Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Hanya Pemanasan Global, Ini 5 Penyebab Banjir Eropa 2021 Sangat Parah

Kompas.com - 18/07/2021, 16:19 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

BERLIN, KOMPAS.com - Banjir Eropa yang melanda Jerman dan wilayah lain di barat "Benua Biru" digambarkan sebagai bencana, zona perang, dan belum pernah terjadi sebelumnya.

Hingga Minggu (18/7/2021) setidaknya 183 orang tewas dan jumlah korban dikhawatirkan masih terus meningkat.

Pertanyaan besar pun muncul: Bagaimana banjir Eropa bisa terjadi dan mengapa sangat parah? Ini lima penyebabnya menurut para pakar yang dihubungi AFP.

Baca juga: Video Dahsyatnya Banjir Eropa: Mobil Hanyut, 183 Orang Tewas, Ribuan Hilang

1. Cuaca tak biasa

"Massa udara bermuatan banyak air terblokade pada ketinggian tinggi oleh suhu dingin, membuat mereka mandek selama empat hari di wilayah tersebut," terang Jean Jouzel, ahli iklim dan mantan wakil presiden Panel Antarpemerintah dalam Perubahan Iklim (IPCC).

Sebanyak 100-150 milimeter hujan turun pada 14 dan 15 Juli, menurut layanan cuaca Jerman. Jumlah tersebut biasanya terlihat selama dua bulan.

Eropa sudah berulang kali dilanda banjir parah sebelumnya, tetapi pekan ini luar biasa dalam hal jumlah air dan kerusakan yang ditimbulkannya, menurut ahli hidrologi Jerman, Kai Schroeter.

2. Pemanasan global?

Hujan deras menyebabkan tanah longsor dan banjir di bagian barat Jerman, puing-puing rumah yang runtuh terlihat di distrik Blessem, Erftstadt, Jerman, Jumat, 16 Juli 2021. AP PHOTO/DAVID YOUNG Hujan deras menyebabkan tanah longsor dan banjir di bagian barat Jerman, puing-puing rumah yang runtuh terlihat di distrik Blessem, Erftstadt, Jerman, Jumat, 16 Juli 2021.
Banyak politisi Eropa menyalahkan pemanasan global atas bencana itu, tetapi sayap kanan AfD Jerman menuduh mereka memanfaatkan banjir untuk mempromosikan agenda perlindungan iklim.

"Kami belum bisa mengatakan dengan pasti bahwa peristiwa ini terkait dengan pemanasan global," kata Schroeter, tetapi "Pemanasan global membuat peristiwa seperti ini lebih mungkin terjadi".

Dalam istilah teknis, perubahan iklim berarti Bumi menjadi lebih hangat sehingga lebih banyak air yang menguap.

"Menyebabkan massa air yang lebih besar di atmosfer, meningkatkan risiko curah hujan yang tinggi," katanya.

IPCC juga mengatakan pemanasan global meningkatkan kemungkinan kejadian cuaca ekstrem.

Baca juga: Korban Tewas Banjir Bandang Eropa Capai 183 Jiwa, Ratusan Hilang

3. Sungai-sungai kecil ikut meluap

Daerah yang paling parah terkena dampak adalah di dekat sungai kecil atau anak sungai tanpa penahan banjir.

"Sungai Rhine terbiasa dengan banjir dan kota-kota di sepanjang itu sudah membangun penahan, tidak seperti kota-kota dan desa-desa di sepanjang sungai-sungai kecil di kawasan itu," ungkap Armin Laschet, kepala wilayah Rhine-Westphalia Utara yang dilanda banjir Jerman.

"Ketika sungai lebih lambat dan lebih lebar, air tidak naik lebih cepat dan ada lebih banyak waktu untuk bersiap," kata ahli hidrologi Kai Schroeter.

4. Kurangnya kesadaran

Seorang pria mendayung perahu di jalan perumahan setelah banjir di Angleur, Provinsi Liege, Belgia, Jumat 16 Juli 2021.AP PHOTO/BALENTIN BIANCHI Seorang pria mendayung perahu di jalan perumahan setelah banjir di Angleur, Provinsi Liege, Belgia, Jumat 16 Juli 2021.
Pemerintah setempat mendapat kecaman di Jerman karena tidak segera mengevakuasi warga.

"Peramal cuaca... mengeluarkan peringatan, tetapi tidak ditanggapi serius dan persiapannya tidak memadai," kata Hannah Cloke, profesor hidrologi di Universitas Reading Inggris.

