Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demo Thailand: Apakah Reformasi Monarki yang Dituntut Demonstran Bisa Terwujud?

Kompas.com - 29/07/2021, 22:40 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

"Jika ternyata pemerintah mencoba membungkam kami dengan menggunakan Pasal 112, berarti jelas bahwa kami hanya bisa memuji raja di negara ini, tetapi tidak boleh mempertanyakan,” ujar Patsaravalee Tanakitvibulpon, seorang aktivis terkemuka yang menghadapi tuntutan pidana karena menyatakan perbedaan pendapat, kepada DW.

Pekan lalu, jaksa mendakwa mahasiswa teknik berusia 25 tahun dan 11 aktvis lainnya dengan tuduhan "lese majeste" dan hasutan, untuk peran utama mereka dalam rapat umum di luar Kedutaan Besar Jerman pada Oktober tahun lalu.

Seperti para terdakwa "lese majeste" lainnya yang telah dibebaskan dengan jaminan, dia dibebaskan dengan syarat, antara lain yakni tidak boleh terlibat dalam kegiatan yang "menghina monarki‘‘.

Baca juga: RS di Thailand Jual Vaksin Moderna via Shopee, Ludes dalam 15 Detik

Apakah reformasi monarki hanya impian semata?

Agar gerakan itu berhasil, Pavin mengatakan para pengunjuk rasa harus bekerja sama dengan partai politik untuk memastikan bahwa agenda mereka dibawa dari protes di jalanan ke parlemen.

"Kita semua tahu ini sangat sulit," kata Patsaravalee, menunjuk pada fakta bahwa insitusi kekuasaan yang didukung oleh elite negara itu masih memegang kekuasaan tertinggi dengan 250 senator yang ditunjuk junta.

Walaupun ada seruan agar Prayuth mengundurkan diri, pria berusia 25 tahun itu mengatakan, tanpa mengubah tatanan politik, mengganti perdana menteri tidak akan banyak berpengaruh.

Fakta bahwa isu-isu ini sekarang menjadi bagian dari debat publik di Thailand sangat signifikan, dan Patsaravalee yakin pihak berwenang pada akhirnya akan dipaksa untuk memenuhi tuntutan para pengunjuk rasa.

Meskipun reformasi monarki tampaknya masih jauh dari realita, Patsaravalee yakin prospeknya tidak terlalu mengada-ada.

"Kami tidak pernah membayangkan bahwa orang akan membahas monarki sejauh ini, tetapi itu sekarang sudah terjadi," pungkasnya.

Baca juga: Istri Polisi Thailand Pamer di TikTok Naik Helikopter Kepolisian, Pangkat Suami Langsung Diturunkan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Senator AS Apresiasi Sikap Biden Tak Jadi Kirim Bom Seberat 907 Kg untuk Israel

Senator AS Apresiasi Sikap Biden Tak Jadi Kirim Bom Seberat 907 Kg untuk Israel

Global
Untuk Pertama Kalinya, Pejabat Militer Pentagon Mundur karena Perang Gaza

Untuk Pertama Kalinya, Pejabat Militer Pentagon Mundur karena Perang Gaza

Global
Jutaan Migran Tak Bisa Memilih dalam Pemilu Terbesar di Dunia

Jutaan Migran Tak Bisa Memilih dalam Pemilu Terbesar di Dunia

Internasional
Pesawat Tempur Israel Mengebom Kamp Pengungsi Nuseirat, 14 Tewas Termasuk Anak-anak

Pesawat Tempur Israel Mengebom Kamp Pengungsi Nuseirat, 14 Tewas Termasuk Anak-anak

Global
AS Tak Percaya Terjadi Genosida di Gaza

AS Tak Percaya Terjadi Genosida di Gaza

Global
AS Hancurkan Sebagian Jembatan Baltimore yang Ambruk untuk Bebaskan Kapal Terjebak

AS Hancurkan Sebagian Jembatan Baltimore yang Ambruk untuk Bebaskan Kapal Terjebak

Global
Pedemo Israel Cegat Truk Bantuan ke Gaza, Banting Makanan sampai Berserakan

Pedemo Israel Cegat Truk Bantuan ke Gaza, Banting Makanan sampai Berserakan

Global
[POPULER GLOBAL] Lampu Lalin Unta | Thailand SIta 1 Ton Meth Kristal

[POPULER GLOBAL] Lampu Lalin Unta | Thailand SIta 1 Ton Meth Kristal

Global
Rangkuman Hari Ke-810 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran 30 Kota | Apartemen Roboh

Rangkuman Hari Ke-810 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran 30 Kota | Apartemen Roboh

Global
Ukraina Serang Fasilitas Energi Rusia Dekat Perbatasan

Ukraina Serang Fasilitas Energi Rusia Dekat Perbatasan

Global
Kampanye Keselamatan Lalu Lintas, Perancis Gaungkan Slogan 'Berkendaralah Seperti Perempuan'

Kampanye Keselamatan Lalu Lintas, Perancis Gaungkan Slogan "Berkendaralah Seperti Perempuan"

Global
Rusia Gempur 30 Kota dan Desa di Ukraina, 5.762 Orang Mengungsi

Rusia Gempur 30 Kota dan Desa di Ukraina, 5.762 Orang Mengungsi

Global
Demonstrasi Pro-Palestina di Kampus-Kampus AS Bergulir ke Acara Wisuda

Demonstrasi Pro-Palestina di Kampus-Kampus AS Bergulir ke Acara Wisuda

Global
Afghanistan Kembali Dilanda Banjir Bandang, Korban Tewas 300 Lebih

Afghanistan Kembali Dilanda Banjir Bandang, Korban Tewas 300 Lebih

Global
Nasib Migran dan Pengungsi Afrika Sub-Sahara yang Terjebak di Tunisia

Nasib Migran dan Pengungsi Afrika Sub-Sahara yang Terjebak di Tunisia

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com