MANILA, KOMPAS.com - Rodrigo Duterte dituding takut jika terkena kasus kriminal ketika mencalonkan diri sebagai wakil presiden Filipina.
Duterte, yang terpilih pada 2016 dengan konstitusi melarangnya menjabat lagi, mengumumkan dia berniat maju sebagai orang nomor dua.
"Saya akan mencalonkan diri sebagai wakil presiden," kata dia dalam pernyataan yang disiarkan Selasa malam waktu setempat (24/8/2021).
Baca juga: Ingin Berkuasa Lagi, Duterte Rela Turun Jabatan Jadi Kandidat Wakil Presiden Filipina 2022
Sebelumnya, partainya PDP-Laban juga menyatakan presiden berusia 76 tahun itu juga siap untuk maju sebagai cawapres.
Dalam pidatonya, Duterte menerangkan dia ingin melanjutkan perjuangannya, terutama memerangi peredaran narkoba.
"Nomor satu jelas pemberontakan. Baru setelah itu kejahatan, narkoba," papar presiden dengan julukan The Punisher itu.
Dia menuturkan tidak akan punya wewenang memberi perintah seperti yang dia alami selama menjadi presiden Filipina.
Meski begitu dilansir AFP Rabu (25/8/2021), Rodrigo Duterte mengeklaim masih bisa memberikan pandangannya kepada publik.
Sejak berkuasa, Duterte sudah memimpin pemberantasan peredaran narkoba, yang disebut sudah membunuh puluhan orang.
Baca juga: Tegang dengan China, Duterte Pulihkan Pakta Pertahanan AS-Filipina
Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) berencana menggelar penyelidikan skala besar atas perang anti-narkoba Duterte.
Selain obat terlarang, si presiden juga berambisi menghentikan pemberontakan yang dilakukan kelompok komunis.
PDP-Laban dilaporkan berencana mengusulkan sekutu Duterte, Senator Christopher Lawrence "Bong" Go, menjadi kandidat presiden pada pemilu Mei 2022.
Tetapi, faksi yang setia kepada senator sekaligus petinju Manny Pacquiao mengungkapkan, Go-Duterte muncul demi melindungi putri sang presiden, Sara Duterte.
Baca juga: Elektabilitas Duterte Masih Tinggi meski Filipina Dihantam Resesi akibat Covid-19
Sara yang saat ini menjabat sebagai Wali Kota Davao berniat maju sebagai capres, namun dirinya rentan terkena serangan politik.
Mahkamah agung setempat menyatakan, presiden aktif akan mendapatkan perlindungan dari segala tuntutan.
Karena itu, muncul perdebatan apakah kekebalan hukum tersebut bisa menjangkau Duterte ketika dia menjadi wakil presiden.
Karena itu jika Sara atau Go memenangkan pemilihan, mereka bisa melindungi presiden berjuluk Digong tersebut dari kasus kriminal.
Jajak pendapat terbaru menunjukkan Sara yang didukung banyak partai mendapat dukungan mayoritas dibanding Go.
Presiden dan wakilnya terpilih secara terpisah, dengan wakil bisa naik jika atasannya meninggal, mundur, atau dianggap tidak mampu memimpin.
Baca juga: Duterte Tantang Manny Pacquiao Ungkap Adanya Korupsi di Filipina
Dalam komentar yang kemudian diedit, juru bicara kepresidenan Harry Roque berujar Duterte dan Go akan mundur jika Sara maju.
Dalam keterangannya di Facebook, Sara menerangkan ayahnya sudah memberitahunya mengenai pencalonan Go-Duterte.
Politisi berusia 43 tahun tersebut mengatakan, pemberitahuan dari sang ayah membuatnya tidak nyaman.
"Saya menghormati mereka. Jadi, saya berharap mereka berhenti menjadikan saya alasan mereka maju atau tidak," kata dia.
Jaringan koalisi oposisi 1Sambayan menyebut deklarasi mantan wali kota Davao itu sebagai olok-olok terhadap konstitusi Filipina.
Baca juga: Profil Rodrigo Duterte, dari Wali Kota Terlama Jadi Presiden Filipina
"Jelas, dia takut jika sampai diseret ke ranah hukum baik oleh ICC maupun sistem hukum negara," terang 1Sambayan.
Sebabnya sepanjang negara Asia Tenggara itu berdiri, belum pernah ada ceritanya presiden yang masih aktif bersedia turun kasta.
Dengan masa pendaftaran yang masih akan berakhir 8 Oktober mendatang, pakar menduga banyak manuver akan terjadi.
Analis dari Eurasia Group Peter Mumford berkata akan banyak terjadi agenda tak terduga sebelum pasangannya ditetapkan.
"Saya kira Duterte dan sekutunya tengah meramu kombinasi terbaik. Untuk saat ini, pencalonannya sebagai wakil presiden adalah isu utama," papar Mumford.
Baca juga: Duterte kepada Rakyat Filipina: Divaksin atau Saya Masukkan Penjara
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.