"Krisis saat ini adalah skenario terburuk yang dipertimbangkan ketika membuat keputusan pengadaan," lanjutnya.
Baca juga: Kandahar Direbut Taliban, Pengamat Tandai Awal dari Berakhirnya Pemerintahan Afghanistan
Sebuah video menunjukkan seorang milisi Taliban dengan sepeda motor merah, dari kepala hingga kaki lengkap dengan seragam pemberontak, menatap sebuah helikopter militer yang parkir di landasan bandara Kunduz.
Disebutkan itu adalah gambaran kegembiraan Taliban yang tercermin atas seluruh wilayah yang dikuasai.
Kelompok pemberontak sepertinya akan terus memamerkan hadiah besar yang didapatnya, tetapi setidaknya pesawat militer tidak akan berdampak di medan perang tanpa pilot.
"Itu hanya untuk tujuan propaganda," kata mantan analis kontra-terorisme CIA Aki Peritz mengatakan kepada AFP.
Menurutnya, Taliban akan lebih memanfaatkan senjata ringan AS dan kendaraan yang digunakan untuk menavigasi medan yang kasar di negara itu.
Baca juga: Kanada Akan Menerima 20.000 Pengungsi Afghanistan Target Sasaran Taliban
Ditambah dengan berkurangnya moral tentara, Taliban akan meningkatkan ancaman kepada pemerintah yang didukung Barat.
Saat krisis di Afghanistan berlangsung, pemerintahan Biden mengatakan akan tetap melengkapi militer Afghanistan yang di ambang kehancuran.
Pengamat Timur Tengah telah memprediksi hal itu terjadi di Afghansitan dengan melihat pengalaman di Irak.
Setelah penarikan AS dari Irak, kelompok ISIS menyerbu kota Mosul Irak pada pertengahan 2014, merebut senjata dan humvee yang dipasok AS.
Para milisi menggunakan keuntungan itu untuk membangun negara impian versi mereka di atas tanah Irak-Suriah sebesar Belgia.
Seperti pejuang ISIS di Mosul, anggota Taliban yang gembira sekarang berpose untuk foto dengan amunisi musuh di kota-kota yang baru dimenangkan di seluruh pelosok tanah Afghanistan.
"Retret ini berubah menjadi kekalahan," kata Peritz yang merujuk penarikan AS dari Afghanistan.
Baca juga: Bagaimana Taliban Bisa Merebut Wilayah-wilayah Afghanistan Begitu Cepat?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.