Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebelum Banjir Bandang Eropa, Ilmuwan Peringatkan Perubahan Iklim Bisa Picu Hujan Lebat

Kompas.com - 17/07/2021, 15:20 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Reuters

BRUSSELS, KOMPAS.com – Curah hujan ekstrem yang menyebabkan banjir bandang di Jerman barat dan Belgia sangat mengkhawatirkan.

Banyak orang di seluruh Eropa bertanya apakah perubahan iklim menjadi penyebab utama dari bencana tersebut.

Sebelumnya, para ilmuwan telah lama mengatakan bahwa perubahan iklim akan menyebabkan hujan lebat.

Baca juga: Korban Tewas Banjir Bandang di Eropa Capai 153, Tim Penyelamat Terus Bekerja

Tetapi, membuat konklusi tentang peran perubahan iklim dalam hujan lebat tersebut membutuhkan analisis yang memakan waktu setidaknya beberapa pekan.

"Banjir selalu terjadi, dan itu seperti peristiwa acak, seperti melempar dadu,” kata Ralf Toumi, seorang ilmuwan iklim di Imperial College London.

“Tapi kami telah mengubah kemungkinan melempar dadu," sambung Ralf Toumi sebagaimana dilansir Reuters, Sabtu (17/7/2021).

Korban tewas akibat banjir dahsyat di Eropa pada Sabtu mencapai 153 orang. Di Jerman saja, korban tewas akibat air bah mencapai 133 orang.

Baca juga: UPDATE Banjir Eropa: Sedikitnya 120 Orang Tewas dan Ratusan Lainnya Belum Ditemukan

Kanselir Jerman Angela Merkel menyebut banjir tersebut sebagai bencana, dan berjanji untuk mendukung mereka yang terkena dampak.

Secara umum kenaikan suhu global rata-rata sekarang sekitar 1,2 derajat Celcius di atas rata-rata sebelum era Revolusi Industri.

Para ilmuwan mengatakan, naiknya suhu global tersebut membuat hujan deras lebih mungkin kerap terjadi.

Udara yang lebih hangat menahan lebih banyak kelembapan, yang berarti lebih banyak air akan dilepaskan saat hujan.

Baca juga: Jumlah Korban Tewas Banjir Bandang di Eropa Akan Lampaui 100 Orang

"Ketika kita mengalami hujan deras, maka atmosfernya mirip spons - Anda memeras spons dan air mengalir keluar," kata profesor Meteorologi Teoretis di Universitas Leipzig Johannes Quaas.

Padahal, kenaikan suhu rata-rata global 1 derajat saja bisa meningkatkan kapasitas atmosfer dalam menahan air sebesar 7 persen.

Geert Jan van Oldenborgh dari World Weather Attribution memperkirakan, perlu waktu beberapa pekan untuk melihat hubungan antara perubahan iklim dan hujan lebat yang terjadi di Eropa yang menyebabkan banjir.

World Weather Attribution merupakan sebuah jaringan ilmiah internasional yang menganalisis bagaimana perubahan iklim mungkin berkontribusi pada peristiwa cuaca tertentu.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Sumber Reuters
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com