Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasca Presiden Ambil Alih Semua Pemerintahan, Rakyat Tunisia Khawatir Perang Saudara

Kompas.com - 28/07/2021, 16:50 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber CNBC

Khawatir perang saudara

Tapi kini, yang menjadi kekhawatiran pendukung presiden adalah kondisi yang serba tidak pasti. Skenario terburuk yang paling mereka takuti adalah pembalasan dari lawan Saied, khususnya di antara partai Ennahdha dan pendukungnya.

"Semua orang hanya memikirkan apa yang akan terjadi selanjutnya," kata Zarrouk. "Sejujurnya, kami semua takut, karena kami tahu kekuatan yang dimiliki partai Islam, yaitu Ennahdha ... jadi kami takut mereka akan mengambil senjata dan memulai perang saudara."

Ennahdha tidak menanggapi permintaan CNBC untuk berkomentar, tetapi sebuah pernyataan di halaman Facebook resminya menolak penggunaan kekerasan.

"Memperingatkan bahaya wacana kekerasan, hasutan dan pengucilan untuk tatanan sosial nasional dan konsekuensinya, adalah bahaya yang harus dihindari Tunisia."

Kepada CNBC pemuda Tunisia lainnya, Seif, mengungkapkan kekhawatirannya akan ketidakjelasan situasi saat ini.

"Kita harus sangat berhati-hati, kondisi bisa berubah menjadi sangat buruk. Kami juga memiliki ekstremis, teroris di pegunungan, dan situasinya bisa meningkat, mereka dapat digunakan sebagai senjata untuk melawan “kudeta” ini,” ujar Seif yang nama lengkapnya dirahasiakan karena batasan profesional.

 

Baca juga: Ekstremis Wanita Meledakkan Diri Bersama Bayinya di Hadapan Pasukan Tunisia

Presiden menurutnya telah menunjukkan itikad baik, dengan mengundang semua serikat pekerja, aktor sipil, dan lembaga peradilan, untuk membahas rekomendasi mereka.

Sementara perintah jam malam yang diterapkan Senin (26/7/2021) malam dinilai perlu untuk menenangkan keadaan.

Tapi apa yang akan paling menunjukkan legitimasi dan transparansi menurut Seif, adalah pemilihan baru.

"Orang-orang masih memiliki keyakinan. Tetapi semua orang ingin melihat garis waktu dan rencana aksi yang pasti,” pungkasnya.

Sementara itu, Khalil H, seorang pemilik bisnis di Tunis, menyatakan keprihatinan terutama atas langkah presiden.

"Satu bulan (parlemen vakum) untuk mengatur kediktatoran masa depan. Betapa nyamannya," katanya, meminta agar nama belakangnya dirahasiakan karena takut akan pembalasan negara.

"Orang-orang senang, tetapi orang-orang tidak tahu yang lebih baik."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Serangan Roket dan Drone Rusia, 2 Warga Ukraina Tewas

Serangan Roket dan Drone Rusia, 2 Warga Ukraina Tewas

Global
Gencatan Senjata di Gaza Masih Bergantung Israel

Gencatan Senjata di Gaza Masih Bergantung Israel

Global
Balita Ini Sebut Ada Monster di Dinding Kamar, Ternyata Sarang 50.000 Lebah

Balita Ini Sebut Ada Monster di Dinding Kamar, Ternyata Sarang 50.000 Lebah

Global
Serang Wilayah Ukraina, Pesawat Tempur Rusia Ditembak Jatuh

Serang Wilayah Ukraina, Pesawat Tempur Rusia Ditembak Jatuh

Global
Remaja 16 Tahun di Australia Ditembak di Tempat setelah Lakukan Serangan Pisau

Remaja 16 Tahun di Australia Ditembak di Tempat setelah Lakukan Serangan Pisau

Global
Sempat Jadi Korban AI, Warren Buffett Beri Pesan Serius

Sempat Jadi Korban AI, Warren Buffett Beri Pesan Serius

Global
Kompetisi Band Metal Kembali Digelar di Jeddah

Kompetisi Band Metal Kembali Digelar di Jeddah

Global
Di KTT OKI Gambia, Menlu Retno: Negara Anggota OKI Berutang Kemerdekaan kepada Rakyat Palestina

Di KTT OKI Gambia, Menlu Retno: Negara Anggota OKI Berutang Kemerdekaan kepada Rakyat Palestina

Global
Warga Palestina Berharap Perang Berakhir, Tapi Pesimis Gencatan Senjata Cepat Terwujud

Warga Palestina Berharap Perang Berakhir, Tapi Pesimis Gencatan Senjata Cepat Terwujud

Global
Politikus Muslim Sadiq Khan Menang Pemilihan Wali Kota London untuk Kali Ketiga

Politikus Muslim Sadiq Khan Menang Pemilihan Wali Kota London untuk Kali Ketiga

Global
Hamas Tuntut Gencatan Senjata Abadi, Israel: Itu Menghambat Proses Negosiasi

Hamas Tuntut Gencatan Senjata Abadi, Israel: Itu Menghambat Proses Negosiasi

Global
Makna di Balik Lagu Pop Propaganda Korea Utara yang Ternyata banyak Disukai Pengguna TikTok

Makna di Balik Lagu Pop Propaganda Korea Utara yang Ternyata banyak Disukai Pengguna TikTok

Global
Rangkuman Hari Ke-801 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Resmi Buru Zelensky | Ukraina Tembak Sukhoi Su-25

Rangkuman Hari Ke-801 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Resmi Buru Zelensky | Ukraina Tembak Sukhoi Su-25

Global
China Luncurkan Chang'e-6 ke Sisi Jauh Bulan, Ini Misinya

China Luncurkan Chang'e-6 ke Sisi Jauh Bulan, Ini Misinya

Global
Rangkuman Terjadinya Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa di 8 Negara

Rangkuman Terjadinya Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa di 8 Negara

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com