Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Petinju Filipina Ini Ingin Bangkit dari Kemiskinan lewat Medali Perak Olimpiade

Kompas.com - 07/08/2021, 17:21 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

TOKYO, KOMPAS.com - Bagi Carlo Paalam, seorang petinju Filipina, mendapat medali perak di Olimpiade Tokyo tetaplah pencapaian luar biasa.

Sebab dari medali daur ulang itu, dia mengingatkan dirinya mengenai masa lalunya ketika menjadi seorang pemulung.

Di partai puncak kelas terbang, Paalam harus mengakui keunggulan jagoan Britania Raya, Galal Yafai dengan skor 4-1.

Baca juga: Pesan Orangtua Jadi Motivasi Quan Hongchan Sabet Medali Emas di Olimpiade Tokyo 2020

Meski ambisinya menjadi petinju pertama Filipina yang menang emas Olimpiade kandas, Paalam tidak berkecil hati.

"Secara simbolis, medali perak ini mengingatkan saya ketika masih muda, saya adalah pemulung yang mengumpulkan sampah maupun barang bekas," kata Paalam.

Dilansir Rappler, Carlo Paalam menghabiskan masa kecilnya di Talakag, kota kecil yang berlokasi di Provinsi Bukidnon.

Masa sulit petinju berusia 23 tahun itu terjadi ketika dia bekerja di tempat pembuangan sampah di Barangay Carmen, Cagayan de Oro.

Kepada AFP, Paalam mengungkapkan dia tahu medalinya daur ulang, dibuat dari barang bekas, setelah mengidentifikasinya.

Ayah Paalam, Pero Rio, menuturkan tidak pernah terlintas dalam benaknya putranya bakal melaju hingga final.

Baca juga: Mengenal Melo Imai, Atlet Jepang di Olimpiade yang Pernah Bermain Film Dewasa

Dia menceritakan bagaimana dia dan Paalam membagi 150 peso yang didapat dari pertandingan tinju di Cagayan de Oro.

Pero mengisahkan, saat itu Paalam remaja ingin menghabiskan uangnya membeli makanan bagi keluarganya, namun dia mencegahnya.

"Saya mengatakan kepadanya untuk menyimpan setengahnya demi membeli keperluan dan menjaganya tetap bugar," kata Pero Rio.

D ronde pertama, Paalam sempat mencium kanvas setelah Yafai menghujaninya dengan kombinasi tiga pukulan.

Baca juga: Olimpiade Tokyo 2020: Para Tunawisma Disembunyikan demi Citra Kota Bersih Jepang

Sempat bangkit dan memberikan perlawanan, Paalam pada akhirnya harus mengakui petinju yang lebih tua lima tahun darinya.

"Jika bukan karena KO, saya mungkin bakal memberikan perlawanan sengit. Tetapi lawan saya patut memenangkannya," puji Paalam.

Publik Filipina pada akhirnya tetap berbangga setelah petinju putri Nesthy Petecio mendapatkan emas di kelas bulu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Mengapa Rencana Serangan Darat Israel ke Rafah di Gaza Begitu Dikecam?

Mengapa Rencana Serangan Darat Israel ke Rafah di Gaza Begitu Dikecam?

Global
Jerman Sambut Baik Keputusan Ekspor Senjata ke Israel

Jerman Sambut Baik Keputusan Ekspor Senjata ke Israel

Global
AS Disebut Akan Turunkan Ganja ke Golongan Obat Berisiko Rendah

AS Disebut Akan Turunkan Ganja ke Golongan Obat Berisiko Rendah

Global
Trump Didenda Rp 146 Juta dan Diancam Dipenjara karena Langgar Perintah Pembungkaman dalam Kasus Uang Tutup Mulut

Trump Didenda Rp 146 Juta dan Diancam Dipenjara karena Langgar Perintah Pembungkaman dalam Kasus Uang Tutup Mulut

Global
[POPULER GLOBAL] Rudal Korea Utara di Ukraina | Mahasiswa New York Rela Diskors demi Bela Palestina

[POPULER GLOBAL] Rudal Korea Utara di Ukraina | Mahasiswa New York Rela Diskors demi Bela Palestina

Global
Kapal AL Italia Tembak Drone di Laut Merah, Diduga Milik Houthi

Kapal AL Italia Tembak Drone di Laut Merah, Diduga Milik Houthi

Global
Rusia Jatuhkan 6 Rudal ATACMS Buatan AS yang Diluncurkan Ukraina

Rusia Jatuhkan 6 Rudal ATACMS Buatan AS yang Diluncurkan Ukraina

Global
Rusia Terus Serang Kharkiv Ukraina, Warga Semakin Tertekan dan Gelisah

Rusia Terus Serang Kharkiv Ukraina, Warga Semakin Tertekan dan Gelisah

Global
Universitas Columbia AS Mulai Jatuhkan Skors ke Mahasiswa Pedemo Pro-Palestina

Universitas Columbia AS Mulai Jatuhkan Skors ke Mahasiswa Pedemo Pro-Palestina

Global
Netanyahu: Israel Akan Serang Rafah dengan atau Tanpa Gencatan Senjata

Netanyahu: Israel Akan Serang Rafah dengan atau Tanpa Gencatan Senjata

Global
Peringati 75 Tahun Hubungan Bilateral, AS-Indonesia Luncurkan Kunjungan Kampus dan Kontes Fotografi

Peringati 75 Tahun Hubungan Bilateral, AS-Indonesia Luncurkan Kunjungan Kampus dan Kontes Fotografi

Global
Menlu Inggris: Hamas Ditawari Gencatan Senjata 40 Hari

Menlu Inggris: Hamas Ditawari Gencatan Senjata 40 Hari

Global
Mengapa Angka Kelahiran di Korea Selatan Terus Menurun?

Mengapa Angka Kelahiran di Korea Selatan Terus Menurun?

Internasional
Restoran Ini Buat Tantangan Santap Sayap Ayam Super Pedas, Peserta Wajib Teken Surat Pernyataan

Restoran Ini Buat Tantangan Santap Sayap Ayam Super Pedas, Peserta Wajib Teken Surat Pernyataan

Global
Kesaksian Perempuan yang Disandera 54 Hari di Gaza: Bunuh Saja Saya Secepatnya

Kesaksian Perempuan yang Disandera 54 Hari di Gaza: Bunuh Saja Saya Secepatnya

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com