Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biden Bela Keputusannya Tarik Pasukan AS dari Afghanistan yang Berujung Berkuasanya Taliban

Kompas.com - 17/08/2021, 06:42 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber BBC,AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden AS Joe Biden sekali lagi membela keputusannya menarik pasukan dari Afghanistan, yang berujung kepada berkuasanya Taliban.

"Saya adalah Presiden AS dan gangguan kecil tidak akan menghentikan saya," ujar dia dalam konferensi pers di Gedung Putih.

Presiden dari Partai Demokrat itu mengaku "sedih" dengan situasi yang mengkhawatirkan yang terjadi terutama di Kabul.

Baca juga: Juru Bicara Taliban Mendadak Telpon Seorang Penyiar TV saat Siaran Langsung, Ini Katanya...

Dia berjanji untuk membahas hak-hak perempuan dan anak-anak yang terancam dengan kembali berkuasanya pemberontak.

Meski begitu, Biden menegaskan keputusannya tidak berubah untuk membawa pulang pasukan AS, meski dirinya harus menghadapi kritik.

"Saya berdiri teguh dengan keputusan saya. Setelah 20 tahun, saya tahu tidak pernah ada waktu yang tepat untuk menarik diri," kata dia.

Dia menuturkan berada dalam pilihan sulit sejak pendahulunya, Donald Trump, menjalin keputusan dengan Taliban.

Pilihannya adalah mundur sesuai kesepakatan pada 1 Mei, atau memutuskan bertempur setelah kesepakatan berakhir.

Dilansir BBC Senin (16/8/2021), presiden berusia 78 tahun itu menyebut tidak ada janji pasukan AS bakal terlindungi setelah 1 Mei.

Baca juga: Lari dari Taliban, 5 Warga Afghanistan Tewas Saat Rebutan Naik Pesawat di Bandara Kabul

Presiden ke-46 AS itu mengakui, dia sendiri tidak menyangka Afghanistan bakal jatuh ke tangan pemberontak setelah digempur selama sekitar empat bulan.

"Kami memberikan mereka peluang untuk menentukan masa depan mereka. Kami tentu tak bisa membantu mereka terus," papar Biden dikutip AFP.

Dia menegaskan meski pasukan AS ditarik pulan, kepentingan "Negeri Uncele Sam" di Afghanistan tetap tak berubah.

Yakni memastikan Afghanistan tidak menjadi sarang teroris yang bisa mengancam AS, dan akan merespons setiap ancaman.

Baca juga: Taliban Berhasil Kuasai Afghanistan: Banyak Negara Padati Bandara Kabul, KBRI Pertahankan Kantor

"Misi di Afghanistan sejak awal tidak pernah tentang membangun negara," kata mantan wakil Barack Obama tersebut.

Dia pun memeringatkan Taliban untuk tidak berusaha mengancam upaya evakuasi warganya, atau warga Afghanistan yang membantu mereka.

"Kami akan mempertahankan rakyat kami dengan kekerasan jika diperlukan," tegasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Global
Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Global
Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Global
Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Internasional
Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Global
Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Global
Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Global
Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Global
Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Global
Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Global
Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Global
Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Global
Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Global
Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Global
Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com