Beberapa warga juga sama sekali tidak menyadari risiko banjir hebat seperti itu. Puluhan orang ditemukan tewas di ruang bawah tanah mereka.

"Beberapa korban meremehkan bahaya dan tidak mengikuti dua aturan dasar saat hujan deras."

"Pertama, hindari ruang bawah tanah yang dimasuki air. Kedua, segera matikan listrik," urai Armin Schuster yang mengepalai BBK, lembaga negara dalam bencana alam, kepada harian Bild.

Baca juga: Agar Terhindar dari Banjir, Begini Persiapan yang Dilakukan Swiss

5. Perencanaan kota

Beberapa ahli juga menyebut penyebab banjir Eropa adalah perencanaan kota yang buruk, dan meningkatnya jumlah bangunan di jantung kawasan industri padat penduduk.

Daerah yang terkena dampak diguyur hujan sangat deras dalam beberapa minggu terakhir, membuat tanah jenuh dan tidak mampu menyerap kelebihan air.

Ketika tanah ditutupi dengan bahan buatan manusia seperti beton, tanah kurang mampu menyerap air sehingga meningkatkan risiko banjir.

"Urbanisasi... memainkan peran. Akankah jumlah korban setinggi 40 tahun yang lalu?" tanya Jouzel.

Baca juga: Sebelum Banjir Bandang Eropa, Ilmuwan Peringatkan Perubahan Iklim Bisa Picu Hujan Lebat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Otoritas Keselamatan Udara AS Selidiki Pemeriksaan Pesawat Boeing

Otoritas Keselamatan Udara AS Selidiki Pemeriksaan Pesawat Boeing

Global
Kesalahan Teknis. Boeing Tunda Peluncuran Kapsul Luar Angkasanya

Kesalahan Teknis. Boeing Tunda Peluncuran Kapsul Luar Angkasanya

Global
5 Teknologi Tertua di Dunia yang Masih Digunakan

5 Teknologi Tertua di Dunia yang Masih Digunakan

Global
AS, Inggris, dan Sebagian Besar Negara Uni Eropa Tak Akan Hadiri Putin

AS, Inggris, dan Sebagian Besar Negara Uni Eropa Tak Akan Hadiri Putin

Global
Israel Larang Al Jazeera, Kantor Ditutup dan Siaran Dilarang

Israel Larang Al Jazeera, Kantor Ditutup dan Siaran Dilarang

Global
Militer Israel Ambil Alih Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir, Ada Maksud Apa?

Militer Israel Ambil Alih Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir, Ada Maksud Apa?

Global
Rafah, Kota Oasis di Sinai-Gaza yang Terbelah Perbatasan Kontroversial

Rafah, Kota Oasis di Sinai-Gaza yang Terbelah Perbatasan Kontroversial

Internasional
Hari Ke-12 Sidang Uang Tutup Mulut, Trump Diperingatkan Bisa Dijatuhi Hukuman Penjara

Hari Ke-12 Sidang Uang Tutup Mulut, Trump Diperingatkan Bisa Dijatuhi Hukuman Penjara

Global
Remaja Ini Temukan Cara Baru Buktikan Teorema Pythagoras Pakai Trigonometri, Diremehkan Para Ahli

Remaja Ini Temukan Cara Baru Buktikan Teorema Pythagoras Pakai Trigonometri, Diremehkan Para Ahli

Global
Dituduh Mencuri, Tentara AS Ditangkap di Rusia

Dituduh Mencuri, Tentara AS Ditangkap di Rusia

Global
Isi Usulan Gencatan Senjata di Gaza yang Disetujui Hamas, Mencakup 3 Fase 

Isi Usulan Gencatan Senjata di Gaza yang Disetujui Hamas, Mencakup 3 Fase 

Global
Sisa-sisa Kerangka Manusia Ditemukan di Bunker Perang Dunia II

Sisa-sisa Kerangka Manusia Ditemukan di Bunker Perang Dunia II

Global
Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Global
Warga Kuba Terpikat Jadi Tentara Rusia karena Gaji Besar dan Paspor

Warga Kuba Terpikat Jadi Tentara Rusia karena Gaji Besar dan Paspor

Internasional
Warga Rafah Menari dan Bersorak Mendengar Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza...

Warga Rafah Menari dan Bersorak Mendengar Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza...

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com