Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS Mengaku Tidak Dapat Memastikan Keamanan Evakuasi ke Bandara Kabul

Kompas.com - 19/08/2021, 18:35 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber CNN

KABUL, KOMPAS.com - Kedutaan Besar AS di Kabul memperingatkan tidak dapat memastikan perjalanan yang aman bagi orang Amerika ke bandara untuk melarikan diri dari Afghanistan, pada Rabu (18/8/2021).

Laporan pelecehan dan pemukulan di pos pemeriksaan Taliban terus munculan. Padahal sebelumnya, Pentagon menekankan adanya semacam jaminan dari Taliban bahwa mereka akan memastikan transit yang aman.

Baca juga: Ada Taliban, Perempuan Afghanistan Ramai Berburu Burka

Melansir CNN, peringatan itu dikeluarkan pada Rabu (18/8/2021) dari pos diplomatik AS, yang telah dipindahkan ke bandara Kabul.

Pernyataan itu bertentangan dengan yang dibuat oleh pejabat Gedung Putih dan Pentagon, tentang akses warga sipil ke bandara Kabul untuk naik penerbangan evakuasi ke luar negeri.

Terputusnya pesan publik di antara staf keamanan nasional senior pemerintahan Biden dinilai memperlihatkan adanya kekacauan dan ketergesa-gesaan dalam upaya evakuasi.

Rencana pemindahan itu masih menghadapi tantangan logistik dan keamanan yang sangat besar, padahal prosesnya coba ditingkatkan dalam beberapa hari terakhir.

"Pemerintah Amerika Serikat tidak dapat memastikan perjalanan yang aman ke Bandara Internasional Hamid Karzai," Kedutaan Besar AS di Kabul menasihati warga Amerika melansir CNN pada Rabu (18/8/2021).

Beberapa jam kemudian, Wakil Menteri Luar Negeri AS Wendy Sherman mengeklaim "komitmen Taliban untuk perjalanan yang aman bagi warga Amerika tampaknya solid".

Tetapi, "kami telah mendapat laporan bahwa Taliban, (bertindak) bertentangan dengan pernyataan publik mereka, dan komitmen mereka kepada pemerintah kami, dan menghalangi warga Afghanistan yang ingin meninggalkan negara itu untuk mencapai bandara," katanya kepada wartawan di Departemen Luar Negeri AS.

Sementara itu, dalam jumpa pers di Pentagon yang dimulai saat pemerintahan Biden masih memberikan pengarahan, Ketua Kepala Staf Gabungan Mark Milley mengeklaim "melalui Departemen Luar Negeri (AS), Taliban menjamin perjalanan yang aman ke bandara bagi warga Amerika, yaitu, Pemegang paspor AS."

Baca juga: Biden: Pasukan AS Tidak Akan Tinggalkan Afghanistan Sebelum Semua Warganya Dievakuasi

Pesan Departemen Luar Negeri AS tentang transit ke bandara juga sangat kontras dengan komentar yang dibuat oleh penasihat keamanan nasional Jake Sullivan pada Selasa (17/8/2021).

Saat itu, dia mengatakan kepada wartawan di Gedung Putih bahwa Taliban telah berkomitmen untuk mengizinkan perjalanan yang aman bagi warga sipil (termasuk warga Afghanistan sendiri) ke bandara Kabul.

AS telah mengerahkan personel diplomatik dan militer ke Bandara Internasional Hamid Karzai. Dengan ini, satu-satunya bandara internasional negara itu berubah menjadi bunker militer besar, tempat personel AS melepaskan tembakan di sekeliling untuk mengendalikan kerumunan pada Rabu (18/8/2021).

Baik Sherman maupun Milley mengatakan pejabat pemerintahan Biden secara langsung memberitahu Taliban bahwa AS berharap mereka membuka jalan bagi orang-orang untuk mencapai bandara.

"Kami kembali menekankan bahwa, orang-orang yang mencoba untuk sampai ke bandara, memiliki kredensial yang tepat, harus diizinkan lewat," kata Milley.

Sherman mengeklaom dalam 24 jam terakhir, penerbangan militer AS mengevakuasi sekitar 2.000 orang lagi. Selama beberapa hari terakhir, kata dia, AS telah memproses lebih dari 4.800 orang untuk dievakuasi.

Menurutnya, "situasi sangat menantang dan dinamis" dan semua berupaya memastikan keselamatan personel dan warga “Negeri Paman Sam”, dan mengatur evakuasi ribuan warga dari Afghanistan."

Baca juga: Cerita WNI di Kabul Saat Taliban Masuk: Warga Afghanistan Berhamburan, Mobil Ngebut Tak Beraturan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

WHO: Tak Ada Pasokan Medis Masuk ke Gaza Selama 10 Hari

WHO: Tak Ada Pasokan Medis Masuk ke Gaza Selama 10 Hari

Global
PM Slovakia Jalani Operasi Baru, Kondisinya Masih Cukup Serius

PM Slovakia Jalani Operasi Baru, Kondisinya Masih Cukup Serius

Global
Warga Sipil Israel Kembali Berulah, Truk Bantuan di Tepi Barat Dibakar

Warga Sipil Israel Kembali Berulah, Truk Bantuan di Tepi Barat Dibakar

Global
13 Negara Ini Desak Israel agar Menahan Diri dari Invasinya ke Rafah

13 Negara Ini Desak Israel agar Menahan Diri dari Invasinya ke Rafah

Global
Kera Tergemuk di Thailand Mati karena Sering Diberi Permen dan Minuman Manis

Kera Tergemuk di Thailand Mati karena Sering Diberi Permen dan Minuman Manis

Global
Israel: Kasus Genosida di Pengadilan PBB Tak Sesuai Kenyataan

Israel: Kasus Genosida di Pengadilan PBB Tak Sesuai Kenyataan

Global
Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Internasional
Korut Tembakkan Rudal Balistik Tak Dikenal, Ini Alasannya

Korut Tembakkan Rudal Balistik Tak Dikenal, Ini Alasannya

Global
Siapa 'Si Lalat' Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Siapa "Si Lalat" Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Internasional
Tekno-Nasionalisme Xi Jinping dan Dampaknya pada Industri Global

Tekno-Nasionalisme Xi Jinping dan Dampaknya pada Industri Global

Global
2 Polisi Malaysia Tewas Ditembak dan Diserang, Pelaku Disebut Terafiliasi Jemaah Islamiyah

2 Polisi Malaysia Tewas Ditembak dan Diserang, Pelaku Disebut Terafiliasi Jemaah Islamiyah

Global
AS Sebut Dermaga Terapungnya Mulai Dipakai untuk Kirim Bantuan ke Gaza

AS Sebut Dermaga Terapungnya Mulai Dipakai untuk Kirim Bantuan ke Gaza

Global
Suara Tembakan di Dekat Kedutaan Israel, Polisi Swedia Menahan Beberapa Orang

Suara Tembakan di Dekat Kedutaan Israel, Polisi Swedia Menahan Beberapa Orang

Global
Kharkiv Jadi Kota Kedua Ukraina yang Sering Diserang Drone Rusia

Kharkiv Jadi Kota Kedua Ukraina yang Sering Diserang Drone Rusia

Global
China Disebut Berencana Kembangkan Reaktor Nuklir Terapung di Laut China Selatan

China Disebut Berencana Kembangkan Reaktor Nuklir Terapung di Laut China Selatan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com