebagian besar pekerjaan dialihdayakan ke perusahaan swasta yang meraup miliaran, termasuk Konstruktor Lembah Barat Daya, yang melakukan sebagian besar pekerjaan di Arizona.

“Jelas bahwa ini bukan perusahaan yang benar-benar mempertimbangkan integritas produk dalam jangka panjang,” kata Myles Traphagen, koordinator program perbatasan dari Jaringan Wildlands melansir Gizmodo pada Senin (23/8/2021).

Angin muson, yang menjadi lebih intens sebagian karena perubahan iklim, dikhawatirkan dapat merobek bagian dinding perbatasan itu lebih jauh karena dibangun dengan buruk.

Baca juga: Sejumlah Migran Terluka karena Panjat Tembok Trump, Patroli Perbatasan AS Dituding Lalai

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Global
PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

Global
Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Global
Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Global
Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Global
AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

Global
[POPULER GLOBAL] Miss Buenos Aires 60 Tahun tapi Terlihat Sangat Muda | Ukraina Mulai Pakai Rudal Balistik

[POPULER GLOBAL] Miss Buenos Aires 60 Tahun tapi Terlihat Sangat Muda | Ukraina Mulai Pakai Rudal Balistik

Global
Putin Berencana Kunjungi China pada Mei 2024

Putin Berencana Kunjungi China pada Mei 2024

Global
Eks PM Malaysia Mahathir Diselidiki Terkait Dugaan Korupsi 2 Anaknya

Eks PM Malaysia Mahathir Diselidiki Terkait Dugaan Korupsi 2 Anaknya

Global
TikTok Mungkin Segera Dilarang di AS, India Sudah Melakukannya 4 Tahun Lalu

TikTok Mungkin Segera Dilarang di AS, India Sudah Melakukannya 4 Tahun Lalu

Global
Suhu Panas Tinggi, Murid-murid di Filipina Kembali Belajar di Rumah

Suhu Panas Tinggi, Murid-murid di Filipina Kembali Belajar di Rumah

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com