MEXICO CITY, KOMPAS.com - Agen patroli perbatasan Amerika Serikat dituding lalai, setelah baru-baru ini ada laporan sejumlah migran terluka dikirim kembali ke Meksiko tanpa perhatian medis.
Penampungan Red de Albergues Para Migrantes (RAM) melaporkan pada The Dallas Morning News ada sekitar tujuh orang cedera per minggu, baik luka ringan maupun parah.
Mereka adalah migran yang terluka di sepanjang tembok perbatasan AS-Meksiko yang dibangun di bawah perintah mantan Presiden AS Donald Trump.
Pendeta Meksiko Rosalio Sosa menjalankan jaringan tempat penampungan migran yang dikenal RAM di Palomas setahun lalu.
Kepada Newsweek pada Senin (15/2/2021), dia menyebut perlakuan terhadap migran itu sebagai perilaku rendah dan lalai.
"Ini telah menjadi zona perang, dengan cedera perang dan tidak ada sumber daya (medis)," kata Sosa.
Baca juga: Jungkat-jungkit Pink di Tembok Perbatasan AS-Meksiko Menang Penghargaan Desain
Para migran yang berbicara kepada The Morning News mengingat upaya mereka untuk melompati penghalang.
Dari cerita mereka, setelah terluka dalam upaya tersebut agen perbatasan mengirim mereka kembali ke Meksiko. Tidak ada perawatan medis yang diberikan pada mereka walaupun berada di tanah AS.
Petugas perbatasan AS menanggapi cerita dari orang-orang ini dan pertanyaan tentang bagaimana migran yang terluka ditangani oleh Patroli Perbatasan. Pernyataan yang dikeluarkan mengklaim agen secara teratur menemukan migran yang terluka dan memberikan pertolongan pertama jika seseorang terluka.
Kepala Patroli Perbatasan Sektor El Paso Gloria Chavez menyatakan bantuan medis yang diberikan termasuk dari agen Patroli Perbatasan yang dilatih dan disertifikasi sebagai EMT. Mungkin juga layanan ambulans, tapi tergantung pada tingkat keparahan dan kompleksitas cedera.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.